14

1.8K 91 15
                                    

.
.
.
.
Enjoyed read this part
.
.
.
Lagi semangat nulis ini, makanya up nya banyak
.
.
.
Ok
.
.
Langsung baca
.
.

*********

Aera kembali melirik jam tangannya. Masih ada sedikit waktu lagi. Dengan santai, setelah turun dari eskalator, dia kembali menjejakkan lantai di atas lantai.

Mata Aera menangkap sebuah toko boneka. Dan entah kenapa, boneka-boneka itu terlihat sangat manis dimatanya. Padahal selama ini, dia bukan seorang pecinta boneka. Mungkin bawaan bayinya.

Aera kembali tersentak. Dia kembali tersadar bahwa dirinya sedang hamil. Dengan gerakan pelan tapi pasti, Aera mengusap-usap perutnya dengan lembut.

Toh, setelah dipikir lagi, anak ini tidak bersalah. Dan juga, dia tidak bisa membenci laki-laki itu. Dia yang menjual dirinya untuk segepok uang.

Percuma menyesal sekarang. Jadi, Aera hanya akan menikmati hidupnya. Mungkin Tuhan memiliki rencananya.

Ketika akan memasuki toko boneka, ponselnya mendadak berdering. Dengan berdecak kesal, perempuan itu meraih ponsel yang berada di saku celananya.

Sebuah nomor yang sangat akrab, muncul dilayarnya. Aera menerima panggilan.

"Aku sudah sampai." Aera segera berbicara sebelum seseorang di seberang mengomel terlebih dahulu.

'Oh, baiklah. Cepatlah datang. Aku sudah memesan dari tadi.' terdengar suara seorangvpemuda dari seberang sana.

Aera sedikit terkejut. Apakah dia terlambat setelah mendengar penuturan orang diseberang yang sudah memesan tempat. Dan untuk memastikan, perempuan itu melirik jam tangannya lagi. Masih tersisa tiga puluh menit dari waktu janjian mereka.

Aera tersenyum dan menggelengkan kepala heran. Ternyata pemuda itu terlalu bersemangat.

Aera melanjutkan langkahnya. Dan masih dengan ponsel yang menerima panggilan.

"Apa kau sebegitu semangatnya?"

'Sangat. Kau harus melihat tempat ini. Tidak percuma aku mencari tempat makan paling enak. Kau pasti akan menyukainya. Ya, ampun. Lihatlah makanan ini. Kau harus segera ke sini.' pemuda itu terus berbicara dengan semangat, membuat Aera menahan tawanya.

"Aku sudah melihatmu!"

Aera mengucapkannya ketika dia sudah mendekati sebuah restoran yang memiliki area outdoor. Dan matanya terpaku pada sosok pemuda di pojok area outdoor.

Aera melambaikan tangan ketika pemuda yang ternyata adalah dongsaengnya, Han Ji Sung, juga spontan menoleh ke arahnya. Han juga melambaikan tangan.

"Ku tutup."

Aera mematikan ponsel dan kembali memasukkannya ke dalam saku celana. Dengan senyum manis dibibirnya, perempuan itu melangkah menghampiri Han.

Disisi lain, Min Yoongi masih mengejarnya. Dia sudah tiba di lantai dua. Semakin banyak orang di sini. Dia semakin kesulitan. Nafasnya sedikit memburu.

Banyak persimpangan disini. Dan sialnya, mall ini terlalu besar. Dia menyisir kasar rambutnya dengan perasaan frustasi.

Jika dia tidak cepat menemukan perempuan itu, dia benar-benar akan kehilangan kesempatan. Dan entah kapan dia akan menemukannya lagi.

Setelah menimbang-nimbang, akhirnya dia menetapkan jalur pencariannya. Dan tanpa dia sadari, jalur itu berlawanan dengan arah tempat Aera.

Yoongi terus berlari dan menajamkan matanya, walaupun sebenarnya kakinya terasa sangat lelah. Dia tidak peduli, yang terpenting adalah menemukan perempuan itu. Dan juga calon anaknya.

Yoongi sudah menebaknya ketika dia membohongi perempuan itu. Ketika dia berbohong tentang pil pencegah kehamilan.

Pada awalnya, Yoongi memang akan memberika pil itu, tetapi setelah melihat wajah Aera, entah kenapa, dia urung melakukannya.

Ada sebuah kenangan masa lalu yang timbul, dan membuat laki-laki itu ingin memilikinya. Dengan cara apapun. Dan kesempatan itu waktu itu ada di depannya.

Dan dia bukan orang bodoh yang akan menyia-nyiakan kesempatan. Dan dia melakukannya.

Tetapi, satu hal yang tidak bisa dia prediksi. Kepergian mendadak gadis itu. Dan perlu waktu sangat lama untuk mencarinya. Kali ini saja, dia merasa sangat beruntung.

Sudah satu jam berlalu, dan Yoongi tidak mendapatkan apa-apa. Kakinya benar-benar lelah. Akhirnya, dia memutuskan untuk kembali ke dalam mobilnya.

Ketika akan menyalakan mesin, matanya kembali menangkap sosok yang dicarinya. Itu Aera.

Tanpa pikir panjang, dia segera keluar dari dalam mobil dan menghampiri perempuan itu.

***********

.
.
.
.
Terima kasih udah mau baca
Di tunggu ya kelanjutannya
.
.
.

I Am You (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang