🥀3| First Night

6.4K 692 4
                                    

Budayakan vote terlebih dahulu sebelum baca. Jadilah readers yang bisa mengapresiasi karya seseorang.
Happy reading . . .

========================

PERNIKAHAN antara Chaeyoung dan Jimin sudah berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PERNIKAHAN antara Chaeyoung dan Jimin sudah berlalu. Acara pernikahan mereka hanya dihadiri kerabat terdekat saja. Ini merupakan permintaan dari Jimin dan Chaeyoung, karena mereka tidak ingin pernikahan mereka terekspos ke publik. Kedua orang tua mereka juga menyetujui.

Bahkan Chaeyoung tidak memberitahu pernikahannya kepada teman-teman terdekatnya. Lisa yang berstatus sebagai sahabat karibnya saja tidak dia beritahu.

Acara pernikahannya dengan Jimin benar-benar bersifat tertutup.

Chaeyoung menatap pantulan dirinya di sebuah cermin besar yang berada di kamar itu.

Dirinya masih memakai gaun pengantin. Saat ini ia berada di kamar Jimin, lebih tepatnya Chaeyoung dibawa Jimin ke rumahnya.

Tidak ada gurat kebahagiaan yang terpancar di wajahnya. Baik Chaeyoung maupun Jimin, mereka sama-sama menunjukkan ekspresi datarnya saat pernikahan berlangsung.

Ingatan Chaeyoung tertuju sewaktu ia dan Jimin mengucap janji suci pernikahan. Ketika Jimin sudah selesai mengucapkan janji suci pernikahan, lelaki itu mengecup kening Chaeyoung. Chaeyoung merasakan jantungnya berdegup lebih cepat saat bibir Jimin menempel di keningnya.

Ais, aku malah memikirkan kecupannya, gerutunya dalam hati. Chaeyoung membuang jauh-jauh pikirannya itu.

Sesaat kemudian Chaeyoung kembali memikirkan sesuatu. Saat ini ia merasa jika waktu begitu cepat berjalan hingga saat ini ia sudah berstatus menjadi istri dari Park Jimin.

Semua hal yang mungkin terjadi di rumah tangganya kelak bersama Jimin sudah bisa ia perkirakan.

Kebahagiaan yang seharusnya ia dapatkan ketika menikah sepertinya akan sirna. Bagaimana mungkin ia bisa mendapatkan kebahagiaan sedangkan dirinya dan Jimin tidak mencintai satu sama lain?

Apa waktu berpihak padaku? Apa aku bisa bahagia bersamanya? Atau justru ini awal bahwa hidupku akan terasa pahit. Chaeyoung bergumam dalam hati. Sedari tadi ia terus melamun.

"Apa yang sedang kau pikirkan?"

Chaeyoung tersentak saat suara Jimin menyadarkan lamunannya. Dari cermin ia bisa melihat Jimin berdiri di samping kasur. Lelaki itu baru saja keluar dari kamar mandi untuk mengganti baju.

"Anni. Aku tidak memikirkan apa-apa." Chaeyoung beralibi. Jelas ia sedang memikirkan hal yang mengusik dirinya.

Jimin mendudukkan diri di kasur. "Jangan bohong. Aku bisa melihat wajahmu yang menahan beban."

Chaeyoung terdiam. Jimin sangat mahir membaca mimik wajahnya. Dan sejujurnya ia memang tertekan dengan pernikahan ini.

"Kau tidak perlu risau dengan pernikahan ini," ucap Jimin kemudian.

Chaeyoung mengerutkan dahi.

"Kau bebas melakukan apa pun. Aku tidak akan melarangmu."

Mendengar itu, Chaeyoung langsung menoleh ke belakang. Menatap Jimin yang saat ini juga menatapnya.

"Aku tidak akan membatasimu dalam hal apa pun. Lakukan apa yang bisa membuatmu bahagia. Termasuk menikmati masa-masa mudamu. Jangan bebankan dirimu dengan pernikahan ini."

Hati Chaeyoung menghangat mendengar pernyataan Jimin barusan. Setidaknya walaupun Chaeyoung sudah memiliki suami, Chaeyoung bisa bebas menikmati masa mudanya. Sepertinya Jimin mengerti keadaannya.

Seulas senyum terbit di bibir tipis Chaeyoung.

"Aku tidak tahu apakah pernikahan ini bisa berjalan lama atau tidak. Yang jelas, aku ingin mengatakan padamu, bahwa jangan berharap aku bisa membahagiakanmu. Jangan berharap aku bisa mencintaimu. Jangan berharap lebih padaku, itu akan menyakitimu."

Baru saja Jimin menghangatkan hati Chaeyoung, kini lelaki itu membuat hati Chaeyoung tergores dengan ucapannya barusan.

Chaeyoung meremas gaun pengantinnya. Rasa sesak menjalar di hatinya yang terasa sakit saat Jimin berkata demikian. Hati kecilnya berteriak bahwa tidak bisakah Jimin menghargai dirinya?

"Aku mengerti. Pasti sulit bagimu untuk menerima kehadiranku. Perasaan seseorang tidak bisa ditebak. Perasaan bisa berubah kapan pun. Semua berjalan seiring waktu. Aku sudah mempersiapkan diriku jika sewaktu-waktu aku tersakiti. Dan kau benar. Aku tidak boleh terlalu berharap dengan pernikahan ini." Chaeyoung menundukkan kepala dalam-dalam. Rasanya ini baru permulaan. Kenapa hatinya sudah merasakan sakit? Seharusnya Chaeyoung tidak memedulikan ucapan Jimin. Tapi nyatanya ia terus memikirkan ucapan Jimin.

Jauh di dalam lubuk hatinya ia berharap, bahwa Jimin adalah masa depan terbaik untuknya. Tapi sepertinya harapan itu sirna saat dia melihat bagaimana sikap Jimin terhadapnya.

"Baguslah jika kau mengerti."

Chaeyoung kembali terdiam.

"Aku tidur di sofa. Kau saja yang tidur di kasur." Jimin mengambil sebuah bantal dan menentengnya. Kemudian ia merebahkan diri di sebuah sofa yang berada di kamar mereka.

Chaeyoung mengembuskan napas pelan, bahkan kau tidak mau seranjang denganku.

Chaeyoung menoleh ke belakang dan ia mendapati Jimin yang sudah memejamkan matanya. Cepat sekali ia tertidur, batinnya.

Chaeyoung berdiri dari kursi, lalu mengambil sebuah selimut yang ada di atas kasur. Dengan hati-hati Chaeyoung menyelimuti tubuh Jimin dengan selimut itu. Ia melakukannya dengan sangat hati-hati, karena ia takut Jimin terganggu karenanya.

Apa aku boleh jika suatu saat menyayangimu? Apa aku boleh jika suatu saat aku mencintaimu? Ini semua terlalu sulit untukku, Jimin-ah. Tidak bisakah kau berpikir untuk memulai awal yang baru bersamaku?

Chaeyoung kembali merasakan perih di hatinya. Ditatapnya dengan saksama wajah tampan Jimin. Sepertinya Chaeyoung terlalu menggantungkan harapannya pada Jimin. Jelas-jelas harapan itu akan sirna. Padahal Chaeyoung baru mengenal Jimin, tapi hatinya langsung bisa menerima kehadiran Jimin. Dan mencoba untuk menerima Jimin di hatinya.

Bahkan satu nama yang masih bersemayam di hatinya, ia geser perlahan dan memberi ruang untuk Jimin.

Apa terlalu sulit untukmu menerima kehadiranku?

"Good night my husband. May I hope you can love me someday?" Chaeyoung berucap pelan. Bahkan sangat pelan.

Demi Tuhan, Chaeyoung ikhlas jika Jimin ditakdirkan menjadi jodohnya. Tapi, lelaki itu tidak akan pernah menerima dirinya apalagi menempatkan Chaeyoung di hatinya.

Tidak akan pernah.


—Once Again—

🥀🥀🥀🥀🥀



Jangan pelit untuk kasi vote ya, to be continued . . .

Medan, 24 Januari 2020

Medan, 24 Januari 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Once Again | JIROSÉ ✔ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang