12.09 WIB
Membanting semua barang apa pun yang bisa digapainya, ia melampiaskan semua kekesalannya agar bisa meredam.
Rapat wali murid yang sempat ia harapkan hancur, malah berjalan lancar karena keamanan sekolah nyaris memergoki aksinya itu.
"Bangsat!"
Mengambil vas bunga keramik di pojok ruangan, lalu membantingnya hingga terpecah berkeping-keping sampai mengenai sepatu seseorang yang baru masuk ke ruangan tersebut.
"Rencana kita gagal," adunya.
Melepas almamater sekolahnya, lalu melemparkan ke asal tempat. Ia mengacak rambutnya dengan kasar, sembari meremasnya.
"Harusnya rencana kita berhasil. Gue minta maaf. Gue nggak tahu kalo sekolah meningkatkan keamanan," imbuhnya.
Seseorang itu duduk, menyilangkan kakinya dengan bibir tersenyum tipis. "Tunggu aja tanggal cantiknya. Rencana kita pasti berhasil."
"Tapi dengan cara apalagi? Ini kesempatan besar kita, dan semuanya gagal."
"Bukan gagal, tapi belum sempurna. Gue harus kembali meneror mereka," ujarnya menyibakkan rambut.
Lelaki itu mengambil almamaternya, lalu beranjak mendekati pintu ruangan tersebut
"Gue harus kembali ke anggota gue. Kalo mereka menyadari gue nggak ada, pasti mereka menaruh kecurigaan."
Gadis itu mengangguk, mempersilahkan lelaki tersebut pergi ke luar. Sedangkan itu, dirinya mengambil ponselnya, lalu masuk ke akun rahasia.
Menandai akun sekolah, postingannya langsung dikomentari banyak orang.
"Kena lo!" gumamnya.
@info_twiz
Rahasia siapa dulu yang akan terbongkar di antara Rama Anendra Wijaya dan Dev Mahendra Khan?
💌
12.15 WIB
Mendudukkan diri di kursi koperasi, Nada sudah menghabiskan lima susu kotak favoritnya. Tersisa satu kotak lagi di dalam lemari pendingin.
Berniat untuk mengambilnya, tangan seseorang lebih dulu menyambar susu kotak tersebut.
Melihat kesal siapa yang mengambilnya, Nada berniat untuk merebut, tetapi ia kalah cepat karena uang pecahan sudah diberikan pada kasir.
Berdecak kesal, Nada mengekor di belakang pemilik iris hitam itu.
"Sejak kapan lo suka hazelnut?" tanyanya tidak suka.
"Sejak gue mencicipinya langsung dari lo."
"Sinting!" umpatnya.
"Ternyata enak, ya, rasa hazelnut," gumam Ezar sembari membuang kotak susu tersebut pada tong sampah.
Menatap nanar tong sampah tersebut, Nada meninggalkan Ezar memasuki koridor kelas.
"Lo habis nangis?" tanya Ezar.
Langkahnya yang lebar terhenti. "Nggak," alibinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAZAR [SELESAI]
Teen Fiction𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐜𝐨𝐩𝐲 𝐩𝐚𝐬𝐭𝐞⚠️ Hidup Nada menjadi tidak tenang setelah peristiwa dua tahun lalu. Hingga akhirnya memutuskan pindah ke SMA Pancasila untuk menjalankan misi rahasia. Namun, rencananya tidak berjalan dengan mulus. Karena Nada harus ber...