12

1.9K 92 9
                                    

.
.
.
.
.
Happy read .....
.
.
.
Jangan bosen baca ya,
.
.
.
.
Ok deh, ak lama-lama..
.
.
.
Baca dengan santai..
.
.
Jangan lupa menghayati
.
.
Hehehe... :)

**********

BRUUAAKKKK!!!!!

Aera keluar dari kamar mandi dengan limbung. Sekarang dia benar-benar tidak bisa berpikir. Otaknya seperti mati.

Tanpa sadar, dia menabrak meja rias yang bersebrangan dengan tempat tidurnya, dan tepat di samping lemari baju miliknya. Dia membuat semua barang dan peralatan di atas meja tumpah ruah ke atas lantai.

Tubuhnya merosot ke atas lantai. Air mata lolos begitu saja dari matanya. Dia menangis dalam diam. Test pack ditangannya, jatuh begitu saja disampingnya.

Aera terisak pelan mengingat hasil test pack itu. Positif.

"Bagaimana bisa?" ucapnya lirih dengan nada tidak percaya yang tidak berdaya.

Dia kembali mengingat bahwa pria itu, si brengsek Yoongi, mengatakan bahwa sudah memasukan pil pencegah kehamilan ke dalam minumannya. Tetapi, bagaimana bisa dia sekarang hamil.

"Arrgghhhh!!!! Sialan!"

Aera  menjambak rambutnya dengan kasar. Wanita itu benar-benar frustasi. Dia sekarang berpikir apa yang harus dilakukan dengan anak ini.

"Bajingan!!" Aera mengumpat lagi dengan air mata yang terus mengalir.

Dia berpikir untuk menggugurkan anak ini, tetapi, dia tidak sekejam itu. Tetapi dia belum siap. Benar-benar belum siap. Bagaimanapun juga, ini adalah anaknya.

"NOONA!"

Han masuk ke dalam kamar kakaknya dengan panik setelah mendengar suara benda-benda jatuh. Dan dia terkejut mendapati kakak perempuannya itu terduduk di atas lantai tanpa daya.

Han menghampirinya dengan perasaan was-was. Tetapi, Aera tidak memberi respon sama sekali. Dia masih menangis dan kalut.

"Noona!?" Han memanggilnya lagi dengn jarak dekat. Dan dia sudah bersimpuh di depan Aera.

"Ada apa, noona?"

Dengan takut-takut, Han menyibak rambut panjang kakaknya. Dia terkejut melihat kakaknya itu menangis. Bulir-bulir air mata terlihat jelas di pipinya dan masih mengalir dari pelupuk matanya.

Aera menegakkan kepala. Mata sendunya bertemu dengan mata Han.

"Maafkan aku..." Aera kembali terisak.

Han merasa sedih dan dadanya terasa nyeri melihat kakak perempuannya, satu-satunya keluarga yang dia miliki, menangis dengan ekspresi yang sangat berantakan. Tampak kehancuran di matanya. Tetapi Han tidak tahu masalahnya.

Dia mengulurkan kedua lengannya, dan memeluk kakaknya itu. Berharap dengan sedikit bantuannya itu, kakaknya bisa tenang.

"Menangislah!" perintah Han dengan lembut. Dia mengusap-usap punggung Aera dengan lembut. Dia berusaha menenangkannya.

I Am You (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang