Chapter 6 : Obsesi

1.1K 26 0
                                    

Sekarang malam hari di tempat persembunyian sang penculik. Kai sedang duduk di ruang tamu menatap foto Kyungsoo yang ada di tangannya. "Aku sangat menyesal atas apa yang kau alami temanku. Tapi jika ini adalah satu-satunya cara bagi kita untuk bersama, maka beginilah jadinya," ujar Kai pada dirinya sendiri. Pikiran Kai begitu terfokus pada gambar itu sehingga dia bahkan tidak melihat Park Jimin berjalan ke dalam ruangan.

Kai akhirnya memperhatikan Jimin di ruang tamu. "Aku harap kau punya kabar baik untukku," ujar Kai dengan nada keras. "Ya," jawab Jimin. "Aku baru saja menelepon kontakku. Sepertinya tempat itu sudah siap," tambah Jimin. "Yah. Senang mendengarnya. Akhirnya aku bisa memindahkan Kyungsoo keluar dari tempat sampah ini," ujar Kai.

"Berbicara tentang Kyungsoo, dimana tawananmu ?" tanya Jimin. "Di mana menurutmu. Kyungsoo ada di kamar, terikat dan disumpal di ranjang," jawab Kai. "Aku hanya berpikir kau akan memberi Kyungsoo sebuah kejutan yang akan diingatnya," ujar Jimin. "Aku sudah mencoba. Tapi Kyungsoo berlaku tidak sopan dan aku bosan mendengarnya dari bibirnya," jawab Kai. "Jadi, lakban itu akan terus ditempel dan semenjak itu keadaan menjadi damai dan sunyi," tambah Kai.

"Jadi, kapan kau ingin mulai bergerak ?" tanya Jimin. "Besok. Aku tidak mau menunggu. Semakin cepat kita membawa Kyungsoo, semakin baik," jawab Kai. "Bagaimana kita berencana untuk memindahkan remaja itu tanpa masalah. Lagipula, itu akan memakan waktu setidaknya 2 hingga 3 hari sebelum kita tiba di sana," ujar Jimin. "Yah, Jimin. Itu sebabnya kau punya mobil van," jawab Kai.

"Mobil van mu tidak memiliki jendela di bagian belakang. Itu adalah nilai plus yang besar. Ditambah, ini tidak seperti kita tidak memiliki semua persediaan yang tepat. Kau tahu. Persediaan seperti tali, lakban dan kloroform. Jadi, Jimin aku tidak mengharapkan masalah selama kita tetap pada rencana," tambah Kai. "Baiklah kalau begitu. Kurasa aku akan menemuimu besok pagi," ujar Jimin sambil beranjak pergi.

"Hei, Jimin," ujar Kai pada tuan Park untuk membuatnya berhenti. Jimin berbalik. "Di pagi hari, kau harus menelepon Jungkook lagi," ujar Kai memberikan perintah lain. "Anggap saja sudah selesai," ujar Jimin ketika dia meninggalkan rumah. Kai kembali melihat foto Kyungsoo. "Jadi, kau ingin tahu mengapa aku begitu terobsesi denganmu. Kurasa sudah saatnya aku memberitahumu," ujar Kai pada dirinya sendiri ketika dia menjatuhkan fotonya dan menuju kamar.

Kai sampai di kamar tempat Kyungsoo ditahan. Ketika dia masuk, dia melihat Kyungsoo berusaha melepaskan ikatannya. "Kau tahu Kyungsoo. Tidak ada gunanya. Ikatan itu terikat erat. Aku tahu bagaimana cara mengikat," ujar Kai. Kyungsoo hanya menatap penculiknya. Kai duduk di kursi yang berada di samping ranjang. "Kyungsoo. Kurasa sudah saatnya aku memberitahumu mengapa aku begitu terobsesi denganmu," ujar Kai sambil Kyungsoo sekarang menatap wajahnya.

"Sebagai permulaan, aku akan memberitahumu siapa yang harus disalahkan atas obsesiku terhadapmu," ujar Kai. "Kau lihat Kyungsoo, kau tidak perlu menyalahkan siapa pun selain dirimu," tambah Kai. "Mmmpphhh," Kyungsoo mencoba memprotes dari lakbannya. "Maksudku, lihat dirimu. Lihatlah apa yang kau pakai. Kau terlihat seksi dengan kostum superboy milikmu," ujar Kai.

Lagi-lagi Kyungsoo merasa malu dengan pernyataan itu. "Aku hampir bertanya-tanya apakah kau memakai itu untuk membuatku cemburu," ujar Kai. "Mmmppphhh. Mmmppphhh," Kyungsoo kembali mencoba protes melalui lakbannya. "Ya, aku tahu kau berpikir aku penuh dengan omong kosong," ujar Kai. "Tapi jujur. Obsesiku dimulai jauh sebelum malam ketika aku menculikmu untuk ibumu," ujar Kai.

"Obsesiku padamu dimulai ketika aku menyadari bahwa aku gay," ujar Kai. "Ketika aku menyadari bahwa aku gay, fokusku beralih ke populasi pria, tapi dengan cepat aku menyadari bahwa aku tidak perlu melihat jauh-jauh karena kau begitu dekat," ujar Kai. "Ketika aku dulu mengasuhmu, aku selalu berpikir kau adalah tipe anak yang kuinginkan sebagai seorang putra. Setelah gay terungkap, menginginkanmu sebagai seorang putra dengan cepat beralih menjadi menginginkanmu sebagai pasangan," ujar Kai.

The ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang