Budayakan vote terlebih dahulu sebelum membaca. Mari saling mengapresiasi :)
=========================
Melewati hari-hari dengan berbagai tekanan, menjalani semuanya dengan berusaha tersenyum. Apa yang terjadi pada Chaeyoung bukanlah hal mudah. Hidup dengan tuduhan yang sama sekali tidak dia lakukan, disalahkan atas kesalahan yang menyudutkan dirinya—semua itu masih menjadi hal memilukan bagi Chaeyoung.
Jimin dan Chaeyoung semakin jauh, bahkan terlihat seperti orang asing satu sama lain. Mereka tidak pernah berbicara barangkali sepatah kata pun. Sejak kepulangan Chaeyoung dari party Yeri tiga minggu lalu, itu adalah terakhir kalinya Chaeyoung berbicara dengan Jimin. Tidak bisa disebut berbicara, melainkan sebuah pertengkaran.
Yang dilakukan Chaeyoung saat ini adalah berusaha tegar. Memprediksi kapan hubungannya dengan Jimin membaik—itu sebuah kesia-siaan. Mungkin, tiba saatnya nanti, jika Chaeyoung terlalu lelah dengan hidupnya yang seperti ini—dia akan memilih menyerah dan pergi.
Jam hampir menunjukkan pukul dua belas malam, tapi Chaeyoung masih mengerjakan tugas kuliah. Sedari tadi dia tidak berhenti menguap—menahan kantuk. Namun, tugas kuliahnya harus selesai malam ini juga—mengingat besok harus segera diserahkan kepada dosen pengampu mata kuliah.
Suara dering ponsel yang cukup nyaring, sejenak mengganggu konsentrasi Chaeyoung. Gadis itu melirik ponselnya yang berada tepat di samping buku. Keningnya mengerut, lalu dengan cepat mengambil ponselnya. Chaeyoung memastikan berulangkali tulisan yang tertera di layar awal ponselnya.
“Besok dia ulang tahun? Omo!” Chaeyoung sedikit memekik, lantas menggigit bibir bawahnya.
Sebuah pengingat di ponselnya, memberitahu bahwa besok adalah ulang tahun seseorang. Seseorang yang selama dua bulan ini selalu menyakitinya. Chaeyoung sengaja memasang pengingat ulang tahu Jimin, bahkan jauh-jauh hari sebelum mereka bertengkar.
“Apa aku harus memperbaiki semuanya?” Chaeyoung bertanya dengan diri sendiri, mempertimbangkan sesuatu.
“Apa ini momen yang tepat agar aku dan Jimin kembali seperti dulu?”
Sebuah rencana yang ingin Chaeyoung lakukan agar hubungan mereka kembali membaik. Mungkin saja, apa yang akan Chaeyoung rencanakan dalam menyambut ulang tahun Jimin—bisa membuat Jimin bersikap seperti dulu. Itu adalah harapan Chaeyoung.
“Aku tidak kan mempertimbangkannya lagi. Aku harus melakukannya,” tekadnya. “Bogoshipoyeo, Hubby.”
Memiliki rasa percaya diri tinggi dan penuh keyakinan, Chaeyoung yakin dengan apa yang akan dia lakukan nanti.
Chaeyoung melihat jam di ponselnya, sudah menunjukkan jam 24.00 KST. Chaeyoung tersenyum getir, lantas membuka galeri berisi foto-foto di ponselnya. Pernah dia mengambil foto selfie dengan Jimin sewaktu mereka pergi berjalan-jalan di Myeongdong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Again | JIROSÉ ✔ [SUDAH TERBIT]
Fanfic5 CHAPTER TERAKHIR TELAH DI UNPUBLISH UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN [JIROSÉ] Semua terasa begitu cepat baginya, hingga takdir tidak memihak padanya. Takdir yang menentukan dia harus hidup bersama perempuan yang tidak diinginkannya. Park Jimin tidak p...