KEMARAHAN RIMA

738 75 11
                                    

10.10 WIB

"Rima!"

"Rim, tunggu!"

Kaki Ezar terus melangkah cepat untuk menyusul Rima yang berlari darinya. Keduanya telah menjadi tontonan para murid di koridor kelas 12.

"Rim!"

Tangan kekasihnya itu berhasil diraih. Menarik ke hadapannya, Ezar bisa menangkap wajah amarah milik gadisnya. Ia tahu jika kejadian barusan adalah salah, tetapi dirinya tidak mengetahui jika Nada akan bertindak seperti itu.

"Rim, dengerin penjelasan gue dulu."

"Penjelasan apa? Penjelasan kalo lo menikmati kejadian barusan, iya?"

"Bukan, Rim."

"Terus apa? Lo mau bilang kalo kalian berselingkuh."

"Rima!" sentak Ezar. "Gue sama dia nggak ada apa-apa. Kejadian barusan itu tiba-tiba karena dia narik dasi gue dan--"

"Dan lo menikmatinya!" potong Rima. "Selama kita pacaran, lo nggak pernah melakukan itu sama gue. Kita hanya pelukan dan gandengan tangan, tapi barusan apa, Zar?" Suara Rima bergetar. Kekecewaan semakin tercetak jelas di wajahnya. Sungguh, Ezar merasa sangat bersalah terhadap kekasihnya itu.

"Karena gue menjaga lo, Rim," ucap Ezar melembut.

"Menjaga?" tanya Rima dengan menyindir. "Lo bukan menjaga, tapi lo menyakiti perasaan gue," tandas Rima.

Melepaskan cekalan Ezar di tangannya, Rima berlalu dari sana. Ketika gadis itu melewati kelas 12 IPA 3, irisnya bertabrakan dengan sosok Nada yang berdiri di depan pintu kelas dengan wajah datarnya.

Namun, itu hanya sepersekian detik karena Rima memutus kontak mata lebih dulu.

Iris hitam legam Ezar menyorot penuh amarah pada Nada. Pandangan mereka bertemu. Menghampiri gadis itu yang tidak bergerak sedikit pun, Ezar akan memberikan pelajaran padanya.

Baru saja akan berucap, beberapa guru terlihat melangkah ke arah kelas mereka. Senyuman licik Nada tercetak jelas di wajahnya. Gadis itu malah menghampiri Ezar yang terdiam di depan kelas 12 IPA 2.

"Gimana, Zar? Masih mau mengancam gue?" tanyanya dengan angkuh.

"Gadis licik!" desis Ezar.

Mengibaskan rambutnya ke belakang, Nada mengangkat dagunya tinggi-tinggi.

"Udah gue bilang, hidup lo akan nggak tenang karena udah cari masalah. Inget, Zar, di depan lo ini Nada, bukan cewek lemah," bisiknya.

Sebelum menjauhkan diri, Nada merapikan anak rambut Ezar yang berantakan, tetapi ditepis kasar oleh sang empunya.

Mendengkus pelan, Nada berbisik, "gue hancur, lo juga hancur!"

💌

10.16 WIB

Tidak pernah terlintas dalam benaknya jika ia akan membolos bersama ketiga temannya.

Atap sekolah merupakan tempat yang cocok untuk membolos. Namun, ini bukan sekedar membolos biasa, karena Gama yang baru datang menyusul ke atap membawa beberapa snack ringan serta minuman kaleng. Tidak lupa, lelaki itu membawa rokok yang sudah menyala dari tadi. Sepertinya pesta kecil-kecilan akan segera dimulai.

NAZAR [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang