10

2.2K 111 8
                                    

.
.
.
.
.
Buat yang udah nunggu,
Happy read ya...
.
.
.
.
Semoga critanya nggak ngebosenin
.
.
.
Dilarang coppy paste...
.
.
.
.
Buat referensi tapi juga gpp kok
.
.
.

**************

"Apa kau sudah bangun?"

Aera memasuki kamar Han. Dia melihat adiknya itu berbaring miring. Aera tidak dapat melihat wajahnya dengan jelas. Karena itu dia bertanya untuk memastikan.

Yang ditanya hanya diam. Padahal Han sudah bangun dari tadi. Hanya saja, pemuda itu sedang berfikir dan merenung.

"Han-ni?"

Aera menyentuh pundak adiknya itu dengan halus. Wanita itu baru saja memasak sup mabuk untuk Han. Dan segelas susu. Dan meletakkannya di atas meja disamping tempat tidur.

Aera yang tidak mendapat jawaban, mendudukkan dirinya di tepi ranjang. Dia menundukkan kepala.

"Maafkan noona, Han." suara Aera terdengar bergetar. Wanita itu hampir menangis.

Han menggigit bibir bawah sampingnya. Dia tidak tahan meihat noona nya itu sedih. Tetapi, dia juga sangat marah dengan apa yang dilakukan noonanya itu.

Air mata jatuh. Tetapi Aera buru-buru menghapusnya.

"Maafkan noona-"

Han bangun terduduk dan segera memeluk noona nya. Aera terkejut. Tetapi dia akhirnya juga membalas pelukannya.

"Maafkan aku juga, noona. Noona melakukannya juga pasti karena aku."

"Aku sudah keluar."

Han melepaskan pelukannya. Dia memandang noonanya tidak percaya.

"Aku tidak bisa terus membuatmu khawatir. Dan aku akan mencari pekerjaan lain."

"Noona-"

"Ah, makanlah sup ini. Apa kepalamu masih sakit?"

Aera mengalihkan pembicaraan dengan segera mengambil sup di atas nakas. Dia menyuapi Han.

Awalnya, Han hanya diam. Tetapi, dia akhirnya membuka mulut. Dia tahu, noonanya itu enggan untuk membicarakannya.

Han memakluminya. Dia membuka mulut dan menerima suapan Aera.

"Masakaan noona memang yang terbaik."

Aera tersenyum mendengar pujian Han.

"Biarkan aku memakannya sendiri."

Han mengambil alih mangkuk dan sendok dari tangan Aera.

"Kalau begitu, aku keluar dulu. Ada beberapa pekerjaan rumah yang harus kubereskan. Kau makanlah sampai habis. Jangan lupa minum susunya."

Han mengangguk mengiyakan sambil masih memakan sup itu.

Aera bangkit berdiri dan segera keluar dari kamar Han. Han memandang punggung Aera yang mulai pergi. Ada aura kesedihan. Dan Han mengetahuinya. Dia sudah bertahun-tahun dan bahkan seumur hidupnya bersama Aera.

Han tahu, ini adalah hal yang juga sulit bagi noonanya itu. Dia pasti tidak akan mengambil pekerjaan itu jika keadaan tidak mendesak.

Han menghela nafas berat. Noonanya benar-benar sangat menyedihkan. Dia ingin membantunya, tetapi, jika dia keluar dari sekolah dan bekerja, noonanya itu pasti akan marah besar.

Mungkin dia akan mencari pekerjaan sampingan. Dia ingin meringankan beban noonanya.

Dia kembali memakan sup itu dengan otak yang masih berfikir.

Di dapur, Aera sibuk membereskan cucian dan alat-alat dapur yang baru saja dia pakai. Setelah membereskan itu, dia duduk di sofa di depan televisi.

Aera meraih kartu nama yang sempat di berikan nona Go kepadanya tadi pagi. Dia menatapnya sebentar. Dan kemudian memasukkannya lagi ke dalam saku celananya.

Dia akan melamar pekerjaan ke sana besok. Dia tidak bisa berlama-lama bermuram durja.

**********

Tinggalkan jejak kalian..
.
.
.
.
Koment gimana ceritanya, ya
.
.
.
Ditunggu
.
.
.
Enjoyed
.
.

I Am You (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang