TAMU TIDAK DIUNDANG

492 41 7
                                    

23.19 WIB

Nada mendengkus kesal ketika lampu rumahnya mati. Sebenarnya ia bisa saja lanjut tidur, tetapi pendingin ruangan mati membuat kamarnya terasa panas dan pengap.

Mengambil ponselnya di meja samping nakas, Nada menghidupkan senter, lalu beranjak ke luar rumah.

Mengintip suasana yang sunyi dari kaca sebelah pintu rumahnya, membuat Nada berdecak malas. Lampu rumahnya padam karena pulsa listrik habis.

"Ada aja masalah hidup," gerutunya.

Dengan cepat jari-jarinya mengetik beberapa nomor untuk membeli pulsa listrik agar malam ini dirinya tidak tidur kepanasan. Setelah mendapat beberapa digit angka, ia pun membuka pintu rumahnya.

Hampir saja Nada memekik kaget sebelum mulutnya dibungkam oleh tangan seseorang.

Lampu rumahnya kembali menyala. Nada membulatkan matanya ketika melihat wajah siapa yang ada di hadapannya.

Lelaki itu tersenyum devil, mendorong tubuh Nada masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu.

"Lo ngapain di sini?" tanya Nada tidak suka.

Tangannya menepis bau tidak asing pada lelaki itu.

"Lo mabuk?"

Lelaki itu hanya mengangguk. Tubuhnya hampir saja ambruk jika Nada tidak menahan bahunya.

"Lo bego banget, sih. Kenapa harus ke rumah gue?!" marahnya.

"Nad," panggilnya dengan suara serak.

"Iya gue Nada. Lo masih sadar, kan?"

Lelaki itu mengangguk. Tubuhnya masih bisa berdiri tegap.

"Gue ngantuk. Kamar lo dimana?"

Tangan lelaki itu ia tahan ketika akan masuk ke dalam kamarnya. Nada tidak habis pikir jika lampu rumahnya padam karena ulah manusia tidak jelas yang kini malah menanyakan kamar.

"Lo bukan orang miskin. Kalo butuh penginapan ke hotel bukan rumah gue!"

"Berisik!"

Menghempaskan tangan Nada, lelaki itu menerobos masuk ke dalam kamar yang pintunya terbuka sedikit.

"Ezar! Lo apa-apaan, sih?! Kalo tetangga tahu kita bisa digerebek!"

"Gue nggak peduli."

Membuka jaketnya, lalu melemparkan ke atas meja belajar Nada, lelaki itu menidurkan badannya.

"Nyebelin banget, sih?!" Nada menghentakkan kakinya ketika Ezar mulai tertidur.

"Gue nggak mau ada masalah lagi. Lo kenapa, sih, harus ke sini? Lo tahu dari mana rumah gue? Bangsat!"

Nada meraih ponselnya di samping nakas ketika benda itu menyala. Sebuah pesan dari Rere.

@rereyuannesya

Nad, Ezar ke rumah lo nggak? Soalnya, tadi dia minta alamat rumah lo. Katanya ada urusan penting. Urusan apa, sih?

"Gue aja nggak tahu apa urusan dia ke rumah gue," gerutunya. Menutup kembali ponselnya tanpa membalas pesan dari sepupu lelaki itu.

NAZAR [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang