Budayakan vote terlebih dahulu sebelum membaca. Biasakan untuk mengapresiasi karya seseorang.
Happy reading . . .
=========================
Chaeyoung sudah selesai memasak untuk Jimin. Sambil membawa dua piring nasi goreng kimchi ke meja makan, ia tersenyum sumringah.
Jimin yang awalnya memainkan ponsel, mendadak menghentikan aktivitasnya saat melihat Chaeyoung menyuguhkan sepiring nasi goreng kimchi di hadapannya.
"Selamat menikmati," ujar Chaeyoung sembari tersenyum.
"Gomawo," balas Jimin.
Aroma masakan Chaeyoung sangat menggugah selera. Bahkan Jimin tidak sabar untuk melahapnya.
Suasana mendadak hening, mereka berdua sama-sama menikmati makanan. Sesekali Chaeyoung melirik Jimin yang terlihat lahap memakan masakannya. Dalam hati ia berteriak senang. Sesederhana itu saja bisa membuatnya bahagia.
"Sejak kapan kau pintar memasak?" tanya Jimin memecah keheningan. Ia sudah selesai melahap habis makanannya. Ia benar-benar lapar.
"Sejak kecil," jawab Chaeyoung, lalu meneguk segelas air putih.
"Kukira remaja sepertimu tidak mau repot-repot memasak di dapur."
Chaeyoung terkekeh pelan menanggapi ucapan Jimin. "Kau pikir aku gadis yang manja?"
"Tadinya aku berpikir begitu. Apalagi kau adalah anak bungsu di keluargamu, kau juga masih remaja. Tapi, kupikir aku salah mengartikan."
Kali ini Chaeyoung tertawa renyah. Hey, jadi selama ini Jimin mengiranya gadis yang manja dan hanya mengandalkan orang lain?
"Park Chaeyoung tidak seperti itu," ujarnya dengan menyombongkan diri.
"Kau tetap gadis yang manja."
Perkataan Jimin membuat Chaeyoung mengernyit. "Wae? Bukannya kau mengatakan bahwa persepsimu tentang diriku berubah?"
"Bagiku, kau tetap gadis yang manja." Jimin menekan kata demi kata yang diucapkannya.
"Yak! Kenapa kau berubah pikiran?" pekik Chaeyoung tidak terima.
"Ah, sepertinya aku perlu mengingatkanmu lagi."
Chaeyoung mendadak kesal dengan Jimin. Dan dia tidak terima disebut sebagai gadis yang manja oleh Jimin. Chaeyoung menganggap dirinya adalah gadis yang kuat dan mandiri.
"Kau ingat tidak sewaktu kau sakit? Kau memaksaku untuk menyuapimu makan, apakah itu namanya bukan manja?" Jimin terkekeh mengingat betapa manjanya Chaeyoung ketika sakit saat meminta Jimin menyuapinya.
Wajah Chaeyoung bersemu merah. Dia benar-benar malu sekaligus merasa tersudutkan. Dalam hati dia merutuk karena sikapnya yang tidak terkendali. Sudah menjadi kebiasaannya jika sedang sakit pasti meminta perhatian lebih dari orang-orang sekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Again | JIROSÉ ✔ [SUDAH TERBIT]
Fanfiction5 CHAPTER TERAKHIR TELAH DI UNPUBLISH UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN [JIROSÉ] Semua terasa begitu cepat baginya, hingga takdir tidak memihak padanya. Takdir yang menentukan dia harus hidup bersama perempuan yang tidak diinginkannya. Park Jimin tidak p...