Kamu itu aneh.
Aneh sekali. Kadang kamu berikap manis dan menyenangkan. Membuat ku seolah satu-satunya yang ada untuk mu. Dan membuat ku tersipu malu. Tapi semudah membalikan telapak tangan, dalam sekejap. Kamu bisa membuat ku orang paling prihatin di muka bumi ini. Seolah ingin tak ingin. Acuh tak acuh.****
Chaca menggulingkan tubuhnya ke-kanan dan ke-kiri. Gadis itu tampak gelisah, pikirannya kembali terfokus pada cowok berdarah indonesia-inggris tersebut. Davi, cowok itu berhasil membuatnya dilanda rasa gelisah akibat perasaannya sendiri. Seumur hidup ia tidak pernah merasakan hal-hal aneh seperti ini. Dan sekarang, ia selalu saja merasakannya setiap berdekatan dengan Davi.
Mungkinkah ia benar-benar jatuh cinta?
Ah, rasanya mustahil. Davi adalah cowok yang sangat menyebalkan, dan pertemuannya hanya ketidak sengajaan. Tapi... Rasanya ia sudah nyaman dan senang jika bersama cowok menyebalkan itu.
"Chaca, kenapa belum tidur?" suara wanita paruh baya membuyarkan semua lamunannya.
Chaca mengubah posisinya menjadi duduk. Ia tersenyum pada bundanya.
"Bunda sini..." pinta Chaca pada Ayudia yang berada di ujung pintu.
Kening Ayudia mengernyit bingung, merasa heran dengan tingkah anaknya. Ia pun berjalan menghampiri anak kesayangannya itu.
"Bunda, Chaca mau cerita," ucap Chaca membuat Ayudia semakin bingung. Mungkinkah anaknya sedang ada masalah?
Ayudia mendudukan bokongnya tepat di samping Chaca, membelai surai puncak kepala anaknya.
"Anak Bunda kenapa, hmm? Ada masalah-kah?" tanya Ayudia. Tidak biasanya Chaca seperti ini.
Chaca menggigit bibir bawahnya, ia bingung harus mulai dari mana."Mmmm...Bunda, sepertinya Chaca jatuh cinta," ucap Chaca pelan namun sukses membuat Ayudia membulatkan matanya.
"Kamu serius?" tanya Ayudia tidak percaya. Anak gadisnya yang polos kini mulai jatuh cinta. Harus senangkah? Atau khawatir.
"Chaca serius Bunda," ucap Chaca pelan masih dengan wajah yang menunduk.
Ayudia menghela napasnya, ia tau anaknya belum pernah merasakan yang namanya cinta. Mungkinkah cowok tersebut adalah cinta pertama anaknya.
"Siapa dia? Apa alasan anak Bunda ini suka sama dia?" tanya Ayudia.
"Dia manusia Bunda, alasannya karena Chaca nyaman dan senang jika bersama dia. Dia juga cowok yang baik, walaupun menyebalkan," ujar Chaca menjelaskan.
Ayudia memutar bola mata jengah, jawaban anaknya memang benar. Tapi, awalnya yang tidak benar, ia sudah tau cowok tersebut adalah manusia. Masa iya alien?
"Maksud Bunda siapa namanya, Cha." ucap Ayudia mencoba sabar.
Chaca menggeleng tegas,"Chaca enggak bisa kasih tau namanya, tapi Chaca benar-benar suka sama dia, Bun." ucap Chaca yang terdengar tulus.
Ayudia menghela berat,"Oke! Bunda izinkan Chaca suka dengan cowok itu. Tapi, apakah cowok itu menyukai Chaca juga," tanya Ayudia.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA CINTA DAN LOGIKA [COMPLETED]
Ficção GeralWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!! Pertemuan kita adalah sebuah takdir yang tuhan rencanakan. Cover by : @Jeyyathala **** Berteman denganmu ternyata tidak semenyenangkan yang aku pikir, ada rasa yang tak terbalaskan dan itu menyakitkan. _Kalisa Zeli...