Dia pergi

10.6K 1K 19
                                    

Pagi yang manis, baru sekali ini Mayang mendapati setangkai mawar di meja kerjanya. Dia mengerutkan dahi ketika bunga warna merah itu tergeletak di sana. Dengan secarik kertas bertuliskan i love you.

Oke, dia akan tersenyum untuk hal manis ini. Mengambilnya lalu mencium baunya, apa sudah benar?

Dia sungguh sangat asing dengan kata manis, Mayang rasa kata itu tidak cocok untuk dirinya. Bukan tanpa alasan, karena dia sudah terbiasa karena ibunya hanya mengajarkan kata benci sejak dia ada. Jauh sebelum dia lahir ke dunia.

Kling

Hitler si Buaya
Suka nggak sama bunganya?

Anda
Thanks

Hitler si Buaya
Dapet metik di taman rumah, ibu negara belum nyadar kalo bunga kesukaannya hilang😂

Anda
Lain kali nggak nerima bunga dapet nyuri

Hitler si Buaya
😂😂😜😙😙

Mayang duduk di kursinya, menyalakan laptop dan memeriksa beberapa hal di note book miliknya.

"Ibram udah datang?" Suara itu membuatnya mendongak.

"Sudah Mbak. Tapi--" belum selesai Mayang bicara, wanita yang kini Mayang tau bernama Evelyn itu langsung masuk ke dalam.

Mayang mengejar, dan ingin membuka pintu ruangan atasannya. Namun telfon di meja kerjanya berdering terpaksa dia mengangkat telfon itu dulu.

Wina yang menelfon, memberitahukan bahwa Ibram sudah ditunggu untuk rapat bersama bagian marketing.

"Iya, ntar gue sampein ke Pak Ibram-nya. Soalnya dia lagi ada tamu,"

"Sepagi ini?" Tanya Wina.

"Iya,"

"Cewek seksi itu? Tadi gue ketemu di lobi,"

"Ya begitulah. Udah dulu ya!"

"Oke!"

Begitu menuntup telfon, Mayang berdiri dari duduknya dan berniat untuk masuk ke ruangan Ibram. Entah apa yang mengusik pikirannya, hingga dia langsung membuka pintu tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Hingga matanya mendapati hal yang tak ingin dia lihat. Evelyn berada di atas tubuh Ibram yang terbaring di atas sofa, dan baju atasan Evelyn terbuka hingga dadanya nyaris terlihat.

Bukan hanya Mayang yang terkejut, Ibram pun tak kalah terkejutnya ketika mendapati Mayang yang mematung di dalam ruangannya. Melihatnya dalam posisi seintim itu dengan seorang wanita.

"Mayang?!" Ibram mendorong tubuh Evelyn hingga terduduk di lantai.

Mayang menahan egonya, walau ia ingin menangis tapi akal membuatnya sadar. Dia ada di kantor dan statusnya sebagai karyawan.

"Maaf Pak, saya mengganggu. Bapak sudah ditunggu rapat dengan bagian marketing." Hanya itu yang terucap dengan suara gemetar, lalu dia keluar dari ruangan atasannya.

"Dasar cewek gila!!!" Kata Ibram marah. Namun Evelyn hanya menyeringai jahat sambil mengancingkan kemejanya yang terbuka.

"Lo pikir gue nggak tau, kalo lo nolak gue gara-gara lo ada main sama sekretaris lo yang kampungan itu?!" Evelyn tertawa melihat keterkejutan di wajah Ibram, "Kenapa? Lo kaget? Kemarin gue ngikutin lo ke kosan tuh cewek kampung! Dengar ya Ibram, gue bisa nyakitin dia karena lo udah berani nolak gue! Dan ini baru gue mulai! Permisi!" Evelyn keluar dari ruangan itu dengan tertawa puas.

Mayang Senja (END) ✔ TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang