Chapter 14 : Pengunjung

613 19 0
                                    

Sekarang hari berikutnya di pagi hari di keluarga Kim. Kyungsoo sekali lagi kembali terbaring di atas selimut dengan kedua tangan diikat di depan ke sebuah batang yang melekat pada ventilasi. Seperti biasa, kaki remaja itu juga diikat. Dan seperti biasa, dia disumpal dengan lakban di mulut. Kyungsoo mulai bangun.

Ketika Kyungsoo sekarang benar-benar terjaga dan berusaha melepaskan diri dari ikatannya, Irene masuk ke kamar untuk mengajak putranya sarapan. "Selamat pagi nak. Kuharap kau tidur nyenyak," ujar Irene. "Mmmppphhh," Kyungsoo mencoba bersuara di balik lakbannya. Irene membungkuk dan melepaskan lakban dari mulut Kyungsoo. Dia melemparkannya ke ranjang.

"Apa yang ingin kau katakan ?" tanya Irene. "Selamat pagi ibu," ujar Kyungsoo. "Itulah yang ingin kukatakan," Kyungsoo. "Kau tahu. Kedengarannya sangat enak didengar. Aku menunggu 15 tahun untuk mendengarnya," ujar Irene. "Kau tahu nak, aku benar-benar berharap kau bisa memaafkanku karena membuatmu terikat sepanjang waktu," ujar Irene. "Aku memaafkanmu. Aku mengerti mengapa kau harus mengikatku," ujar Kyungsoo.

Kyungsoo membayangkan bahwa jika dia bisa berpura-pura untuk keluarga Kim, dia bisa mengelabui mereka dan saat itulah dia bisa mencoba melarikan diri. Namun, Kyungsoo juga tahu bahwa usahanya untuk melarikan diri di masa lalu tidak berjalan dengan baik karena dia ditangkap lagi. Kyungsoo tahu bahwa Kai masih di luar sana dan masih mengejarnya. Kyungsoo hampir merasa seperti mengapa repot-repot mencoba dan melarikan diri. Kyungsoo merasa bahwa dia tidak bisa lepas dari penculikan ini.

"Baiklah nak. Aku sudah menyiapkan sarapan. Jadi aku akan melepaskanmu dan kita bisa pergi dan makan," ujar Irene. Irene melepaskan ikatan tangan Kyungsoo dan kemudian melepaskan ikatan kakinya. Irene membantu Kyungsoo berdiri. Dia membimbing tawanannya keluar dari kamar dan turun ke dapur. "Pagi nak," ujar Suho. "Pagi ayah," jawab Kyungsoo. Kyungsoo mengambil tempat duduk sama halnya Irene dan Suho.

Kyungsoo memperhatikan bahwa Irene telah membuat daging dan omelet keju. "Aku harap kau suka omelet," ujar Irene. "Aku suka. Aku sangat suka omelet," balas Kyungsoo. Sama seperti kemarin, mereka bertiga sarapan bersama sebagai keluarga. Kira-kira dua puluh menit kemudian, sarapan sudah berakhir di rumah keluarga Kim. Irene bangkit dan mulai membersihkan meja.

Piring sekarang sudah dibersihkan dan disimpan. Irene pergi dan meraih lengan Kyungsoo. Suho menyadari para petugas pengiriman muncul dengan sebuah ranjang. "Irene. Mereka di sini," ujar Suho. Irene berbalik dengan ekspresi kaget di wajahnya. "Siapa disini ?" tanya Kyungsoo. Irene hanya menatap Kyungsoo. Di belakang punggung Kyungsoo, Suho mengeluarkan botol kloroform dari laci dapur.

Suho menuangkan sedikit kloroform ke kain putih. Dia berjalan ke Kyungsoo dan membekap kain di atas mulut remaja itu. "Mmmppphhh," hanya itu suara yang bisa dikeluarkan Kyungsoo ketika dia mencoba melawan pengaruh biusnya. Beberapa detik kemudian, Kyungsoo pingsan ketika tubuhnya melemas. Suho, dengan tangannya di bawah punggung Kyungsoo, mengangkat Kyungsoo dengan meletakkan tangannya yang lain di bawah kaki Kyungsoo. Dia membawa Kyungsoo ke kamar dan membaringkannya.

"Mengapa kau tidak mengikat putra kita. Aku akan pergi dan mengurus pengiriman ranjang Kyungsoo," ujar Suho sambil berjalan keluar dari kamar. Irene berhasil menggulingkan Kyungsoo ke punggungnya dan dia meraih tangannya dan meletakkannya di belakang punggungnya. Dia mengambil seutas tali dan mengikat tangan remaja itu. Irene kemudian mengambil seutas tali dan mengikat kaki Kyungsoo. Dia kemudian menyumpal mulut Kyungsoo dengan lakban.

Suho sampai ke pintu depan. "Halo," ujar Suho sambil membuka pintu. "Halo. Apakah anda Kim Suho ?" tanya petugas pengiriman. "Ya, benar. Kau mengantar kiriman untukku ?" tanya Suho. "Ya, benar. Aku mengantar ranjang untukmu," ujar petugas pengiriman. "Bagus," jawab Suho. "Aku dan rekanku akan pergi dan mengambilnya," ujar petugas pengiriman dan dia kemudian berjalan kembali ke truknya.

The ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang