Chapter 3 : Tidak, Jangan Lagi !!!

1.5K 43 0
                                    

Di sebuah rumah di tempat antah berantah, Kyungsoo terbaring tidak sadarkan diri di lantai. Pria itu kembali dan perlahan menuangkan segelas air ke wajah Kyungsoo. Remaja yang pingsan itu mulai sadarkan diri dan akhirnya dia membuka matanya. Kyungsoo menatap wajah orang itu dan kembali ketakutan. "Ya Tuhan. Ini tidak mungkin terjadi," Kyungsoo berkata pada dirinya sendiri.

Kyungsoo bangkit dan kembali menatap orang yang membuatnya ketakutan. "Mengapa kau tidak pergi ke situ dan duduk di ranjang," ujar pria itu pada Kyungsoo dengan suara robotnya. Kyungsoo menolak untuk mendengarkannya. "Aku bilang duduk," ulang pria itu dengan marah sambil mengarahkan pistol ke remaja itu. Kali ini Kyungsoo menurut dan dia pun duduk.

Setelah Kyungsoo duduk di ranjang, pria itu mengambil kursi dan meletakkannya di depan Kyungsoo dan duduk di sana. "Itu tidak mungkin kau. Kau seharusnya sudah mati," ujar Kyungsoo. "Tidak. Seperti yang kau lihat, aku masih hidup," ujar Kai. "Kau berkelahi di penjara dan saat itulah kau meninggal," ujar Kyungsoo. "Detektif Sehun memberitahuku begitu," tambah Kyungsoo.

"Yah, detektif Sehun setengah benar. Aku memang berkelahi, tapi aku tidak mati," ujar Kai. "Suaramu. Apa yang terjadi dengan suaramu ?" tanya Kyungsoo. "Selama perkelahian, aku ditikam di leher. Pisau itu memutus pita suaraku," jawab Kai. "Aku dibawa ke rumah sakit setempat untuk operasi dan setelah operasi, aku melarikan diri dengan bantuan Park Jimin," tambah Kai.

"Park Jimin. Itu supir yang membawaku ke sini," ujar Kyungsoo. "Ya. Kau benar. Park Jimin adalah pamanku," ujar Kai pada Kyungsoo. "Kau tahu Kyungsoo, ketika kau diculik oleh detektif Sehun yang hebat, kupikir aku mungkin tidak akan mendapatkan kesempatan untuk menangkapmu lagi. Tapi terima kasih kepada ayahmu, aku diberi kesempatan kedua," ujar Kai.

"Bagaimana kau tahu aku diculik oleh detektif ?" tanya Kyungsoo. "Aku tahu karena aku menguntitmu," jawab Kai. Kyungsoo tercengang. "Yah, Kai, mengetahui betapa terobsesinya kau denganku, bahkan jika ayah tidak menyelamatkanku dari Sehun, aku yakin kau akan menemukan cara untuk menculikku darinya," ujar Kyungsoo.

"Kyungsoo, kau mungkin benar. Yang bisa kupikirkan setelah aku melarikan diri dari rumah sakit adalah kau dan kebersamaan kita di waktu berikutnya. Dan Kyungsoo, waktunya sekarang. Kau milikku sekarang dan hanya aku. Kau milikku dan kau hanya perlu menerimanya," ujar Kai. "Aku tidak akan pernah menerimanya dan aku akan selalu membencimu, sekarang bahkan lebih setelah kau membunuh ibuku," ujar Kyungsoo.

"Ya. Aku juga banyak berpikir. Itu sebabnya aku menyiapkan ranjang untukmu," ujar Kai. "Aku tahu aku harus bekerja ekstra keras untuk memenangkan hatimu, jadi aku mempersiapkannya," ujar Kai. "Itu tidak akan pernah terjadi. Kau tidak akan pernah mengubahku," ujar Kyungsoo. "Kita lihat saja nanti," jawab Kai. "Tapi pertama-pertama. Sebelum aku mengikatmu, kau harus memakai kostum superboy," beritahu Kai pada tawanannya. Kyungsoo hanya menatap mantan temannya.

"Kau tahu, Kai. Kau bisa pergi ke neraka," beritahu Kyungsoo pada mantan temannya. "Jika kau pikir aku akan memakai kostum itu lagi, gila. Aku tidak akan melakukannya," lanjut remaja itu. "Oh Kyungsoo. Kenapa kau selalu melawan ? Kenapa kau tidak bisa mendengarkanku sekali saja tanpa membuatku kesulitan ?" tanya Kai.

"Ah, maaf. Tidak. Mengapa kau tidak mencoba berada di posisiku sekali. Maka kau akan tahu bagaimana rasanya diincar dan diculik sepanjang waktu," jawab Kyungsoo. Kai mengabaikan omongan Kyungsoo dan sekali lagi memerintahkan remaja 16 tahun itu untuk berganti kostum superboy, tapi sekali lagi Kyungsoo menolak. "Baiklah. Jika dilihat, kau memiliki dua pilihan," ujar Kai. "Pilihan pertama adalah kau menjadi anak yang baik dan mengganti kostum superboy itu atau pilihan kedua adalah aku akan membiusmu dan aku sendiri yang akan memakaikan kostum itu dan pada saat yang sama, aku akan memanggil pamanku dan memerintahkannya untuk membunuh ayahmu," ujar Kai yang berhati dingin. "Itu pilihanmu," ujar Kai.

The ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang