Chapter 22 : Pergi Ke Penjara!!!

492 15 0
                                    

Sekarang pagi hari di rumah keluarga Jeon di Mesa, Arizona. Jeon Jungkook membawakan sarapan untuk Irene yang duduk diikat ke kursi di ruang tamu. "Ini. Sarapan," beritahu Jungkook pada tawanannya sambil menyerahkan sepiring pancake padanya. "Terima kasih. Kelihatannya sangat enak," ujar Irene sambil mengambil piring.

Tali diikat di sekitar Irene dan kursi. Itulah satu-satunya hal yang membuat penculik Kyungsoo diikat. Tangan dan kakinya tidak terikat karena Jungkook tidak merasa perlu untuk mengikat tangan dan kaki Irene. "Wow. Pancake ini luar biasa," ujar Irene. "Bagus. Aku senang kau menyukainya," jawab Jungkook sambil sekarang duduk di sofa seberang Irene.

Irene dapat melihat bahwa Jungkook kecewa pada upaya gagal lainnya untuk menyelamatkan putranya. "Jungkook. Aku sangat menyesal tentang semalam. Aku tahu kau memiliki harapan untuk menemukan Kyungsoo dan menyelamatkannya," ujar Irene pada Jungkook. "Apakah kau yakin kau menyesal. Maksudku ini kedengarannya aneh dari seseorang yang menculik anakku," bentak Jungkook dengan marah padanya. Irene menundukkan kepalanya. "Maaf. Aku tidak bermaksud membentakmu," ujar Jungkook.

"Untuk menjawab pertanyaanmu, Ya, aku bingung. Aku bingung tentang seluruh situasi ini," ujar Jungkook. "Tapi kurasa jauh di lubuk hatiku, sejujurnya aku tidak berpikir menemukan Kyungsoo di Motel. Kupikir Kyungsoo akan lama pergi sebelum kita sampai di sana dan ternyata iya. Dia sudah lama pergi," tambah Jungkook. "Jungkook. Kau akan mendapatkan putramu kembali. Aku hanya tahu kau akan," ujar Irene. Jungkook hanya memberinya tatapan marah, tapi menahan diri untuk tidak berteriak padanya.

Jungkook bangkit dari sofa dan berjalan menuju Irene. "Kau sudah selesai ?" tanya Jungkook. "Ya, sudah. Pancakenya sangat tebal. Tapi enak," jawab Irene. Jungkook mengambil piring dari Irene dan membawanya ke dapur. Jungkook mencuci piring dan meletakkannya di tempat menaruh piring. Jungkook kemudian kembali ke ruang tamu dan duduk kembali di sofa.

"Jungkook, apa yang kau pikirkan ?" tanya Irene. "Apa yang aku pikirkan. Aku sedang berpikir untuk menyumpalmu jika kau tidak berhenti berusaha untuk menjadikan percakapan ini baik-baik saja," jawab Jungkook. "Maaf. Aku tidak bermaksud mengganggumu. Aku akan berhenti," jawab Irene. "Tidak. Aku menyesal. Meskipun kau mengambil anakku, aku harus belajar untuk berhenti berteriak padamu sepanjang waktu," jawab Jungkook.

"Yang benar-benar kupikirkan adalah Kyungsoo, tentu saja," ujar Jungkook pada Irene. "Apa yang sedang terjadi pada Kyungsoo saat ini," tambah Jungkook. Irene hanya menatap Jungkook. "Meskipun bajingan itu memiliki anakku, setidaknya aku tahu dia tidak akan menyakiti Kyungsoo melihat betapa dia sangat terobsesi dengan putraku," ujar Jungkook. "Ya Tuhan. Apa yang terjadi pada Kim Kai ? Apa yang terjadi padanya ?" tanya Jungkook pada dirinya sendiri.

Sekitar lima belas menit kemudian, bel pintu berbunyi. Jungkook bangkit dari sofa dan pergi membuka pintu. "Detektif Yugyeom. Mengapa kau tidak masuk," ujar Jungkook. "Terima kasih," jawab Yugyeom sambil memasuki rumah Jeon. "Nyaman, nyonya Kim ?" tanya Yugyeom. Irene tidak menanggapi karena dia hanya memberinya tatapan kosong.

"Jadi, beritahu aku detektif. Apa yang terbaru dalam pencarian putraku ?" tanya Jungkook. "Yah, Jungkook. Aku benci memberitahumu ini, tapi kita sudah hampir menyelamatkan putramu tadi malam. Sedekat ini," ujar Yugyeom. Mata Jungkook membesar. "Apa maksudmu sedekat ini ?" tanya Jungkook. Baik Jungkook maupun Irene hanya menatap sang detektif, menunggunya untuk menjawab.

"Tadi malam, polisi Gong Minji menemukan sebuah mobil van putih yang diparkir di sebuah taman yang terletak di kota itu," jawab Yugyeom. "Kau tahu, itu adalah salah satu taman yang ada di antah berantah," tambah Yugyeom. "Polisi Minji mencocokkan plat nomor dengan mobil van yang ada di motel," lanjut Yugyeom. "Dia mendekati mobil van itu dan ketika dia membuka pintu, di dalam sana adalah Kyungsoo. Dia diikat dan disumpal," tambah Yugyeom.

The ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang