Andara
Mbak Mayang lembur lagi? Ini dah mau Isya' kenapa belum pulang?Mayang menghela nafasnya berat setelah membaca pesan dari salah satu adiknya. Mereka pasti cemas karena dia belum ada di kamar kosnya. Dia sedang menjalani aktivitas favoritnya di kala hatinya sedang tidak beres.
Menaiki transjakarta untuk keliling jakarta. Turun dari halte satu ke halte lainnya, sampai semua halte dia singgahi, sampai dia lelah. Barulah dia akan pulang ke kos.
Anda
Lagi ngebolang dek, ini dah halte terakhir. Mo nitip sesuatu buat mbak belikan?Mayang mengirim pesan balasan untuk Andara. Adik-adiknya sudah tau tiap kata ngebolang Mayang ucapkan, itu artinya Mayang sedang bersedih.
Mayang pernah menceritakan kisah hidupnya pada mereka berempat. Jadi, itulah kenapa mereka menganggap Mayang adalah kakak mereka yang berharga.
Andara
Gk da mbak. Mbak cepet pulang, kita nungguin mbak buat nobar.Mayang membaca balasan Andara sambil tersenyum. Nobar adalah sebutan untuk kegiatan favorit mereka, menggelar tikar di balkon kamar, lalu berbaring berjamaah sambil melihat langit malam dan membahas hal-hal yang nggak penting. Selalu ada istilah khusus untuk setiap kegiatan seru yang mereka lakukan.
Mayang turun di halte dekat kosnya, tinggal berjalan kaki sepuluh menit maka dia sampe di kos putri milik Bapak Budiono tempatnya tinggal.
Dia melihat penjual sate ayam favoritnya sedang mangkal di ujung gang. Dia mengayun langkahnya ke sana, dia pikir harus membawa sesuatu untuk bisa dimakan bersama dengan keempat adiknya saat nobar nanti. Dia memesan lima porsi sate ayam, lalu duduk di kursi plastik yang disediakan oleh Cak Dikin si penjual sate untuk para pelanggannya menunggu pesanan mereka.
"Boleh duduk sini?" Suara bariton yang sudah sangat familiar di telinga Mayang tiba-tiba terdengar menyapa indera pendengarannya. Membuatnya terkejut dan hampir menjatuhkan ponsel di tangannya.
Tanpa persetujuan Mayang, pria itu tetap duduk di kursi plastik di depan Mayang duduk.
"Kenapa baru pulang? Kemana aja?" Tanya pria yang masih mengenakan baju yang sama saat terakhir kali mereka bertemu sore tadi.
Dia nungguin gue?
"Ngapain Bapak ada di sini?" Tanya Mayang masih bernada sama seperti tadi sore. Kesal.
"Nungguin lo,"
"Buat apa?"
"Mau launjutin lamaran gue yang tadi sore," Ibram dengan senyumnya, yang selama sebulan ini jarang Mayang lihat. Senyum dan Ibram bukan sahabat baik selama dia menjabat jadi sekretarisnya.
"Lamaran Bapak saya tolak!" Ucap Mayang tegas tanpa keraguan.
"Boleh tau apa alasannya?" Ibram tak menyerah.
Mayang terdiam.
"Nggak bisa jawab? Atau sedang mencari alasan?" Ibram menghela nafasnya. Sekuat hati menahan diri untuk tak meraih jemari Mayang untuk digenggamnya.
"Gue serius, pengen jadiin lo istri gue. Apapun alasan lo, gue nggak peduli!"Ibram mengatakannya tanpa sedikit pun keraguan yang tersorot di matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mayang Senja (END) ✔ TERBIT
RomansaNamanya Mayang Senja, usia 29 tahun. Bekerja sebagai sekretaris dari seorang Hitler__julukan darinya untuk CEO yang lima tahun lebih muda darinya. Bercita-cita tak pernah menikah seumur hidup, alasannya adalah dia yang lahir tanpa ayah, jadi siapa y...