11

2K 96 40
                                    

I am back,
.
.
.
.
Happy read
.
.
Enjoyed read the story
.
.
.

*********

Dua hari kemudian.

"Noona, apa ini bekal untukku?" Teriak Han dari dapur.

"Ya. Jangan lupa sarapanmu, Ji Sung-ah." Aera keluar dari kamarnya.

"Berhentilah memanggilku dengan nama itu. Apa noona akan pulang cepat hari ini?"

Aera yang tengah berjalan ke arah meja makan, dan mencomot sepotong roti dari atas nakas, menggelengkan kepala.

"Baiklah. Tidak. Sama seperti biasa. Wae?"

Aera duduk di samping Han yang mulai memakan sarapannya. Aera mencolek lengan Han, kode bahwa dia meminta makanan milik nya. Han memandangnya, kemudian menyuapi noona nya itu makanannya.

"Aku akan menjemput noona kalau begitu."

Aera tersenyum ke arah dongsaengnya itu. Dan kemudian mengacak-acak rambutnya. Membuat Han mempoutkan bibir dengan lucu.

"Makanlah sendiri!"

Jan menggeser piring dan sendoknya. Menjauhkan makanan dari Aera yang sudah meminta untuk di suap lagi.

"Han-ni, kenapa hari ini kau pelit sekali, sih!"

"Yak! Noona, seharusnya kau sadar umur."

Aera memukul bahu Han dengan gemas ketika adiknya itu mengingatkan tentang umur.

Akhirnya Aera meraih mangkuk dan sendok bersih. Dia mulai mengambil makanan dan memakannya dengan lahap.

Tetapi tiba-tiba, dia merasa perutnya seperti di remas dari dalam. Rasa mual yang tidak tertahankan melandanya. Asam lambungnya seperti naik ke tenggorokkan. Menyisakan rasa pahit dan asam.

Kepala Aera mulai terasa sakit. Dia meletakkan kembali sendoknya. Dan dengan panik, dia bangkit berdiri dan berlari menuju kamar mandi.

Aera memuntahkan semua isi perutnya. Hingga dia hanya memuntahkan cairan bening. Aera terus memuntahkan semuanya. Kepalanya semakin berat.

"Noona?"

Han yang sudah berdiri dibelakang Aera, memandang Aera dengan cemas. Dia mendekati noona nya itu dan memijat-mijat pelan pundaknya. Berharap bahwa rasa mual nya bisa berkurang.

"Mianhae, Han. Lanjutkan saja makanmu. Jam berapa ini?"

Aera membasuh mulutnya dengan air kran dan segera kembali ke dapur. Han masih mengekor dibelakangnya. Dia takut noonanya itu ambruk, dilihat dari kondisinya saat ini.

"Apa noona benar baik-baik saja?"

"Ya. Sudah, lanjutkan makanmu. Kau harus berangkat sekolah."

"Noona bisa ijin bekerja jika merasa tidak sehat. Jangan memaksakan diri."

"Aku baik-baik saja, jangan cemaskan aku. Ah, kau hampir telat. Cepat berangkat."

I Am You (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang