Kamu sendiri lupa bagaimana cara menghargai. Namun, meminta ku untuk tetap disini setelah berkali-kali melukai. Tidak adil sekali!
****
TATAPAN mata Chaca lurus kedepan, sesekali ia menghembuskan napasnya untuk menenangkan hati dan pikirannya. Davi, cowok itu benar-benar menyebalkan. Bukankah Davi tidak menyukainya? Bukankah Davi yang memintanya untuk tidak mengejarnya lagi? Bahkan Davi lah yang membuat dirinya seperti ini. Lalu, kenapa sekarang dengan gampangnya cowok itu mengucapkan kata 'Suka'. Dimana pikiran Davi selama ini? Entahlah, Davi itu terlalu naif atau hanya ingin memainkan hatinya saja. Yang jelas, ia bingung dengan perasaannya saat ini.
"Chaca," suara lembut Ayudia membuyarkan semua lamunan Chaca. Ia menoleh lalu tersenyum manis.
"Ada apa, Bunda?" tanya Chaca.
Ayudia mendesah pelan seraya berjalan mendekati anaknya."Di bawah ada Davi."
Mata Chaca sudah membulat sempurna, ia mengerjapkan matanya sedikit tidak percaya. Davi? Untuk apa cowok itu datang ke-rumahnya?
"Dia ngapain, Bunda?" tanya Chaca kesal.
Ayudia tersenyum,"Selesaikan masalah kamu, jangan memaksa diri untuk pergi. Karena Bunda tau, hati Chaca sudah stuck di Davi." Ayudia menasihati Chaca dengan begitu bijak. Ia tahu tentang masalah Chaca yang di hina oleh Davi. Tapi, entah mengapa ia tidak bisa marah, walaupun ia sakit hati karena anaknya di rendahkan seperti itu.
Chaca menggigit bibir bawahnya,"Apa yang harus Chaca lakukan, Bunda?" lirih Chaca.
"Antara cinta atau logika yang harus Chaca pilih?" lanjut Chaca merasa dilema.
Ayudia membelai surai puncak kepala anaknya."Kalau Chaca benar-benar cinta. Ikuti kata hati Chaca, jangan logika. Kadang logika enggak selamanya benar, Cha. Yang ada malah membuat Chaca tersiksa oleh perasaan Chaca sendiri," ujar Ayudia seraya tersenyum.
"Bunda gak marah Chaca sama Aidan? Kan dia udah merendahkan Chaca, Bun."
Ayudia mendesah pelan,"Bunda gak marah, hanya saja... Bunda sakit hati dengan perlakuan Davi terhadap Chaca. tapi, Bunda sudah memaafkan-nya, karena setiap orang pasti punya kesalahan, kan Cha?"
Chaca mengulum senyum manisnya,"Jadi, Chaca harus membuka hati lagi, Bun?"
Ayudia terkekeh,"Memangnya hati Chaca sudah tertutup untuk Davi?"
Chaca menggeleng,"Belum, Bun. Chaca suka banget sama Aidan. Dia juga cinta pertama Chaca. Jadi, mana mungkin hati Chaca tertutup," jelas Chaca.
"Yasudah kalau gitu, sana temuin Davi! Kasihan dia udah nunggu lama," suruh Ayudia.
Chaca mendengus,"Lamaan juga Chaca, Bun. Selama ini kan Chaca yang berjuang mati-matian." Chaca menggerutu kesal. Lalu ia melangkahkan kakinya untuk menemui Davi.
Ayudia geleng-geleng kepala melihat tingkah Chaca yang menggemaskan.
"Dasar remaja labil."
🍭🍭🍭
Chaca menuruni anak tangga satu persatu, ia menghela berat. Benar saja, sudah ada Davi di bawah sana yang tengah duduk seorang diri. Tapi... Ada yang aneh, wajah Davi tampak gugup. Apa cowok itu takut bertemu dengan dirinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA CINTA DAN LOGIKA [COMPLETED]
Ficção GeralWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!! Pertemuan kita adalah sebuah takdir yang tuhan rencanakan. Cover by : @Jeyyathala **** Berteman denganmu ternyata tidak semenyenangkan yang aku pikir, ada rasa yang tak terbalaskan dan itu menyakitkan. _Kalisa Zeli...