Chapter 8 : Langkah Ekstrim

784 25 0
                                    

Ketika Kai dan Jimin berada di puncak bukit mencari Kyungsoo, remaja yang pingsan itu tetap berada di dasar bukit tidak sadarkan diri ketika terjatuh dan kepalanya terbentur di atas batu. Yang perlu dilakukan Kai hanyalah berbalik dan dia akan menemukan tawanannya. Dia mulai berbalik ketika dia dihentikan oleh pamannya. "Apa itu ?" tanya Kai. "Ke kiri. Kurasa aku mendengar sesuatu," jawab Jimin.

Kai dan Jimin pergi untuk memeriksanya. "Kyungsoo. Kyungsoo, keluar. Kau tahu aku akan menemukanmu dan mendapatkanmu kembali," ujar Kai. Kai tidak mendapat jawaban ketika dia dan Jimin melanjutkan pencarian mereka. Kai dan pamannya melanjutkan pencarian mereka, tapi tidak menemukan apa-apa. "Kukira kau mendengar sesuatu di sini ?" tanya Kai. "Ya. Aku tahu aku melakukannya," jawab Jimin. "Ayo. Mari kita kembali ke bukit," ujar Kai.

Kembali ke bukit, Kyungsoo mulai sadar. Dia perlahan-lahan berhasil bangkit kembali. Kyungsoo meletakkan tangannya di belakang kepalanya. "Aduh, sakit," ujar Kyungsoo ketika dia merasakan benjolan itu. Dia kemudian melihat ke atas bukit tempat dia jatuh. Dia menyadari betapa curamnya bukit itu. Kyungsoo melihat sekeliling untuk mencari tahu ke mana dia harus pergi.

Kai dan Jimin telah kembali ke bukit. Kai melihat ke bawah dasar bukit. "Ya Tuhan," ujar Kai. "Apa. Ada apa ?" tanya Jimin. "Bukit ini. Ini curam," jawab Kai. Kai melihat ke bawah bukit, dan tidak menemukan Kyungsoo di sana. "Mungkin kita harus kembali ke tempat persembunyian dan membuat rencana baru," ujar Jimin. "Baik. Ayo kembali ke tempat persembunyian," ujar Kai.

Kai dan pamannya kembali di tempat persembunyian. Di sana, mereka menemukan Jungkook yang masih pingsan. Kai pergi untuk mengambil dompet Jungkook dari sakunya. "Apa yang akan kau lakukan dengan itu ?" tanya Jimin. "Sederhana. Aku mendapatkan alamat rumah mereka dari lisensinya. Akhirnya, Kyungsoo mungkin akan muncul di sana," jawab Kai.

"Ketika Kyungsoo kembali ke rumah, kita akan berada di sana dan menunggu," ujar Kai. "Aku mengerti. Gagasan yang sangat cerdas," ujar Jimin. "Apa yang ingin kau lakukan dengannya ?" tanya Jimin. "Seret dia ke kamar dan ikat dia ke ranjang," ujar Kai. "Aku akan membuat sedikit kejutan untuknya," tambah Kai. Jimin meraih tangan Jungkook dan menyeretnya ke kamar.

Jimin berhasil membuat Jungkook berbaring di ranjang. Dia mengambil tangan Jungkook dan mengikatnya ke tiang ranjang. Dia kemudian mengambil seutas tali dan mengikat kaki Jungkook. Jimin bersiap untuk melakban mulut Jungkook, tapi dihentikan oleh Kai. "Kau tidak perlu menyumpalnya," ujar Kai. "Tapi bagaimana jika dia berteriak," ujar Jimin. "Biarkan dia," jawab Kai.

Kai kemudian menunjukkan kepada pamannya kejutan yang dia miliki untuk Jungkook. "Kau serius ? Bom," ujar Jimin. "Oh. Aku sangat serius. Ini akan menghentikan Jungkook dari menghancurkan rencanaku untuk selamanya," ujar Kai. Kai meletakkan bom di meja rias dan meletakkan penghitung waktu di atasnya. Saat itu, Jungkook akhirnya mulai sadar.

Jungkook akhirnya sadar dari kepalanya yang dipukul. Dia menyadari dia tidak bisa menggerakkan tangannya karena mereka terikat pada tiang ranjang. Dia menyadari kakinya juga terikat. Dia akhirnya melihat Kai, bajingan yang menculik putranya. "Kau bajingan. Lepaskan aku. Lepaskan aku sekarang," teriak Jungkook yang marah. "Maaf. Kurasa tidak," jawab Kai.

"Apa yang kau lakukan pada anakku ? Di mana Kyungsoo ?" tuntut Jungkook yang marah. "Putramu melarikan diri. Putramu adalah orang yang menancapkan garpu itu ke lenganku dan mendorongku ke lemari itu," jawab Kai. Jungkook menyadari bahwa dia sangat dekat dengannya. "Ya Tuhan. Aku sangat dekat dalam mendapatkan anakku kembali," ujar Jungkook. "Maaf Jungkook. Kau tidak akan pernah melihat putramu lagi," ujar Kai.

Ketika Jimin selesai membalut lengan Kai, Jungkook terus berteriak padanya. "Bagaimana kau bisa melakukan ini pada orang yang kau sebut sahabatmu selama bertahun-tahun ?" tanya Jungkook. "Aku melakukannya karena aku mencintainya," ujar Kai. "Kau sakit. Kau tidak tahu apa itu cinta," jawab Jungkook. "Kau benar-benar berpikir Kyungsoo akan jatuh cinta padamu. Kau bodoh. Putraku bukan gay sepertimu," tambah Jungkook.

The ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang