22

1.5K 87 7
                                    

.
.
.
.
.
.
Enjoyed read this part
.
.
.
.
Cerita panjang karena nulis sambil menghayati
.
.
.
.
.

**********

"Apa hyung sudah makan?"

Han bertanya kepada Yoongi ketika dia  baru saja masuk ke dalam kamar Aera. Dan mata Han menangkap Yoongi yang duduk di samping Aera sambil menggenggam erat tangan noonanya itu. Yoongi menoleh dan menggelengkan kepala.

"Belum."

"Apa noona belum bangun juga? Ini sudah hampir malam. Apa benar dia baik-baik saja?"

Han berjalan ke arah Yoongi. Dia juga duduk di tepi tempat tidur, di samping Yoongi duduk.

"Tidak. Dia tadi sempat bangun dan memakan bubur serta obatnya. Kemudian, dia tidur lagi."

"Oh." Han mengangguk-anggukkan kepalanya seperti anak kecil.

Dia melihat Yoongi yang mengganti kompres di dahi Aera. Pria itu benar-benar sangat teliti merawat noonanya.

"Hyung," panggil Han pelan. Tetapi cukup keras untuk di dengar oleh telinga Yoongi.

"Hemmm.." Yoongi menjawab tanpa melihat Han. Dia masih sibuk dengan air dan kain.

"Apa kau benar-benar mencintai noona ku?"

Pertanyaan Han itu membuat Yoongi berhenti dari kegiatannya. Dia memandang Han sebentar, setelah itu, dia meletakkan kain di atas dahi Aera.

Dia kembali duduk. Dan kali ini, dia menatap adik Aera yang masih menatapnya.

"Han, jika aku tidak mencintainya, aku tidak akan mencarinya. Apakah perlu alasan untuk mencintai? Apalagi, dia sedang mengandung anakku."

Yoongi memalingkan wajah dan memandanga Aera dengan penuh perasaan cinta dimatanya. Han dapat melihat senyum yang terukir di wajah Yoongi.

"Kurasa, aku bisa melihatnya. Tetapi, aku memiliki satu permintaan."

Yoongi memandang Han. Dia diam, menunggu Han mengatakan permintaannya.

"Jangan pernah menyakitinya."

Yoongi tersenyum. Dia menepuk-nepuk pundah Han pelan. "Pasti. Dia akan kujadikan wanita paling bahagia di dunia."

"Baiklah!"

Han bangkit berdiri. Han merasa perlu untuk melakukan ini.

"Apa hyung tidak akan makan? Aku sudah membuat makan malam. Kau harus keluar untuk mencobanya."

"Baiklah. Kajja!"

Yoongi bangkit berdiri dan merangkul pundak Han. Mereka keluar dari kamar Aera.

Dan tanpa mereka sadari, ternyata Aera mendengar percakapan mereka berdua. Air mata keluar dari matanya. Dan dia buru-buru menghapusnya.

Dia benar-benar tidak menyangka jika pria itu mencintainya. Dia berpikir bahwa dia hanya ingin bertanggung jawab saja atas perbuatannya, yang sebenarnya juga kesalahan Aera dan keputusan bodohnya.

Aera mengusap-usap perutnya pelan. Sekarang, dia benar-benar merasa baghagia. Setelah sibuk dengan pikirannya, dia akhirnya jatuh tertidur.

********

Mata Aera terbuka ketika jarum jam menunjuk angka dua belas malam lebih sedikit.

Ada sebuah lengan yang memeluk pinggangnya. Dan ketika menoleh, dia mendapati wajah Yoongi yang berjarak beberapa inci dari wajahnya. Aera terkejut. Tetapi, kemudian dia diam. Dia terpesona dengan wajah tampan pria disampingnya itu.

Aera membalikkan posisi untuk menghadap Yoongi. Dia mengamati wajah pria itu. Menelusuri dengan mata dan hatinya. Benar-benar sempurna.
Mengangkat tangannya, menelusurkan jari jemari lentiknya di dahi pria itu. Lalu turun ke mata, hidung, pipi, dan berakhir di bibirnya.

Aera menghentikan jarinya di sana. Dia kembali mengingat bagaimana bibir itu dulu pernah melumat bibirnya dengan kerakusan yang sedikit memabukkan. Bagaimana bibir itu menelusur setiap inci tubuhnya.

Perut Aera bergejolak ketika memikirkannya. Seperti ada ribuan kupu-kupu yang beterbangan di sana. Aera menelan ludah. Entah kenapa, tiba-tiba, dia ingin merasakan bibir itu lagi.

"Apa kau sudah puas melihat wajahku?"

Suara Yoongi membuat Aera kaget. Yoongi mengatakannya tanpa membuka mata. Aera menjauhkan tangannya, tetapi tiba-tiba ditahan oleh tangan Yoongi. Dan akhirnya, pria itu membuka mata.

"Kau belum tidur?" tanya Aera dengan gugup.

"Sebenarnya, aku sudah pergi ke alam mimpi, tetapi, tiba-tiba, tangan dinginmu membangunkanku."

"Oh. Tidurlah lagi kalau begitu."

Aera segera membalikkan badan dan melapaskan genggaman tangan Yoongi. Tetapi, pria itu malah menarik pinggangnya. Membuat jarak beberapa inci yang tadi ada, menjadi tidak ada.

"Kau sudah seharian penuh tidur. Apa kau tidak tahu aku sangat mengkhawatirkan kalian berdua?"

Mata Yoongi bertemu dengan mata coklat bening milik Aera. Mereka diam untuk waktu yang lama. Saling menikmati mata dan perasaan masing-masing.

Yoongi benar-benar ingin merengkuh gadis itu. Hatinya dibuat terombang-ambing setiak kali menatap matanya. Dia seperti tertarik ke dalam euforia yang memabukkan.

"Menikahah denganku."

Yoongi mengangkat tangan Aera dan menciumnya. Dia melakukan hal itu tanpa melepaskan pandangannya dari Aera. Seakan-akan, matanya terkunci di kedalaman mata perempuan itu.

Aera diam. Dia sudah bersiap untuk ini sejak ketika dia mendengar kesungguhan pria itu tadi sore.

"Aku memiliki syarat."

Ucapan Aera itu membuat Yoongi merasa memiliki harapan. Dan membuat hati pria itu melambung. Senyum mengembang di bibirnya.

"Katakan! Asalkan aku bisa melakukannya."

"Hanya sebuah permintaan sederhana."

"Apapun itu, aku berjanji akan memenuhinya." Yoongi kembali mencium tangan Aera.

"Jangan pernah meninggalkanku. Apapun yang terjadi."

Ucapan Aera membuat Yoongi terdiam. Dia benar-benar tidak menyangka yang diminta perempuan itu memang hal sederhana.

Yoongi menarik tengkuk Aera. Mendaratkan bibirnya diatas bibir gadis itu. Yoongi hanya menempelkannya dan kemudian melepaskannya. Dia kembali memandang Aera.

"Aku milikmu."

***********

I Am You (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang