30| Hubby

3.7K 448 4
                                    

Budayakan vote terlebih dahulu sebelum membaca :)

=======================
Kejujuran adalah hal yang utama dalam sebuah hubungan. Jangan abaikan sebuah kepercayaan karena itu dapat menghancurkan sebuah hubungan.

 Jangan abaikan sebuah kepercayaan karena itu dapat menghancurkan sebuah hubungan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jadwal kepulangannya ke Seoul terasa sangat lama bagi Jimin. Dia terus merengek pada Namjoon layaknya anak kecil yang rewel. Dia tidak bisa berjauhan dengan Chaeyoung. Jimin rindu, rindu istri kesayangannya.

"Hyung, kenapa waktu berputar sangat lama? Apa rotasi bumi memiliki perlambatan?"

Pertanyaan macam itu? Namjoon benar-benar tidak habis pikir dengan pertanyaan konyol Jimin.

Namjoon berdecih. "Aku masih mempertanyakan otakmu," selidiknya.

Jimin melotot tidak suka. "Hyung, sepertinya aku yang pantas menanyakan itu. Apa kau baru saja mengatai seorang CEO Faster Corp yang memiliki IQ tinggi dan lulusan terbaik di Harvard University?" Jimin memang sesombong itu, tapi apa yang disombongkannya memang benar adanya. Jimin, di usia mudanya mampu menjadi lulusan terbaik di Harvard. Sebuah pencapaian yang sangat fantastis. Tak heran jika perusahaannya berkembang pesat, bahkan semenjak Jimin yang mengambil kendali perusahaan ayahnya, Faster Corp mampu bersaing dengan perusahaan ternama lainnya di dunia.

Namjoon terkekeh pelan. "Ya. Kau benar. Tapi, otakmu mendadak tidak berfungsi dengan baik jika berhubungan dengan Chaeyoung," sindir Namjoon.

"Silakan saja kalau kau mau pulang, tapi jangan salahkan aku kalau kau akan kehilangan kolega bisnismu di sini." Suara Namjoon terdengar seperti mengancam. Sebenarnya dia juga muak melihat Jimin yang terkadang tidak fokus dengan pekerjaannya.

Dulu, sewaktu Jimin masih bersama Nayeon, dia juga pernah meninggalkan Nayeon untuk urusan pekerjaan selama satu bulan ke New York. Namun, Jimin terlihat biasa saja. Tidak seperti sekarang, pria itu terlihat gusar dan gelisah karena meninggalkan istrinya.

"Hyung, seandainya kau memiliki istri. Dan kau harus meninggalkannya karena urusan pekerjaan, aku pastikan, kau pasti bersikap sama sepertiku."

"Oh ya? Aku tidak percaya."

Jawaban Namjoon membuat Jimin kesal. "Yak! Makanya menikah, Hyung!" cibirnya.

"Tunggu saja undangan pernikahannya."

"Jangan sampai jadi perjaka tua." Jimin tidak henti-hentinya meledek Namjoon.

"Yak! Beraninya kau mengataiku?!"

"Hehe, mian, Hyung."

......

Jimin sedikit melonggarkan ikatan dasinya. Meeting kali ini benar-benar menyita tenaganya. Sekarang dia sudah balik ke apartemen. Dia buka jasnya, lalu menggulung kemeja hitamnya sampai siku. Ponselnya berdering, Chaeyoung yang menelepon. Kedua sudut bibirnya membentuk senyum. Seketika rasa lelahnya hilang begitu saja saat Chaeyoung meneleponnya.

Once Again | JIROSÉ ✔ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang