Sepertinya dimana ada aku di situ ada kamu
****
Chaca membuka matanya, ia melirik jam dinding pukul 06.00 pagi. Gadis itu menggeliat merentangkan tulang-tulangnya yang sempat kaku. Dengan gesit Chaca mengubah posisinya menjadi duduk, lalu ia mengerjapkan matanya yang masih terasa berat.
Chaca bangkit dari duduknya, ia melangkahkan kaki menuju kamar mandi seraya mengucek-ngucek matanya. Berhubung hari ini adalah hari minggu ia berniat ingin jalan-jalan di sekitar taman.
Selang beberapa menit Chaca sudah selesai dengan ritual mandinya. Kini ia mengenakan kaus lengan panjang dan juga celana panjang, ia pikir masih sangat pagi dan sudah pasti udara masih sangat dingin. Chaca melangkahkan kakinya menuju ruang tengah, ia berniat ingin sarapan terlebih dahulu sebelum berjalan-jalan disekitar taman.
Seketika mata Chaca berbinar, sorot kerinduan terpancar jelas dimanik mata gadis polos itu.
"AYAH..." pekik Chaca membuat Arvin serta Ayudia tersentak kaget.
Arvin adalah ayahnya Chaca, ia pulang tadi malam sekitar pukul 23.45. Sebenarnya ia sengaja pulang karena rindu dengan putri kecilnya. Pekerjaan Arvin yang terbilang cukup sibuk membuat ia sulit untuk berkumpul dengan keluarga kecilnya. Maka dari itu ia sengaja mengambil cuti selama dua hari untuk melepas rindu dengan Chaca. Walaupun sedikit sulit saat ia meminta izin.
Chaca berlari dan langsung memeluk tubuh Arvin. Ia benar-benar rindu dengan ayahnya yang jarang sekali pulang.
"Ayah kenapa enggak bilang Chaca kalo pulang," omel Chaca membuat Arvin terkekeh.
"Kejutan sayang," ucap Arvin seraya membelai surai rambut anak satu-satunya.
"Ayah, Chaca rindu."
"Jangan rindu! Berat, Chaca enggak akan kuat." Ucap Arvin tertawa geli.
Chaca bersungut sebal, sejak kapan ayahnya yang terkenal tegas tapi malah menjadi korban Dilan 1990?
"Yah, Chaca serius," rengek Chaca manja.
Arvin terkikik geli melihat tingkah Chaca yang masih saja seperti anak kecil. Namun inilah yang selalu Arvin rindukan pada putri kecilnya.
"Ayah juga rindu sama Chaca," ujarnya,"Eh, ngomong-ngomong Chaca mau kemana kok rapih banget? Ini masih pagi, Cha," tanya Arvin yang baru menyadari kalau Chaca sudah sangat rapih.
Chaca menyengir,"Chaca mau jalan-jalan di sekitar taman, Yah," ucap Chaca.
"Sendiri?"
Ting!
Sebuah notifikasi membuat Chaca menghentikan obrolan-nya dengan sang ayah. Ia langsung membuka notif tersebut yang berasal dari sebuah grup.
GIRL MEKENZIE
Iren Jovanka : Cha, kita bertiga ada di dekat taman rumah lo nih.
Aleta Elvina : Iya, Cha mending lo kesini deh.
Azkia Arabela : Ho'oh Cha, rame nih banyak cogan pula.
Chaca tersenyum manis. Baru saja ia berniat ingin berjalan-jalan di taman, namun sudah ada ketiga temannya. Jadi ia tidak sendiri.
Jari lentik Chaca mulai mengetikan sesuatu.
Iyah, Nanti Chaca ke situ.
Aleta Elvina : Elah cepet Cha, jangan nanti
Azkia Arabela : lama banget sih lo, Cha
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA CINTA DAN LOGIKA [COMPLETED]
Ficción GeneralWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!! Pertemuan kita adalah sebuah takdir yang tuhan rencanakan. Cover by : @Jeyyathala **** Berteman denganmu ternyata tidak semenyenangkan yang aku pikir, ada rasa yang tak terbalaskan dan itu menyakitkan. _Kalisa Zeli...