MARET BERENCANA

486 44 6
                                    

17.59 WIB

Matahari mulai menuju ufuk Barat. Sinar kejinggaan pun perlahan menyebar di angkasa, membuat langit terlihat indah pada Minggu sore ini.

Deburan ombak, serta kicauan burung camar dan tarian nyiur membuat hati dan pikirannya menjadi tenang.

Sungguh, pertunjukkan alam yang indah.

"Jadi, tujuan lo ke Australia niatnya mau menutup drama itu?"

Seorang lelaki duduk di kap mobil dengan membawa minuman kaleng bersoda yang ia beli sebelum menjemput Nada.

Mengangguk, Nada menatap ombak yang mengenai batu karang.

"Kenapa harus Australia? Lo bukan aja menutup drama itu, tapi meninggalkan gue juga sebagai rekan lo."

"Mau gimana lagi. Keputusan gue udah bulat," ucapnya.

"Kapan keberangkatannya?"

"Seminggu setelah ujian."

"Bangsat! Lo benar-benar seniat itu? Sampai melewatkan prom night?"

"Iya."

Berdecak malas, lelaki itu turun dari atas kap mobil.

"Lo mau menutup drama atau menghindari seseorang, sih?"

"Menurut lo?"

"Keduanya!" tandasnya. "Dia mencintai lo, Nad."

"Gue tahu. Sialnya, kita akan menikah setelah pendidikan gue selesai."

"Serius?"

Nada mengangguk.

"Gue nggak habis pikir dengan apa yang Kak Rey bilang tadi siang."

"Kok, bisa lo sama dia dijodohkan?"

Berdecak malas, Nada melompat turun, lalu masuk ke dalam mobil. Pantai mulai sepi, langit juga menggelap. Tidak ada lagi semburat jingga yang menghiasi angkasa. Hanya tersisa awan hitam saja.

Lelaki itu pun masuk ke dalam mobil, lalu melajukan mobilnya menyusuri jalanan pasir yang membawa roda empat itu keluar dari area pantai.

"Terus, lo menyetujuinya?"

"Belum."

Nada menatap jalanan dari jendela kaca. Lelaki di balik kemudi itu terkekeh pelan.

"Lo sebenarnya suka, kan?"

"Sama dia?" tanya Nada.

Mengangguk cepat, lelaki itu menghidupkan radio mobil. Memutar lagu pop yang sedang populer.

"Gue nggak mencintai Ezar. Dia adalah musuh gue. Target yang gue incer dari dua tahun lalu."

"Gue tahu. Tapi ini udah melibatkan perasaan, Nad."

"I know. Itu tujuan gue untuk menargetkan perasannya. Gue akan semakin membuat Ezar menderita," tuturnya.

"Nad, dendam lo mulai nggak baik."

NAZAR [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang