Drrttt drrttt drrttt
Getaran dari ponsel yang tergeletak pasrah di samping komputernya, sekilas nampak sebuah nama di layar benda pipih itu.
"Assalamu'alaikum Nenek,"
"---"
"Mayang sehat kok Nek, dan maaf ya belum bisa pulang. In syaa Allah tahun baru nanti Mayang pulang,"
"---"
"In syaa Allah. Jaga kesehatan ya Nek.. wa'alaikumussalam,"
Mayang memutus panggilan dengan sang nenek yang tinggal di kampung, seperti biasa beliau menanyakan dirinya kapan pulang untuk mengunjunginya. Sudah 2 tahun dia tidak pulang kampung. Selalu saja ada alasan untuk mengunjungi tanah kelahirannya di Jawa Tengah.
Terdengar desahan nafas dari mulut wanita yang masih melajang meski telah berusia 29 tahun itu, karena sudah diputuskannya untuk tak akan pernah menikah. Dia merasa tak pantas! Setidaknya itulah yang dia pikirkan.
Dia takut jika suatu hari nanti keluarga calon suaminya akan bertanya di mana ayahnya? Pertanyaan yang tak akan pernah bisa dia jawab. Karena dia pun tak tahu. Dia punya ibu, tapi tak punya ayah.Mayang Senja, nama wanita itu. Dia bekerja sebagai seorang sekretaris di sebuah perusahaan properti di Jakarta. Berasal dari kampung, dan hanya seorang diri di ibukota yang kata orang lebih kejam dari ibu tiri itu. Ibu tiri? Mayang rasa tak jauh beda dengan ibu kandungnya, karena selama Mayang hidup dia tak pernah diinginkan oleh sang ibu. Itu juga yang menjadi salah satu penyebab dia tak ingin menikah, dan selalu beralasan jika neneknya menyuruh pulang. Karena jika dia pulang, otomatis dia akan bertemu dengan sang ibu. Ibunya tak pernah menganggapnya ada, dan membencinya mungkin. Ibunya saja tak menyayanginya, lalu bagaimana seseorang yang asing bisa menyayanginya? Menjadikan dia teman hidupnya?
"Permisi?" Suara lembut dari seorang wanita yang berpakaian kurang bahan membuyarkan lintasan drama di kepalanya.
Beda lagi?? Dasar buaya!!!
"Ibram ada?" Tanya wanita itu.
Ini wanita ke lima yang mencari bos barunya selama sebulan ini. Meski dia baru sebulan menjabat sebagai pengganti sang ayah, yang nota bene adalah pemilik perusahaan. Bos barunya ini sungguh menyebalkan di mata Mayang. Jauh berbeda dengan sang ayah yang sopan dan rajin beribadah. Tak pernah galak dengan karyawan, apalagi bertindak semena-mena. Lima tahun menjadi sekretaris Lukman Ibrahim, hampir tak pernah ada keluhan yang terucap dari mulutnya. Tapi semenjak digantikan Ibram, hampir tiap hari dia beristighfar hingga mengumpat jika setan sedang menguasainya. Ibram Narendra Putra Ibrahim, adalah laki-laki ter-playboy yang pernah Mayang temui.
"Beliau ada. Apa ibu sudah buat janji sebelumnya?"
"Ibu? Lo pikir gue ini sudah ibu-ibu?!! Gue mau langsung masuk, bodo amat dengan janji!" Wanita itu pun melenggang masuk ke dalam ruangan bos-nya.
Mayang mendengus sebal. Selalu seperti ini tiap ada tamu cewek yang datang, seenaknya masuk dan melemparkan kata-kata pedas padanya.
"Gue lagi yang kena! Huhh.. Gue heran deh, buaya kok pacarannya sama singa!"
***
Anak kedua aku...😊😊
Beda banget dari Andra dan Rahma.
Tapi masih berdasar true story meski nggak seluruhnya..😄
Enjoy it..
Semoga suka..
KAMU SEDANG MEMBACA
Mayang Senja (END) ✔ TERBIT
RomanceNamanya Mayang Senja, usia 29 tahun. Bekerja sebagai sekretaris dari seorang Hitler__julukan darinya untuk CEO yang lima tahun lebih muda darinya. Bercita-cita tak pernah menikah seumur hidup, alasannya adalah dia yang lahir tanpa ayah, jadi siapa y...