Budayakan vote terlebih dahulu sebelum membaca :)
=========================
Dinginnya malam membuat gadis bersurai panjang ini meringis. Saat ini dia berada di sebuah halte dekat kampusnya untuk menunggu kendaraan umum lewat.
Chaeyoung terpaksa pulang malam karena dia ada kegiatan organisasi belum lagi Chaeyoung sedang ada tugas kelompok dengan temannya.
Dirinya mulai gelisah karena sudah lebih dari setengah jam tidak ada kendaraan umum yang melintas. Sebenarnya Chaeyoung ingin menelepon supirnya, tapi sepertinya Jimin lupa memberikan nomor telepon supirnya pada Chaeyoung.
Chaeyoung merasa bulu kuduknya naik karena menyadari bahwa di halte tempat dia menunggu angkutan umum terlihat sangat sepi. Tidak ada orang yang melintas di sini.
Bagaimana ini? Gumamnya dengan rasa takut yang terus menghantuinya. Chaeyoung takut jika ada orang yang ingin mencelakainya malam malam gini.
Tapi sesaat kemudian, satu nama melintas di kepalanya.
Jimin. Apa aku harus menghubunginya dan memintanya untuk menjemput ku? Tapi bagaimana jika dia sibuk?
Chaeyoung tengah menimbang-nimbang apakah dia harus menelpon suaminya atau tidak?
Akhirnya setelah mempertimbangkan segala hal. Chaeyoung memutuskan untuk menelepon Jimin. Chaeyoung mendekatkan ponselnya ke telinganya. Beberapa saat kemudian, terdengar suara Jimin di sana.
"Jimin-ah, apa kau sedang sibuk?" Tanya Chaeyoung sedikit hati hati.
"Aku baru saja keluar dari kantor. Dan saat ini mau menuju pulang. Memangnya kenapa?"
"Apa kau bisa menjemputku?" Suara Chaeyoung terdengar ragu.
"Memangnya kau di mana?" tanya Jimin.
"Aku di kampus. Aku baru saja pulang."
"Yak Chaeyoung-ah! Kenapa kau pulang malam-malam begini? Kau tahu itu bahaya untuk seorang wanita?!"
Chaeyoung memejamkan matanya. Suara Jimin terdengar nyaring di telinganya. Chaeyoung tidak menyangka Jimin akan memarahinya seperti ini.
"Chaeyoung-ah!" Jimin memanggil Chaeyoung cukup keras karena Chaeyoung terdiam beberapa saat.
"Ah, iya. Mianhae, kau bisa menjemput ku?"
"Tunggu di sana! Jaga dirimu baik-baik!"
Tut tut tut
Sambungan telepon diputus secara sepihak oleh Jimin.
Sesaat kemudian, Chaeyoung mengulas senyum di bibir tipisnya. Ada rasa bahagia yang tak terkira saat Jimin terlihat mengkhawatirkannya. Dia akan merasa sangat bahagia jika Jimin menunjukkan kekhawatirannya pada dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Again | JIROSÉ ✔ [SUDAH TERBIT]
Fanfiction5 CHAPTER TERAKHIR TELAH DI UNPUBLISH UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN [JIROSÉ] Semua terasa begitu cepat baginya, hingga takdir tidak memihak padanya. Takdir yang menentukan dia harus hidup bersama perempuan yang tidak diinginkannya. Park Jimin tidak p...