50-Antara cinta dan logika

6K 313 11
                                    

Kita yang bertemu sejak awal, tapi kamu yang pergi meninggalkan.

****

Davi terus menahan kesabarannya kala Chaca berbicara mengenai Adnan. Gadis polos itu tak henti-hentinya membahas tentang Adnan. Davi menghela berat seraya mengelus-elus dadanya. Berusaha sabar. Lagi-lagi Adnan! Bahkan telinganya mulai memanas. Yang lebih menyebalkan lagi Chaca datang ke apartemennya hanya untuk membahas Adnan. Menyebalkan sekali bukan?

"Aidan... Ayo dong maafkan kak Adnan!"

"Aidan harus berdamai sama kak Adnan."

"Jangan benci kak Adnan lagi."

"Mau ya Aidan."

Davi mengacak-acak rambutnya gusar, kepalanya mulai pusing mendengar semua ocehan Chaca.

"Kenapa si lo, bersikeras banget buat gue mau maafin si Adnan," sentak Davi.

Chaca menggigit bibir bawahnya, ia bingung harus seperti apa lagi untuk membujuk Davi. Pasalnya, hari ini Adnan akan berangkat ke bandara. Ya Tuhan! Apa yang harus ia lakukan?

"Aidan..." panggil Chaca pelan.

Davi mendesah pelan,"Apalagi, Cha?"

"Kenapa gak mau memaafkan kak Adnan?" tanya Chaca.

"Kan udah gue bilang, Cha. Dia penghancur segalanya! Dia bunuh Maura! Mama dia seorang pelakor!" tukas Davi tajam.

Chaca menelan silvanya gugup, berusaha memberanikan diri agar Davi mau mendengarkan semua penjelasannya.

"Chaca mau jelasin sesuatu, tapi... Aidan jangan marah dulu ya," ucap Chaca takut.

Davi menghembuskan napasnya pasrah,"Yaudah, cepet apa yang lo mau omongin tentang Adnan!"

Chaca tersenyum. Akhirnya, setelah membujuk Davi susah payah, cowok menyebalkan itu mau mendengarkan semua penjelasannya tentang Adnan.

"Jadi gini Aidan. Pasang telinga Aidan baik-baik!" tegas Chaca.

"Cepetan, Cha!"

Chaca menarik napas dalam-dalam, setelah itu ia hembuskan secara perlahan."Aidan! Apa selama ini Aidan tau kalo kak Adnan juga menderita karena kepergian Maura?" tanya Chaca.

Davi mengedikan bahunya acuh.

"Asal Aidan tau, ya! Kak Adnan itu udah rela mengorbankan perasaannya demi Aidan."

Davi terdiam dengan kerutan di keningnya. Ia masih belum paham.

Chaca menghela napasnya sejenak,"Aidan perlu tau! Kalo Maura juga adalah cinta pertama kak Adnan. Tapi, kasihannya cinta kak Adnan di tolak sama Maura demi Aidan. Ya, Maura lebih memilih Aidan di banding kak Adnan. Kebayangkan gimana sakitnya hati kak Adnan? Oya, soal kematian Maura! Itu sama sekali bukan kesalahan kak Adnan. Semuanya murni karena kehendak Tuhan! Mungkin itu cara Tuhan menyayangi Maura. Karena kita gak ada yang tau kapan kematian itu datang, Aidan! Semuanya di rahasiakan sama Tuhan. Apalagi Maura juga sakit, jadi memang sudah takdir." Ungkap Chaca dengan lantang membuat Davi terdiam. Chaca tersenyum tipis kala melihat perubahan Davi, ia yakin! Davi pasti sedang mencerna semua perkatannya.

ANTARA CINTA DAN LOGIKA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang