PESAN UNTUK GERY

778 84 7
                                    

Sabtu, 03 Desember 2022 -- 21.16 WIB

Ketujuh lelaki berperawakan tinggi dengan balutan jaket serta celana bewarna hitam sedang menikmati jalanan ibu kota yang selalu ramai tanpa jeda.

Malam minggu adalah waktu sakral untuk para pasangan melakukan kencan mereka. Entah menonton film, jalan-jalan di taman atau mengunjungi tempat makan malam romantis. Namun, berbeda untuk ketujuh lelaki yang mengendarai motor besar hitam dengan kecepatan sedang tersebut.

Meskipun, di antara mereka sudah ada yang memiliki kekasih, tetapi tidak menghalangi aktivitas mereka untuk berkumpul bersama. Apalagi seorang playboy, kencan tidak ada di kamusnya selain one night stand.

Memasuki sebuah kafe yang lumayan ramai, motor besar hitam mereka terparkir rapi bersama kendaraan lainnya.

Memasuki area kafe, Ezar memerintahkan teman-temannya untuk duduk di kursi pojok yang sudah ia pesan sebelumnya.

"Halo, Ezar," sapa seorang wanita berambut pendek dengan celemek biru melekat di tubuhnya.

"Halo, Tante, apa kabar?" sapanya sembari memeluk sekilas wanita dewasa tersebut.

"Baik. Kamu sendiri gimana?"

"Baik juga, Tan. Om Daren nggak ke sini, Tan?"

Zaskia--wanita itu mengedikkan bahu tidak tahu. "Om kamu super sibuk. Dia ada meeting. Mungkin kalo keburu nanti menyusul Tante ke sini."

Zaskia adalah kakak dari mamahnya Ezar. Wanita lembut serta pekerja keras itu sangat menyayangi Ezar seperti anaknya sendiri.

"Yaudah, Tan, kalo gitu Ezar mau gabung sama teman-teman," pamit Ezar.

"Have fun, ya," pesan Zaskia yang dibalas ancungan jempol Ezar.

Nesa kafe adalah usaha bisnis Zaskia untuk mengisi waktu luangnya sebagai ibu rumah tangga. Selain itu, keluarga mereka bukan orang terpandang seperti keluarga ayah Ezar. Namun, hubungan di antara dua keluarga tersebut cukup baik, hanya saja Ezar dan Rere tidak mewarisinya. Mereka selalu bertengkar jika beradu pendapat sampai Ezar harus menahan kekesalannya ketika keras kepala Rere kambuh.

"Tante lo, kan?" tanya Gama saat Ezar menduduki sofa single di sebelah Rama dan Adam.

Mengangguk pelan, Ezar meraih cangkir berisi kopi yang sudah dipesan oleh mereka.

"Bolehlah--"

Belum sempat Gama menyelesaikan kalimatnya, sebuah kentang goreng mengenai wajah lelaki tersebut.

Nando terbahak ketika raut Gama berubah masam.

"Nyokapnya Rere mau lo embat juga, Gam? Memang bangsat lo!" kesal Rama.

Otak Gama tidak ada kejernihan selain selangkangan. Menyesal rasanya memasukkan Gama ke dalam circle mereka.

"Belum juga gue selesai ngomong," protes Gama. "Maksud gue, bolehlah anaknya gue embat," lanjutnya yang disertai kekehan kecil.

Kini Ezar melempar tatapan membunuh pada Gama. "Berani lo deketin Rere, habis lo di tangan gue," ancam Ezar penuh keseriusan.

"Gue akan tobat kalo Rere mau jadi pacar gue," ujar Gama bersungguh-sungguh.

Ezar semakin menajamkan tatapannya.

"Nggak usah rusak suasana," ucap Gery.

"Tahu, nih, bocah. Di otaknya selangkangan mulu," cibir Nando.

NAZAR [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang