KEMBALI KE SEKOLAH

536 45 12
                                    

06.49 WIB

Kegiatan belajar mengajar telah kembali dimulai. Semua murid SMA Pancasila masuk tanpa terkecuali, termasuk Rima.

Suatu keberuntungan, ketika sekolah masih memberikan kesempatan karena Rima murid kelas 12. Sekolah juga tidak mau ambil resiko untuk mengabulkan permintaan dari Jay agar Rima mengikuti pelajaran di rumah saat menuju kelulusan.

Rima berjanji pada guru dan dirinya untuk memperbaiki hidupnya kembali. Tentunya ia dibantu oleh Gery untuk sama-sama menjadi manusia baik.

Kedua remaja itu tidak ambil pusing untuk menanggapi komentar murid yang berpapasan dengan keduanya saat memasuki koridor sekolah. Bahkan, Rima dan Gery sengaja bergandengan tangan tanpa malu jika nantinya dihujat.

Dari koridor sebelah kanan muncul Adam yang dipapah oleh Gama dan Nando. Sedangkan itu, di sampingnya ada Rama yang membantu membawakan tas lelaki berponi tersebut.

"Gimana keadaan lo?" tanya Dev pada Adam. Lelaki itu baru datang bersama Viola.

"Buruk!" sahut Rama. "Nih, anak bukannya istirahat malah maksa sekolah."

Terkekeh pelan, Dev menepuk pundak Rama. "Sori, sekali lagi, Ram. Gue harap kita bisa berteman lagi," ujar Dev dengan antusias. Melupakan pertanyaannya pada Adam.

Rama melirik Viola. Wajah sembab mantan kekasihnya itu membuatnya menghela napas panjang.

"Meskipun kemarin kita gagal cari tahu identitas Twiz karena Adam kecelakaan, tapi gue bisa mengambil hikmahnya. Twiz buat kita sadar bahwa sebuah hubungan itu berharga. Gue ingin lo menjaga Viola, mencintai dan menyayanginya melebihi gue," tutur Rama. Lelaki itu tersenyum.

Mendengar itu, Viola menghampiri Rama. Ia melepaskan genggamannya pada Dev. "Maaf, Ram," cicit Viola.

Mengusap rambut berbandana itu, Rama mengangguk. "Maaf, juga, Vio. Terlepas dari masalah keluarga dan masa lalu kita, gue berdoa semoga lo bahagia dengan Dev."

"Thank you."

"Nah, gini, kan, enak lihatnya. Cewek banyak, Ram. Nanti gue kenalin," imbuh Nando.

"Lo aja nggak pernah jatuh cinta sama cewek, gimana mau rekomendasi," cibir Gama.

"Eits! Jangan salah, Gam. Gue mulai konsultasi, nih. Setidaknya juga gue nggak pernah hamilin kakaknya temen sendiri."

"Mampus lo!" umpat Gery.

"Bacot!" desis Gama.

Adam terkekeh pelan. Dari arah belakang mereka, muncul Rere. Gadis itu menyingkirkan Gama, lalu meraih pinggang Adam.

"Gue aja," ujar Rere.

Nando pun melepaskan Adam pada Rere.

"Ada yang gerak cepat, nih," sindir Rima.

"Bacot!" desis Rere.

Bukannya tersinggung, Rima malah tertawa. Setidaknya ketegangan di antara mereka tidak sepekat kemarin.

"Wah, ketinggalan apa, nih, gue?"

NAZAR [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang