RASA HAZELNUT

779 99 13
                                    

09.00 WIB

Pujian serta ucapan berdatangan pada seorang siswi berbandana kuning yang berjalan memasuki kantin bersama sang pacar di sebelahnya.

Viola Maharani--ketua cheerleader yang baru saja pulang dari perlombaan antar daerah bersama murid pilihan lainnya. Selain ketua cheerleader, Viola juga menjabat sebagai ketua dance SMA Pancasila.

Pacar dari Rama tersebut memang berbakat pada non akademik. Selain memiliki kecantikan, dia juga body goals untuk perempuan seumurannya.

Namun, dibalik semua prestasi dan kecantikannya, Viola sangat judes terhadap orang-orang yang menurutnya tidak asik, contohnya Gama.

Lelaki berpostur tinggi itu selalu menggoda Viola, meskipun ada Rama di sebelahnya.

Seperti saat ini ketika Craves duduk di kantin kedatangan Viola bersama Rama membuat Gama heboh bersiul menggoda.

"Ada yang lebih menonjol, nih," seloroh Gama.

Mendelik kesal, Rama melempar kulit kacang di depan Gery pada Gama. Bukannya merasa takut, lelaki berpostur tinggi itu malah tertawa kencang bersama Nando.

"Otak lo mesum!" cibir Viola. "Dev mana?" tanya Viola saat melihat sisi Ezar kosong.

"Masih belum sekolah," jawab Gery.

Mengangguk mengerti, iris gadis itu melirik Ezar yang diam saja tanpa melihat kedatangannya.

"Rima mana?" tanya Viola pada Ezar.

"Masih di kelas, nanti nyusul ke sini." Bukan Ezar yang menjawab, melainkan Gery.

Semua orang tahu jika hubungan Ezar dan Viola kurang baik. Jadi, mereka langsung mengerti situasi.

"Vio, lo semakin seksi aja," cetus Gama. Ternyata lelaki itu terus menatapnya.

"Jelaslah, Rama mainnya semalam lebih dari dua ronde," timpal Gery.

Rama menoyor kepala Gama dan Gery. Otak mereka memang isinya hanya selangkangan saja.

"Bacot lo berdua!" sembur Rama tidak terima pacarnya dijadikan bahan mesum mereka.

"Rima juga makin menonjol," ujar Viola saat dua gadis datang menghampiri meja mereka.

Iris hitam Ezar menatap tajam pada Viola yang duduk di seberangnya.

Seketika suasana mendadak canggung. Menarik kursi di sebelahnya, Ezar menyuruh Rima duduk, sedangkan sahabat Rima memilih duduk di kursi yang biasanya Adam duduki. Lelaki berambut poni itu sedang ada urusan, jadi tidak ikut bergabung di kantin.

"Vio, jangan cari ribut," bisik Rama.

"Maksud lo apa?" tanya Rima, dingin. "Jangan karena lo populer di sekolah, lo bisa seenaknya, Vi. Kalo lo nggak terima Gama melecehkan, maka perbaiki seragam lo yang super ketat itu."

Ber--cih pelan, gadis berbandana itu menatap remeh pada Rima. Selain Ezar, hubungan antara Viola dan Rima memang tidak dekat. Keduanya sering bersitegang jika bertemu. Namun, baik Ezar dan Rama tidak pernah mengambil pusing untuk menindaklanjuti konflik di antara kekasih mereka.

NAZAR [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang