24

1.5K 81 30
                                    

.
.
.
.
.
Read this part with your imagination
.
.
.
.
.
Bacalah
.
.
.
.

*********

Aera memandang Yoongi ketika pria itu sudah duduk di atas sofa kecil di dalam kamar mereka. Mereka baru saja bisa beristirahat setelah seharian melangsungkan acara pernikahan.

Tetapi, tampaknya laki-laki itu tidak memiliki kata lelah di kamusnya. Saat ini, Yoongi tengah sibuk dengan laptop di pangkuannya.

Sedangkan Aera, dia sendiri baru saja keluar dari kamar mandi. Dia duduk didepan cermin dan mulai mengeringkan rambutnya dengan handuk. Sesekali, dia melirik Yoongi dari kaca meja rias.

Pria itu masih sibuk. Matanya benar-benar tidak berpaling dari layar laptop miliknya. Aera diam.

Entah, dia meras canggung saat ini. Dia belum terbiasa berada di satu ruangan yang sama dengan pria ini. Dia berusaha membuat perasaannya senyaman mungkin. Apalagi, laki-laki itu sudah menjadi suaminya. Jadi, bukan masalah.

Pemikiran Aera bahwa pria itu sedang fokus dengan pekerjaan, ternyata salah. Yang sebenarnya adalah dia sedang menahan diri untuk tidak menerkam Aera.

Yoongi memperhatikan dari awal Aera masuk kamar mandi hingga keluar. Dan sekarang, perempuan itu sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk, yang semakin membuat Yoongi ingin berlari menerkamnya.

Yoongi menelan ludah ketika melihat apa yang dikenakan Aera. Perempuan itu memakai bathrobe.

Saat ini, Aera tengah mngambil piyama dari lemari pakaian dan kembali masuk ke dalam kamar mandi.

Yoongi menghembuskan nafas keras-jeras. Dia melepaskan ketegangannya. Dia benar-benar tidak tahu lagi bagaimana caranya menahan diri.

Dia ingin menyentuh perempuan itu lagi. Tetapi dia tidak ingin memaksanya. Ketika dulu, ceritanya sudah berbeda dengan sekarang. Sekarang, perempuan itu adalah istrinya, bukan perempuan bayaran yang hanya diam ketika dia ingin menyentuh tubuhnya.

Aera keluar dari kamar mandi. Dan kemudian, perempuan itu keluar dari kamar. Yoongi hanya mendiamkannya. Pura-pura sibuk dengan pekerjaan. Padahal yang sebenarnya, dia menahan diri.

Dan tanpa sengaja, Aera mendengar hembusan nafas kasar Yoongi tadi. Dia menghela nafas pelan. Sekarang, dia tahu bahwa pria itu sedang menahan diri.

Aera membuat dua gelas susu di dapur. Dia juga sedang berpikir bagaimana dia akan bersikap selanjutnya di depan pria itu.

"Apa yang kau lakukan?"

Tiba-tiba, Yoongi sudah berada di belakangnya. Pria itu memeluknya dari belakang. Dan meletakkan dagunya di pundak Aera.

Aera sedikit terkejut. Tindakan Yoongi membuat jantung Aera semakin berpacu dengan keras. Saking kerasnya, mungkin pria itu sudah mendengar detak jantungnya.

"Membuatkan mu susu, sekalian aku juga sebenarnya. Kulihat dari tadi kau sibuk di depan laptopmu. Dan juga, tadi sore kau makan sangat sedikit."

Aera mengucapkan kata-kata itu masih dengan mengaduk susu di depannya.

"Oh."

Mereka terdiam. Menyisakan kecanggungan yang kembali berjalan. Dan Yoongi masih memeluk Aera dari belakang. Bahkan merapatkan tubuhnya. Aera jadi tegang dibuatnya.

Sepertinya, Yoongi tengah mengkode. Aera dapat merasakan tonjolan milik Yoongi yang sudah menegang di balik piyamanya. Aera berusaha tidak menelan ludah. Dia masih pura-pura menyibukkan diri.

"Eh, apa kau lapar? Akan kubuatkan sesuatu, kalau kau mau." tawar Aera sambil berusaha melepasan diri dari pelukan Yoongi. Dan berhasil.

"Apa kau tidak keberatan?"

Yoongi menatap Aera. Bukan ini yang dia inginkan. Dia lapar akan tubuh perempuan itu. Bukan lapar makanan. Tetapi, setelah melihat wajah tegang Aera, yang coba disembunyikan perempuan itu, Yoongi urung mengatakannya secara terang-terangan.

"Tidak sama sekali. Kau ingin makan apa? Tetapi, minum dulu susumu."

Aera menyodorkan segelas susu pada Yoongi. Dan Yoongi menerimanya dengan sedikit tidak bersemangat. Dan kemudian, sambil berjalan menuju meja makan, pria itu meminumnya.

"Yang gampang saja."

Aera memandang Yoongi sebentar dan mengangguk. Kemudian, dia sudah menyibukan diri dengan alat dapur. Dia membuat tteobokki instan. Karena hanya itu yang ada di dalam lemari makan pria itu.

Aera memandang Yoongi sambil memperlihatkan bungkusan itu. Dan Yoongi hanya menanggapi dengan cengiran kucing.

"Aku pria lajang sebelum ini. Apa kau lupa?"

Aera memutar bola matanya dengan kesal. Dan hal itu mengundang tawa di bibir Yoongi.

Sepuluh menit berlalau. Dan mereka berdua sudah duduk berdampingan di meja makan. Aera meminum susunya, dan Yoongi dengan tteobokkinya.

"Apa kau selalu memakan makanan seperti ini?" tanya Aera sambil masih menyesap susu hangatnya.

"Tidak. Aku makan di luar. Hanya jika ingin."

"Oh." Aera masih menyesap susunya.

Yoongi mengangguk-anggukan kepala. Dan masih sibuk memakan tteobokki yang terasa hambar di lidahnya. Karena bukan ini sebenarnya yang dia mau.

"Aku sudah selesai."

Ketika Yoongi mengatakannya dengan tiba-tiba, Aera refleks menatapnya. Aera yang masih minum, akhirnya menumpahkan susu di bajunya. Dan ketika akan meletakkan gelasnya, tanpa sengaja dia menumpahkannya juga di piyama hitam Yoongi.

*******

I Am You (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang