🥀11| Doubt

4.8K 572 4
                                    

Budayakan vote terlebih dahulu sebelum membaca. Biasakan untuk mengapresiasi karya seseorang.

Selamat membaca . . .

========================

Harapan bahagia tidak seutuhnya sirna. Mungkin masih ada secercah bahagia yang menanti. Semoga saja.

--Once Again--

Setelah kepulangan Lisa dari rumahnya, Chaeyoung melangkah menuju kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah kepulangan Lisa dari rumahnya, Chaeyoung melangkah menuju kamarnya. Tubuhnya terasa penat. Ujian di SNU membuat tenaganya cukup terkuras. Belum lagi penyakit flunya yang belum sepenuhnya sembuh.

Chaeyoung menatap langit-langit kamarnya. Tiba-tiba pikirannya dipenuhi oleh Jimin. Chaeyoung heran dengan dirinya sendiri yang kerap kali memikirkan pria bermarga Park itu. Ingatannya kembali saat ia melihat Jimin yang baru saja pulang tadi. Kenapa Jimin pulang bekerja lebih cepat? Biasanya pria itu lebih sering menghabiskan hari-harinya di kantor. Jimin adalah tipe pekerja keras, pikir Chaeyoung.

Yang Chaeyoung lihat, wajah Jimin terlihat muram dan tidak bersemangat hari ini.

"Apa dia sedang ada masalah di kantor?" terkanya.

"Andai saja dia lebih terbuka padaku. Aku siap jadi tempatnya bercerita."

Chaeyoung menghela napasnya gusar.
Merutuki dirinya yang terus memikirkan Jimin. Sementara Jimin belum tentu memikirkannya.

Chaeyoung mengambil ponselnya, lalu ia mencari kontak Ayahnya. Ada sesuatu hal yang ingin dibicarakannya.

"Hallo, Appa." Chaeyoung sedikit mengeraskan volume teleponnya.

"Yeobseo?" Terdengar suara Seojun di sana.

"Appa, kenapa kau belum mengirimiku uang bulanan?" tanya Chaeyoung. Chaeyoung menelepon Ayahnya untuk meminta uang. Gadis itu hanya saja heran, kenapa Ayahnya tidak mentransfer uang ke rekeningnya? Padahal uang di rekeningnya sudah menipis.

Setelah menanyakan hal itu, Chaeyoung mendengar suara Seojun yang tertawa renyah.

"Appa, kenapa kau tertawa? Apa ada yang lucu?"

"Kau ini bagaimana, sih? Nak, dengarkan aku. Kau itu sudah bersuami, jadi segala kebutuhanmu, suamimu yang menanggung."

Chaeyoung menghela napasnya gusar. Chaeyoung tahu sepenuhnya, bahwa seharusnya dia meminta uang pada Jimin, tapi Chaeyoung tidak memiliki keberanian. Lagi pula, seharusnya Jimin bisa lebih peka padanya untuk memberikannya uang tanpa harus diminta terlebih dahulu.

"Jadi aku tidak mendapat uang dari Appa lagi?"

"Bukannya appa pelit. Tapi kau bukan tanggung jawab appa lagi, eoh?"

Once Again | JIROSÉ ✔ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang