27

1.5K 76 11
                                    

.
.
.
.
.
.
Bingung mau nulis apa lagi
.
.
.
Read this part with your imagination
.
.
.
.
.
.

*********

Yoongi memakaikan bathrobe ke tubuh Aera. Baru kemudian, dia memakai miliknya.

Yoongi menggendong perempuan itu masih dengan gaya favoritnya, bridal style. Dan Aera hanya diam menerima semua itu.

Ketika Yoongi sudah menurunkannya di depan lemari pakaian, Aera memandang Yoongi sebentar dan kemudian menggelengkan kepala pelan ketika pria itu akan mengambil bajunya.

"Aku bisa sendiri."

Aera segera meraih dalaman dan baju tidur terdekat yang dapat di raihnya. Kemudian, diikuti Yoongi yang mencari miliknya. Mereka berpakaian dalam diam. Sebenarnya, suasana terasa sedikit canggung. Hanya ada kebisuan diantara mereka berdua.

"Maaf."

Yoongi memeluk Aera dari belakang. Dia melingkarkan lengannya di pinggang ramping istrinya itu. Kemudian, dia mengusap lembut perut datar Aera. Aera meraih tangan Yoongi dan menggenggamnya lembut.

"Tidak apa-apa. Hanya memar ringan. Apa kau akan melanjutkannya?"

Yoongi menyusupkan kepalanya di leher Aera. Dan menciumnya pelan. Itu membuat Aera sedikit merasa geli. Sampai akhirnya, Yoongi sadar akan efek yang ditimbulkan ciumannya. Dia meletakkan dagunya di pundak istrinya.

"Tidak. Kita harus istirahat untuk besok."

Yoongi mengucapkannya dengan nada yang penuh teka-teki. Aera yang bingung, mengerutkan kening, sehingga terlihat kerutan-kerutan di dahinya.

"Besok? Ada apa dengan besok?"

Aera membalikkan badan sehingga dia bisa melihat wajah suaminya itu secara keseluruhan.

"Aku memiliki rencana untuk menghabiskan bulan madu dengan istriku."

Yoongi memajukan wajahnya ke wajah Aera. Tangannya masih memeluk pinggang rampingnya. Yoongi menempelkan hidungnya ke hidung Aera. Sekarang, mereka dapat merasakan hembusan nafas satu sama lain.

Aera tersenyum. Diikuti Yoongi yang juga melihat senyum di bibirnya manis istrinya itu.

"Apa aku boleh tahu kemana tujuan kita?"

Aera mengangkat kedua lengannya dan mengalungkannya di leher Yoongi. Sampai tiba-tiba, Yoongi mengecup bibirnya dengan cepat.

"Kau akan tahu besok. Sekarang, kau harus istirahat."

"Apa kau benar-benar tidak ingin melanjutkannya?"

Aera mengerutkan kening heran. Hal itu membuat Yoongi juga bingung.

"Apa kau menginginkannya?" dan langsung ditanggapi oleh gelengan kepala Aera. Yoongi dibuat tersenyum oleh tingkahnya.

"Kurasa, satu ronde ringan tidak masalah!"

Yoongi menarik Aera dan membanting pelan tubuhnya di atas tempat tidur. Yoongi langsung menindihnya. Dia menarik pinggang Aera semakin merapat ke dalam dekapannya. Dan tanpa sengaja, dia memegang pinggang Aera yang tadi terkena pegangan shower.

"Akkhhh...."

Yoongi kembali bangkit terduduk. Dan Aera masih dengan posisi berbaringnya. Tetapi, ekspresi sudah meringis kesakitan. Membuat Yoongi merasa bersalah.

"Mianhae! Apakah sangat sakit?"

Yoongi menundukkan kepalanya di atas perut Aera. Dia menyibak baju piyamanya. Dan matanya menangkap lebam yang sudah nampak sedikit berwarna biru.

Pria itu bangkit berdiri dan berjalan ke arah meja rias. Membuka salah satu laci dan mengambil obat dari dalamnya. Yoongi kembali ke posisinya tadi.

Yoongi mengusap-usap lembut bagian yang lebam dengan obat. Dan sesekali meniupnya dengan penuh perasaan. Hal itu membuat Aera semakin berdegup kencang.

Aera juga tahu, sebenarnya, Yoongi ingin melakukannya malam ini. Sangat, malah. Tetapi karena tragedi yang tidak diinginkan tadi, dia kembali menahan diri.

Akhirnya, Aera mengambil inisiatif. Dia bangkit dan membalikkan posisi mereka. Jadi sekarang, Aera berada di atas Yoongi. Dan Yoongi dibuat bingung dan terheran-heran.

"Jangan menahan diri! Aku masih sanggup jika satu ronde." ucap Aera dengan malu-malu.

Kedua telapak tangan Aera sudah berada di dada bidang Yoongi. Sedangkan badannya menindih tubuh Yoongi menyamping.

"Sepertinya bukan hanya aku saja yang menginginkannya, tetapi kau juga."

Yoongi kembali mebalik posisi mereka. Dan dia kembali berada di atas Aera. Dia memandang Aera sebentar, sebelum akhirnya bibirnya sudah menciumi seluruh permukaan wajah Aera.

"Tetapi, aku tetap akan melakukannya besok."

Yoongi bangkit berdiri. Dia membenarkan posisi tidur Aera. Dan kemudian posisi tidurnya sendiri. Dan yang terakhir, dia menyelimuti tubuh mereka berdua dengan selimut. Yoongi tersenyum gummy sebelum mematikan lampu dengan remote control di atas nakas. Dan tidak lupa, dia menyalakan lampu tidur di sampingnya.

"Aku bisa menahannya, chagiya. Hanya untukmu. Untuk anak kita juga, sih."

Yoongi meraih Aera ke dalam dekapannya. Memeluknya seperti tidak akan pernah melepaskananya.

Sedangkan Aera, pipinya sudah memblushing merah. Dia sedikit malu dengan tindakan beraninya tadi.

Kemudian, masih dengan perasaan malu, dia membenamkan wajahnya di dada Yoongi.

"Kenapa kau membuatku malu, sih!" gumam Aera yang teredam di dada Yoongi. Tetapi, cukup jelas untuk di tangkap telingan Yoongi.

Pria itu hanya tersenyum. Dia mengusap-usap kepala dan punggung Aera yang sakit. Dan beberapa menit kemudian, secara bergiliran, Aera dan Yoongi jatuh tertidur.

*********

I Am You (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang