Chapter 5 : Pengakuan

937 24 3
                                    

Sekarang pada sore hari di hari ini Jungkook berbelanja di mall lokal di Mesa, Arizona. Dia memutuskan untuk berhenti dan membeli es Kopi. Rasa favoritnya adalah Mocha. Setelah mendapatkan es kopi, Jungkook mengambil majalah dan duduk untuk menikmati es kopinya. Bagian pertama dari majalah yang dia ambil adalah halaman olahraga. Jungkook adalah orang yang suka olahraga.

Jungkook membaca halaman olahraga dengan serius ketika dia mendengar suara wanita memanggilnya. "Jungkook, apakah itu kau ?" tanya wanita itu dan kali ini, Jungkook mendengarnya. Jungkook mendongak dan terpana melihat Kim Irene, psikiater Kyungsoo. Jungkook berdiri. "Nyonya Irene, sungguh sebuah kejutan. Apa yang membawamu ke Mesa ?" tanya Jungkook.

Sebelum Irene dapat menjawab, Jungkook memotongnya. "Oh, bodoh sekali aku. Kenapa aku tidak sopan ? Tolong, duduklah," ujar Jungkook sambil mengundang nyonya Irene untuk bergabung dengannya. "Oh, terima kasih," jawab Irene. "Jadi, apa yang membawamu ke sini, ke Mesa ?" Jungkook bertanya lagi. "Yah, aku dan suamiku sedang berlibur. Kami baru saja mengunjungi Grand Canyon dan kami kebetulan lewat," jawab nyonya Irene.

"Jadi, di mana suamimu ?" tanya Jungkook. "Oh, dia ada di sekitar sini. Dia butuh beberapa hal dan aku butuh beberapa barang wanita, jadi semuanya beres," jawab Irene. "Jadi, apa pendapatmu tentang Grand Canyon ?" tanya Jungkook. "Aku rasa menakjubkan. Aku ingin kembali lagi suatu saat nanti," jawab Irene.

"Aku hanya sedang berpikir. Suatu hari aku ingin membawa Kyungsoo kesana," ujar Jungkook. "Berbicara tentang Kyungsoo, apakah dia berbelanja di sini ?" tanya nyonya Irene. "Sebenarnya, Kyungsoo sedang pergi ke perkemahan," jawab Jungkook. "Oh, yah, itu bagus," jawab Irene. "Ya, kurasa. Itu adalah perkemahan yang membantu anak-anak seperti Kyungsoo keluar dari masalah mereka," ujar Jungkook.

"Sebenarnya, aku bahkan tidak bisa berhubungan dengan putraku. Hanya dalam keadaan darurat," tambah Jungkook. "Oh, itu salah satu dari perkemahan semacam itu," ujar nyonya Irene. "Aku memang mendapat telepon pagi ini dari pengemudi yang mengantar Kyungsoo dan dia mengatakan bahwa Kyungsoo bersenang-senang," ujar Jungkook. "Aku senang putraku bersenang-senang, tapi aku sungguh merindukannya," tambah Jungkook.

"Ya, aku yakin kau memang merindukannya," ujar Irene. "Tapi setelah cobaan mengerikan yang dihadapi putramu, mungkin merupakan suatu berkah bahwa Kyungsoo berada di perkemahan itu," tambah Irene. "Ya, kau mungkin benar," jawab Jungkook. "Kau tahu, ketika aku mengunjungi putramu di kantorku, aku tidak bisa tidak merasa bersalah padanya," ujar Irene.

"Maksudku, cobaan yang dihadapi putramu. Dia diculik oleh ibunya sendiri yang dibantu oleh sahabatnya. Dan kemudian sahabatnya menjadi begitu terobsesi dengannya. Betapa malangnya seorang remaja berusia 15 tahun, sekarang 16 tahun, dapatkan," ujar Irene. "Aku tahu. Aku merasa sedih untuk anakku. Banyak sekali aku bertanya pada diriku sendiri, mengapa Kyungsoo ? Kenapa harus anakku yang luar biasa ?" ujar Jungkook.

"Yah, setidaknya Kyungsoo tidak perlu khawatir tentang Kai lagi," ujar nyonya Irene. "Ya. Itu hal yang baik. Aku senang bajingan itu mati," jawab Jungkook. "Aku tahu aku seharusnya tidak merasa seperti itu, tapi dia menculik putraku dan membunuh ibunya. Kuharap dia membusuk di neraka," ujar Jungkook. "Maaf tentang kata-kata kasarku," tambah Jungkook. "Tidak perlu minta maaf," ujar Irene.

"Kau tahu, Jungkook, aku juga perlu minta maaf," ujar Irene. "Untuk apa ? Kau tidak melakukan kesalahan," ujar Jungkook. "Ya, mungkin tidak, tapi aku hampir melakukannya," jawab Irene. Jungkook memiliki ekspresi bingung di wajahnya, bertanya-tanya apa yang dia bicarakan. "Aku tidak tahu mengapa aku perlu membicarakan ini, tapi sebelum aku memberitahumu, kau harus tahu bahwa tidak mungkin aku memikirkannya atau sedang berpikir untuk melakukannya," ujar Irene. Jungkook hanya menatapnya, bertanya-tanya apa yang dia bicarakan. 

"Jungkook...astaga, ini sulit dikatakan," ujar Irene. "Tidak apa-apa, tenang saja," ujar Jungkook. "Jungkook, ketika aku mengatakan bahwa aku merasa tidak enak bagi Kyungsoo tentang masalah penculikan, itu membuatku terlihat munafik, karena aku juga berpikir untuk menculiknya," ujar Irene. Jungkook hanya tertegun melihat wajahnya. "Kau, apa ?" tanya Jungkook.

The ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang