6-Antara cinta dan logika

10.2K 475 23
                                    

Membedakan antara nyaman dan senang itu sedikit sulit. Bersamamu aku nyaman Dan bersama dia aku senang. Lalu apa bedanya?

****

CHACA menatap dirinya tepat di depan cermin. Ia meneliti penampilan-nya dari atas hingga bawah, memastikan bahwa tidak ada yang kurang. Seragam yang tidak terlalu ketat, rok di bawah lutut, dan rambut sebahu yang di gerai. Membuat dirinya sangat cantik. Di tambah wajah putih yang natural dan bibir pink alami. Membuat setiap kaum adam ingin memiliki gadis polos itu.

Sudah hampir dua bulan lebih Chaca bersekolah di SMA Mekenzie. Rasanya waktu begitu cepat berlalu. Padahal baru kemarin rasanya ia mendaftar sekolah. Namun, tidak terasa sudah lumayan lama. Selama dua bulan lebih Chaca mengenal Adnan dan juga Davi, dua cowok menyebalkan menurutnya. Jika di bandingkan, jelas jauh berbeda. Davi lebih menyebalkan di banding Adnan.

Seketika Chaca teringat dengan istilah-istilah yang di ucapkan ketiga temannya. Make out dan making love. Kata yang begitu asing di dengarnya. Ia ingin mencari tahu tapi selalu saja lupa, padahal sudah lumayan lama istilah itu tergiang di pikirannya. Kali ini, ia akan tanyakan pada Adnan atau Davi. Jika pada ketiga temannya sudah pasti ia selalu di tertawakan. Sungguh menyebalkan!

"CHACA...CEPAT...." teriak Ayudia.

"Sebentar Bunda...." balas Chaca tak kalah kencang.

"CEPAT KELUAR! ADA TEMAN KAMU...."

Chaca mengkerutkan kening bingung. Siapa teman yang datang menjemputnya sepagi ini? Iren, Leta atau Kia? Ah, rasanya mustahil jika memang mereka bertiga. Sekolah saja datang selalu telat, mana mungkin mereka.

Chaca mengedikan bahu, nanti juga ia akan tau. Buat apa pusing-pusing mikir.

Chaca menyambar tas berwarna pink, mengambil ponsel lalu menaruh-nya di saku baju. Ia berjalan keluar kamar siap untuk pergi menuntut ilmu. Dan, mengetahui siapa teman yang menjemputnya.

Saat sudah berada di ruang tengah, Chaca tersenyum manis."Kak Adnan," panggil Chaca membuat Adnan menghentikan obrolannya dengan Ayudia.

Ya, yang menjemput Chaca adalah Adnan Pratama. Cowok berperawakan tinggi dengan wajah tegas serta tampan itu menatapnya seraya tersenyum manis. Si ketua OSIS yang selalu di puji-puji oleh semua cewek Mekenzie. Wajar saja, sudah ganteng, pintar, baik pula. Siapa coba yang gak mau?

"Ayo, Cha. Kita berangkat," ucap Adnan membuat Chaca tersentak.

"Bunda, Chaca pamit pergi sekolah ya," pamit Chaca seraya mencium punggung tangan Ayudia.

"Belajar yang bener!" tegas Ayudia.

"Siap Bunda...."

"Yaudah kalo gitu, Adnan sama Chaca pamit ya, tante," ucap Adnan dan berlalu pergi.

🍭🍭🍭

Di perjalanan, Chaca maupun Adnan sama-sama diam. Tidak ada yang berbicara sama sekali, benar-benar hening. Adnan yang fokus pada jalan, dan Chaca yang tengah asik memakan permen lolipopnya.

Dan seketika ia teringat dengan istilah make out dan making love. Tentu saja ia ingin segera menanyakan pada Adnan sebelum lupa.

ANTARA CINTA DAN LOGIKA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang