Happy reading
Sudah hampir satu jam Andra menatap laptopnya. Memasukkan lalu menghitung nilai tugas dan nilai ujian lebih dari ratusan mahasiswa membuat beberapa dosen mengeluh kecuali Andra. Andra tak perlu diremehkan lagi. Otaknya sudah biasa jika sudah berurusan dengan angka. Bukannya sombong tapi itu memang hal yang mudah bagi Andra.
Bunyi notifikasi dari ponselnya berbunyi untuk ke sekian kalinya. Andra memilih mengabaikannya karena dia tau siapa pelakunya.
From Mbak Rara :
Yakk!
Aryakkk!
Dih songong banget bocah!
Andra kembali mengacuhkannya karena dia sudah menebak keinginan dari Aurora. Kalau tidak menjaga Rean bisa jadi Andra disuruh membawa bocah itu jalan-jalan naik motor. Padahal Andra sedang sibuk di kampus. Bukan Cuma sibuk tapi sangat sibuk.
From Mbak Rara :
Terus aja ngacuhin chat Mbak. Liat aja!
Mbak Rara Sent Pict
Andra merasa penasaran tumben sekali Aurora mengirimkannya sebuah foto. Ada apa gerangan? Kenapa Aurora sangat heboh hari ini. Mau tidak mau Andra akhirnya membuka pesannya. Yang membuat Andra terkejut adalah Aurora sedang tidak berada di rumahnya melainkan di sebuah rumah makan. Bukannya ini tempat Adinda kerja?
To Mbak Rara:
Mbak dimana?
From Mbak Rara:
Baru dah kamu bales chat Mbak! Huh dasar!
To Mbak Rara:
Yang ditanya apa yang dijawab apa. Mbak dimana sih?
Andra mendengus padahal tinggal jawab apa susahnya. Dasar Aurora si perempuat ribet.
From Mbak Rara:
Kamu bisa liatkan foto yang Mbak kirim?
Yaudah Mbak disana!
To Mbak Rara :
Mbak ngapain sih disana? Pulang Mbak ntar dicariin Mas Kairo.
Sepertinya Andra memang salah karena sudah menceritakan Adinda pada Aurora. Terbukti sekarang kakak sulungnya itu bisa-bisanya berada di tempat kerja Adinda. Lebih agresif daripada dirinya.
From Mbak Rara :
Ya ketemu calon adik ipar aku lah. Gimana sih!
Kamu dimana? Sini cepetan!
To Mbak Rara:
Ngapain coba kesana?
Aku sibuk Mbak di kampus lagi ngitung nilai mahasiswaku
KAMU SEDANG MEMBACA
Step By Step (Book I)
قصص عامةCERITA MAINSTREAM Jika soal berpacaran dengan tegas Andra akan mengatakan tidak. Andra lebih memilih bukunya daripada makhluk rewel bernama perempuan. Sampai pada akhirnya Ardian, adiknya meminta ijin padanya untuk menikah lebih dulu.