PELAKOR

554 54 10
                                    

12.09 WIB

Menunduk lesu dengan langkah gontai memasuki kelasnya, Nada menelungkupkan kepala di atas kedua tangannya ketika mendaratkan bokongnya di kursi.

Napasnya terasa berat, belum lagi atas perutnya masih sakit.

Hari ini kondisi badannya tidak sehat. Mungkin karena Nada terus memforsir pikirannya ketika belajar. Bagaimanapun ia ingin lulus dengan predikat murid terbaik di SMA Pancasila.

Setelah menyelami profil sekolah, keinginannya menjadi mahasiswa yang diterima di universitas impian semua orang. Nada memiliki tujuan untuk masuk kampus favoritnya. Maka dari itu, meskipun ia tidak ambis, tetapi nyatanya keadaan membuat Nada harus belajar lebih giat lagi.

Sekolah di SMA Pancasila membuat jiwa malasnya memudar tergantikan oleh keinginan kuat untuk belajar.

Setelah dipikir, pantas saja beberapa murid terlihat saling menjatuhkan satu sama lain, contohnya kasus Adam dan Dev. Ia mendengar betul dari anak-anak yang bergosip jika Adam dendam dengan Dev karena menjadi perwakilan sekolah untuk menjadi vokalis. Maka dari itu, Adam menyebarkan rahasia seorang Dev.

Lalu, ada Viola yang dipermalukan. Banyak yang bilang insiden hari kemarin adalah kesempatan Fafa untuk menjatuhkan Viola. Siapa sangka, gadis berponi itu ternyata ingin balikan dengan Rama dan menjadi ketua cheerleader serta dance. Sebagian beropini jika Fafa pelaku dari penyebaran video tersebut.

Meskipun, Rima memiliki video tersebut karena gadis itu yang merekamnya, tetapi semua orang tidak membawa nama Rima ke dalam gosip mereka.

Sudah pasti, itu karena Rima kekasihnya Ezar. Mereka pasti takut dengan lelaki pemilik iris hitam legam tersebut jika Rima dibawa-bawa.

Rumit. Memikirkan gosip yang tidak sengaja didengarnya malah memusingkan kepalanya.

"Nad, kondisi lo gimana?" tanya Rere. Gadis itu baru kembali dari kantin.

"Aman," jawab Nada tanpa menatap lawan bicaranya. Kepalanya terasa berat untuk diangkat.

"Lo izin aja ke UKS. Gue perhatiin wajah lo pucat. Lo beneran nggak papa?"

Mengangkat jempolnya membuat Rere terdiam.

Nada tidak mau kelihatan lemah. Sebentar lagi jam pulang akan tiba. Sebaiknya bertahan demi tidak ketinggalan pelajaran bukanlah suatu yang salah.

"Nad," panggil Rere.

"Hem." Nada mengangkat wajahnya, menatap Rere dengan sayu.

"Gue mau tanya sama lo, tapi jangan marah, ya," ucap Rere dengan gugup.

Mengangkat sempurna punggungnya, tangan Nada menyilang di dada. Kepalanya yang nyeri langsung terkalahkan dengan rasa penasaran pada gadis di depannya itu.

Akhir-akhir ini ia memang jarang bersama dengan Rere. Sudah Nada katakan jika ia memang tidak mau memulai hubungan pertemanan. Kedekatannya dengan Rere masih dengan misi yang sama, yaitu tujuan lain dalam dirinya.

"Lo nggak ada apa-apa, kan, sama Ezar dan Rama?"

Mengerutkan dahinya, Nada menggeleng pelan.

NAZAR [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang