31

1.3K 70 13
                                    

.
.
.
.
Sebenarnya, cerita ini disarankan untuk orang dewasa
.
.
.
.
Jadi yg merasa masih di bawah umur, harap tau diri dan bisa memilih, ya
.
.
.
.
Nambah dosa ntar yg mbuat cerita
.
.
.
.
Enjoyed read this part
.
.
.
.

*********

Aera benar-benar merutuki ucapannya tadi. Sekarang dari tempatnya duduk di meja makan, dia bisa melihat Yoongi yang bekerja dengan cepat membereskan semua alat-alat dapur yang tadi dipakainya. Dan dengan cepat, dia sudah menata dengan rapi makanan di atas meja makan.

Setelah selesai dengan semua urusan masak memasaknya, Yoongi melepas celemek masaknya. Kemudian, dia mendatangi Aera yang masih menatap linglung ke arahnya.

Yoongi menahan tawa melihat ekspresi Aera itu. Salah sendiri mengucapkan hal itu kepada Yoongi. Dan Yoongi bukan pria yang akan menyia-menyiakan kesempatan begitu saja.

"Apa kau hanya akan diam saja di situ? Kau tadi bilang ingin kumandikan, kan?" ucap Yoongi dengan nada usil.

Sekarang, dia sudah berdiri di depan Aera. Dan Aera menatapnya. Aera menelan ludah. Dan Yoongi tersenyum menampilkan smirk yang semakin membuat bulu kuduk Aera merinding.


"Apa kakimu tiba-tiba kram? Baiklah kalau begitu." dan dengan tiba-tiba, Yoongi meraih tubuh Aera dan menggendongnya.

Aera ingin memberontak, tetapi, dia juga jika jujur, ada sedikit perasaan tidak menyesal ketika mengucapkan kalimat keramat tadi. Dia juga tidak nelakukan dosa, kan. Toh, pria ini sudah menjadi suaminya. Dan juga, dia tidak bisa terus menolak dan mencari alasan untuk tidak melakukannya.

Aera mengalungkan lengannya di leher Yoongi ketika mereka sudah keluar melewati dapur. Yoongi menoleh ke arahnya, dan merasa memiliki kesempatan, Aera memajukan kepalanya ke arah Yoongi. Dia menciumnya. Yoongi sedikit terkejut, tetapi akhirnya dia membalas ciuman Aera. Dia melumatnya dengan lembut tanpa paksaan.

Mereka terus berciuman hingga langkah Yoongi terhenti di depan tempat tidur mereka. Dia menurunkan Aera dan melepaskan ciumannya. Yoongi berbalik untuk mengunci pintu, hal itu membuat Aera geleng-geleng kepala.

"Apa yang sedang kau lakukan, Yoongi ssi?"

"Tidak ada salahnya membuat pencegahan untuk para pengganggu yang mungkin datang dengan tiba-tiba. Kita lanjutkan." Yoongi kembali mendatangi Aera.

Dia menarik perempuan itu kedalam pelukannya dan kembali melumat bibirnya. Yoongi membalasnya dengan ciuman yang semakin ganas. Dia mendorong pelan tubuh Aera dan kemudian menjatuhkannya ke atas tempat tidur.

Masih sambil berciuman, tangan Yoongi mulai mengangkat baju yang dikenakan aera. Tetapi, tangannya berhenti, dia baru sadar jika Aera mengenakan kemeja. Dia menelusupan tangannya masuk ke dalam kemejanya. Tangannya terus bergerak hingga menemuka dua payudara Aera yang masih terbungkus dengan bra.

Dia mulai membelainya dengan halus dan kemudian menelusupkan tangannya ke dalam bra Aera. Memainkannya hingga membuat Aera mendesah. Perempuan itu masih mengalungkan lengannya di leher Yoongi.

Aera mengangkat salah satu kakinya dan mengalungkannya di paha Yoongi. Hal itu semakin membuat tubuh mereka merapat dan sama sekali tidak menyisakan jarak. Aera dapat merasaka senjata Yoongi yang mulai menegang di bawah sana.

Yoongi mulai bereaksi ketika Aera mengangkat kakinya. Dia semakin gencar melakukan serangan. Dia mulai membuka kancing kemeja Aera dengan sedikit tidak sabaran. Pria itu melanjutkan dengan celana yang masih dikenakan istrinya itu. Dan yang terakhir, dia membuka semua dalaman perempuan itu. Sehingga, tubuh polosnya benar-benar terekspos.

Yoongi melepaskan ciumannya. Dia mengangkat tubuhnya dan memandangi Aera dari atas sampai bawah.

"Kau benar-benar sangat cantik."

Kemudian, Yoongi menatap mata Aera dalam-dalam. Hal itu membuat pipi Aera merona karena malu. Yoongi menemukan hal lain yang sebenarnya sudah dia temukan di dalam diri perempan itu ketika pertama bertemu.  Dia mengusap lembut pipi istrinya dan kemudian berhenti di bibir ranumnya.

"Matamu juga indah. Pipimu yang merona, benar-benar sangat cantik. Bibirmu-"

Yoongi mengusap-usap bibir Aera dengan ibu jarinya. Dan tanpa pikir panjang lagi, dia kembali melumat bibir itu. Melumatnya hingga membuat Aera mendesah di bawahnya.

Ciuman Yoongi sudah turun ke dada Aera. Tangannya sibuk membuka semua baju yang masih melekat di tubuhnya. Dan setelah beberapa detik bergulat dengan baju-baju menyebalkan itu, akhirnya mereka semua terlepas. Tubuh Yoongi sama nakednya dengan tubuh Aera yang masih dibawahnya.

Yoongi mulai memainkan payudara istrinya yang semakin sintal. Efek dari kehamilan nya tentu saja. Dan tangannya masih sibuk menyusur ke bagian perut Aera. Dia mengusap-usap perutnya dengan lembut. Yoongi melakukannya karena perasaan sayang akan kehadiran calon anak mereka.

Dan kemudian dengan pelan tapi pasti, tangannya mulai turun ke bagian paha Aera. Dia menelusupkan jari-jarinya dan mulai bermain di sana. Aera menggigit bibir bawahnya ketika mulai merasakan perasaan nikmat yang melandanya.

Yoongi melakukan foreplay dengan lembut. Tetapi, tidak terlalu lama. Hanya sampai Aera merasakan pelepasan pertamanya, dan pria itu kembali melumat bibir Aera.

"Apa kau sudah siap?" tanya Yoongi sambil menopang tubuhnya dengan siku, yang terangkat sedikit dari atas tubuh istrinya. Dia bisa melihat peluh di dahi istrinya.

Yoongi mengusapnya pelan. "Baru permulaan, dan kau sudah berkeringat. Apa kau sudah siap nyonya Min?" Yoongi bertanya lagi, dan hanya dijawab anggukkan kepala dan Aera mengalungkan kedua lengannya di leher pucat Yoongi.

Yoongi mulai beraksi. Dia menyiapkan miliknya di depan milik Aera. Dan dengan perlahan-lahan mulai memasukinya. Aera memejamkan kedua matanya ketika sensasi yang pernah dia rasakan sebelumnya, kembali dia rasakan.

Rasa itu menggelanyar ke seluruh tubuhnya. Dia akan meloloskan desahan sampai tiba-tiba, pria itu melumat bibirnya dengan rakus. Aera menerimanya. Dia membuka mulut dan mengikuti permainan lidah Yoongi.

********

I Am You (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang