Budayakan vote terlebih dahulu sebelum membaca. Happy reading.
=========================
Kondisi Chaeyoung semakin hari semakin baik. Dokter juga mengatakan bahwa benturan yang ada di kepalanya tidak begitu mengkhawatirkan. Memang, Chaeyoung sempat mengalami pendarahan di otak, tetapi itu semua bisa diatasi tentunya dengan keadaan yang semakin membaik.
Merasa bosan, Chaeyoung memaksa Alice untuk membawanya berjalan-jalan ke taman rumah sakit. Awalnya Alice menolak karena ingin Chaeyoung beristirahat saja di ruang rawat. Namun, karena paksaan Chaeyoung, ibu satu anak itu menurut.
Alice mendorong kursi roda Chaeyoung menuju taman belakang. Hingga mereka sampai di taman belakang, Alice berhenti mendorong kursi roda Chaeyoung.
"Ini pertama kalinya aku menghirup udara segar," ungkap Chaeyoung. Wanita itu menikmati udara di sekitar sebanyak mungkin. Selama ini dia sangat bosan berada di ruang rawatnya dan hari-harinya begitu semu.
"Kulihat, Jimin selalu mencoba menemuimu. Tapi kenapa kau selalu menolaknya?" Alice tidak tahu maslah apa yang menimpa rumah tangga Chaeyoung dan Jimin, tetapi dia tidak tega melihat adik iparnya selalu mendapat penolakan dari Chaeyoung.
Setiap kali Jimin ingin menjenguk Chaeyoung, Chaeyoung selalu menyuruhnya keluar dan mengatakan tidak ingin bertemu.
"Jangan membicarakannya, Eonnie," ucap Chaeyoung dengan sedikit penegasan.
"Setidaknya kalian harus bicara, eoh? Jangan menghindar seperti ini."
Chaeyoung terdiam. Tidak ada yang salah dari ucapan Alice. Namun, untuk bertemu Jimin, itu membuat Chaeyoung terluka. Chaeyoung kembali mengingat saat-saat tersulitnya ketika bertengkar dengan Jimin. Juga pengkhianatan yang Jimin lakukan. Semua memori itu masih tersusun rapi di ingatannya.
"Aku tidak membela siapa pun, Chaeyoungie. Tapi alangkah baiknya kalian saling berbicara jika kalian mengalami permasalahan dalam rumah tangga."
"Aku akan memikirkannya lagi, Eonnie."
Alice mengembangkan senyum. Dari dulu pun, Chaeyoung selalu mudah menerima masukan dari orang lain. Yang Alice lihat saat ini, adiknya tumbuh menjadi perempuan kuat dan tangguh. Apa pun itu, Alice hanya berharap semoga Chaeyoung selalu bahagia.
"Gomawo, Eonnie." Chaeyoung memegang tangan Alice. Alice selalu menjadi sandaran terbaik bagi Chaeyoung.
"Yang terpenting, adikku harus bahagia. Tidak ada pengecualian," kata Alice semakin membuat Chaeyoung menghangat detik itu juga.
Sister goals, itu definisi dari mereka.
Alice mengalihkan fokusnya ke ponsel yang berada di saku celana. Tertera nama suaminya di sana. Wanita itu segera mengangkat telepon dari suaminya. Tidak beberapa lama kemudian, dia kembali menaruh ponsel ke saku celana. Barusan suaminya mengatakan bahwa Aera sedang menangis dan membutuhkan Alice. Alice dan suaminya tentu juga Aera berkunjung ke rumah sakit untuk menjenguk Chaeyoung. Tadinya Alice menitipkan Aera pada suaminya karena ingin menemani Chaeyoung di taman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Again | JIROSÉ ✔ [SUDAH TERBIT]
Fiksi Penggemar5 CHAPTER TERAKHIR TELAH DI UNPUBLISH UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN [JIROSÉ] Semua terasa begitu cepat baginya, hingga takdir tidak memihak padanya. Takdir yang menentukan dia harus hidup bersama perempuan yang tidak diinginkannya. Park Jimin tidak p...