38-Antara cinta dan logika

6.2K 282 10
                                    

Ada saat-nya nanti kamu ngegalauin aku.
Ada saat-nya nanti kamu merhatiin aku.
Ada saat-nya nanti kamu peduliin aku.
Dan, ada saat-nya kamu jadi milik aku.
Semua hanya soal waktu dan kesabaran.

****

Davi berjalan santai di sepanjang koridor seraya mengisap sebatang rokok-nya. Seolah-olah ia lah pemilik sekolah, jam sudah menunjukan pukul delapan lewat sepuluh. Itu tandanya Davi telat lagi, ini bukan yang pertama atau kedua kalinya Davi telat, namun setiap hari ia selalu telat pergi sekolah. Masa bodo, ia tidak pernah memusingkan hal itu, ia pikir yang penting masuk sekolah dari pada tidak sama sekali.

Beberapa langkah lagi Davi akan segera memasuki kelasnya. Namun, ia menghentikan langkah kakinya lalu membuang sebatang rokok-nya itu pada tempat sampah, ia hanya tidak mau mencari-cari masalah lagi untuk saat ini. Bukan lelah, melainkan bosan dengan semua peringatan yang di berikan pihak sekolah, karena itu sama sekali tidak berpengaruh pada dirinya. Dan Leo, selalu saja menceramahi-nya tanpa henti. Itu sangat menyebalkan.

Baru satu langkah Davi menginjakan kelas untuk menuju bangkunya, namun langsung tertahan oleh ucapan seseorang.

"Telat lagi? Selalu seperti ini! Mau sampai kapan?"

Davi menghela berat saat seseorang itu membuka suara. Bu Jasmine, guru yang sangat menyebalkan di banding guru lainnya. Bahkan Pak Abdul saja yang terkenal killer kalah dengan Bu Jasmine. Memang, Bu Jasmine bukan guru matematika atau pelajaran sulit lainnya. Dia hanya guru bahasa indonesia. Kenapa bisa menyebalkan? Karena jika beliau sudah berbicara itu akan sangat panjang. Seperti mendongeng jika kalian tahu. Dan, itu yang membuat Davi malas berurusan dengan Bu Jasmine. Lagi pula bukankah Bu Jasmine sedang cuti selama ini? Untuk apa dia kembali lagi? Sangat tidak penting! Selama ini Bu Jasmine cuti karena dia sakit dan harus di operasi. Kalau masalah sakit apa, semua juga tidak ada yang tahu.

"Davi!!" bentak Bu Jasmine seraya berkacak pinggang.

Davi mendesah pelan."Ada apa, Bu?" tanya Davi enteng.

"Kamu bilang ada apa? Kamu itu telat datang ke-sekolah! Lalu dengan santai-nya kamu bilang ada apa?" ucap Bu Jasmine menahan emosinya.

Davi melipat kedua lengannya di atas dada,"Ibu ini bawel sekali. Baru aja masuk udah marah-marah," ucap Davi santai.

Bu Jasmine menghembuskan napasnya kasar."Bagaimana saya tidak marah-marah. Kelakuan kamu itu selalu membuat saya naik darah!" tajam Bu Jasmine.

Davi berdecak,"Ibu itu ribet banget tau gak! Kalo gak mau naik darah, ya gak usah pedulikan saya!" cerca Davi.

Semua murid yang ada di dalam kelas hanya bisa berdiam diri seraya memperhatikan Davi dan Bu Jasmine yang sedang berdebat. Chaca yang sudah gemas ingin merelai pun tidak berani. Sedangkan Iren, Leta dan juga Kia malah asik dengan ponselnya. Ivan dan Rafa pun malah tertidur. Benar-benar tidak ada yang bisa di andalkan!

"Kamu ini kalo di bilangin ngejawab terus!" bentak Bu Jasmine.

"Ibu itu aneh sekali, di jawab salah gak di jawab juga salah. Seperti Abg labil saja," ucap Davi.

"Lagian, ngapain juga sih ibu segala masuk, udah selesai cuti-nya selama ini? Gak mau cuti lagi, Bu?" lanjut Davi membuat kesabaran Bu Jasmine habis.

ANTARA CINTA DAN LOGIKA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang