Kita yang bertemu sejak awal. Tapi dia yang membuat ku nyaman
****
MALAM ini Chaca sudah rapih menggunakan dress selutut berwarna navy. Kulitnya yang putih sangat cocok dengan dress yang ia kenakaan saat ini. Chaca duduk di teras, ia menunggu seseorang yang akan mengajaknya jalan. Entah, ia pun tidak tahu akan di ajak kemana.
Tiba-tiba motor besar berhenti tepat di depan rumah Chaca. Seseorang itu pun turun lalu berjalan ke arah Chaca seraya tersenyum manis. Seseorang tersebut adalah Adnan Pratama. Cowok yang tadi siang berjanji akan mengajaknya jalan, Chaca pun tidak bisa menolak. Di pikir Adnan adalah sosok laki-laki yang menyenangkan.
Chaca berdiri dari duduknya."Ayo kak," ajak Chaca semangat. Seumur hidup ia tidak pernah keluar malam bersama cowok, dan kali ini ia mempunyai kesempatan karena bundanya sedang pergi.
"Bentar, gue istirahat dulu. Cape soalnya," ucap Adnan seraya mendaratkan bokongnya.
Chaca berdecak."Sekarang aja kak. Nanti takut kemalaman," ucap Chaca seraya menarik tangan Adnan.
"Gak sabar amat," celetuk Adnan.
Menyebalkan! Dia yang mengajak pergi. Dia pula yang malas.
"Mmm...Emangnya kita mau kemana, kak?" tanya Chaca sedikit kepo.
"Kemana aja, asal sama lo," seru Adnan menggoda.
Chaca tersenyum kikuk, ia senang Adnan menggodanya. Tapi, ia lebih merasa senang jika bersama Davi. Entahlah ia pun bingung, tidak mau ambil pusing. Ia pun mengedikan bahu.
"Ayo kak," pinta Chaca seraya menarik tangan Adnan agar cepat pergi.
Adnan terkekeh, ia pun berjalan berdampingan bersama Chaca untuk menghampiri motornya.
Selama perjalanan Chaca terus bersenandung, suasana hatinya begitu baik. Ia senang Adnan mengajaknya jalan-jalan, di tambah bulan yang bersinar terang seakan mendukung suasana hatinya.
Adnan sesekali tertawa kecil melihat wajah Chaca dari kaca spion. Gadis polos itu tampak sangat menikmati semilir angin malam, Adnan menggeleng kala melihat Chaca yang bersenandung tidak jelas. Sebenarnya ia pun tidak mengerti dengan apa yang di nyanyikan gadis polos itu. Tidak mau ambil pusing, Adnan terus mengendarai motornya dengan kecepatan sedang.
Setelah beberapa menit perjalanan, kini Adnan menepikan motornya tepat didepan toko permen. Toko yang begitu besar dan banyak sekali segala macam jenis permen.
Mata Chaca berbinar, dengan cepat ia turun dari motor Adnan.
"Kak, ini beneran kakak ajak Chaca ke-sini?" tanya Chaca antusias.
"Menurut lo?" seru Adnan malas. Tentu saja ia akan mengajak Chaca masuk kedalam toko permen. Sudah jelas ia berhenti tepat di depan toko. Benar-benar lemot!
"Wah kak Adnan baik banget, ini baru pertama kali Chaca ke toko permen. Biasanya Chaca cuma beli di minimarket," ucap Chaca masih dengan mata yang berbinar.
"Iya. iya. Lo suka?" tanya Adnan basa-basi. Sudah pasti Chaca sangat menyukainya terlihat dari manik matanya yang berbinar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA CINTA DAN LOGIKA [COMPLETED]
Ficción GeneralWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!! Pertemuan kita adalah sebuah takdir yang tuhan rencanakan. Cover by : @Jeyyathala **** Berteman denganmu ternyata tidak semenyenangkan yang aku pikir, ada rasa yang tak terbalaskan dan itu menyakitkan. _Kalisa Zeli...