20

1.7K 97 6
                                    

.
.
.
.
Semakin ndak tau ini cerita ngarah ke mana
.
.
.
.
Yang penting baca deh,
.
.
.
.
Kadang kalo lagi baca ulang, bingung
.
.
Sifatnya Yoongi ini cool apa kekanak-kanakan?
.
.
.
Udahlah, ya..
.
.
.
Enjoyed read this part
.
.
.
.

*********

Hari ini Aera benar-benar tidak bisa bekerja. Morning sick yang melandanya sejak pagi, tidak juga membaik. Dan pagi tadi, dia meminta Han untuk memberikan pemberitahuan tidak masuk kerja.

Saat ini, dia tengah memandangi bayangan dirinya dari pantulan cermin di atas wastafel kamar mandinya. Rambutnya yang awalnya terikat rapi, sudah berantakkan di sana-sini. Wajahnya pucat tidak karua-karuan.

'Apakah hamil harus sesulit ini?' batin Aera dalam hati.

Dia mencuci wajahnya dan berkumur. Setelah mengeringkannya dengan handuk, dia kembali berjalan menuju ruang keluarga. Dengan lemas, dia merebahkan dirinya diatas sofa. Sekilas, dia melirik ponsel yang berada diatas meja didepannya. Pukul delapan pagi.

Aera menyandarkan lehernya di punggung sofa. Dia mendongak, menatap langit-langit sebentar, kemudia memejamkan mata. Dan tanpa sadar, dia jatuh tertidur.

Selang sepuluh menit kemudian, Yoongi datang. Dia membuka pintu dengan kunci yang tadi diberikan Han kepadanya.

Adik Aera itu, mengabari Yoongi tentang kondisi kakaknya itu. Dan akhirnya, Yoongi memberi tahu alamat rumahnya, dan dengan segera, Han pergi ke sana.

Setelah melepaskan alas kaki, pria itu masuk ke dalam rumah dengan membawa dua bungkusan besar dan kecil.

Melewati ruang tamu, dan dia tidak menemukan apa-apa. Tetapi ketika akan pergi ke dapur untuk meletakkan bawaannya, dia melihat Aera yang tertidur dengan posisi tidak nyaman diatas sofa.

Yoongi segera melangkah ke dapur dan meletakkan barang bawaannya. Ketika dia kembali, Aera masih berada di posisi yang sama.

Pria itu duduk di samping perempuan yang benar-benar tertidur lelap itu. Dia memandangnya lama.

"Dia benar-benar tidur."

Yoongi meneliti setiap inci wajah Aera. Perempuan itu benar-benar terlihat berantakan. Berbeda dengan perempuan beberapa minggu lalu, yang tidur bersamanya.

Aera saat ini, terkesan lebih sederhana dengan baju all size yang dia kenakan. Rambut panjangnnya yang di ikat menjadi ekor kuda, terlihat berantakan dan mencuat di sana-sini.

Yoongi tersenyum sendiri. Dia mengangkat tangan dan mulai merapikan anak rambut yang berhamburan di sekitar dahinya. Kemudian, tangannya membelai pipi mulusnya. Dan yang terakhir, dia mengusap bibir Aera dengan ibu jarinya.

Seperti tertarik gravitasi, Yoongi mendekatkan wajahnya di depan wajah Aera. Dia mencium bibir merah muda gadis itu. Hanya sebatas ciuman ringan.

Beberapa detik kemudian, dia melepaskan tautannya dari bibir Aera. Perempuan itu masih tetap tertidur. Dia benar-benar seperti orang pingsan ketika tidur.

"Bagaimana bisa kau tidur di tempat seperti ini!"

Yoongi menggeleng-gelengkan kepala. Dan kemudian, dengan hati-hati, mengangkat tubuh ramping itu dan meletakkannya ke dalam pelukan hangatnya.

Dia membawa Aera masuk ke dalam kamarnya. Dan ketika meletakkannya, Yoongi benar-benar seperti meletakkan barang pecah belah. Sangat hati-hati.

Ketika akan menyelimuti Aera, tangannya berhenti di atas perut datar Aera. Dia tersenyum, ketika dia mendadak ingat malam dia menikmati tubuh hadis itu. Dan berakhir dengan kehamilan.

Tangan Yoongi terulur dan mulai mengusap-usap perut datar Aera dengan penuh perasaan sayang. Dan kemudian menciumnya.

"Tumbuhlah dengan baik di sana, aegi. Jangan merepotkan eomma mu!" ucapnya, seakan-akan anak itu sudah ada.

Setelah itu, Yoongi menyelimuti tubuh Aera. Mencium keningnya sebelum dia menutup pintu.

Yoongi berjalan ke arah ruang tamu. Dia melepaskan jaket leather hitamnya, dan meletakkannya di atas lengan sofa.

Pria itu mengambil ponsel dari saku celananya dan melakukan panggilan.

'Ada apa lagi?'

Terdengar suara Geum Jae dari seberang sana. Dari nadanya, dia sedikit terdengar kesal.

"Hyung, aku tidak bisa pergi ke kantor hari ini. Bisa minta tolong untuk mengantarkan pekerjaanku ke rumah calonku?"

'Apa hanya itu?'

"Ya."

'Jangan menelponku hari ini.'

"Wae?"

Yoongi berjalan ke arah dapur. Dia mulai membuka lemari es sembari masih menelpon Geum Jae.

'Aku ada rapat dewan direksi. Ini jiga gara-gara kau, kan. Aku harus mewakilkan dua perusahaan sekaligus. Untung kau adikku. Ku tutup.'

"Terima kasih, hyung."

Geum Jae mengakhiri panggilan. Dan Yoongi mulai melihat isi lemari. Tangannya mulai bekerja.

*******

I Am You (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang