Chapter 2 : Sebuah Pertemuan

1.2K 43 0
                                    

Sekarang sudah larut malam saat acara ulang tahun Kyungsoo selesai. Remaja 16 tahun itu memasuki kamarnya untuk bersiap tidur. Dia berjalan ke ranjang dan menatap foto ibunya, yang tergantung di dinding tepat di atas ranjangnya. "Hadiah ulang tahun yang luar biasa," pikir Kyungsoo pada dirinya sendiri.

Remaja itu sekarang menuju kamar mandi untuk memakai piyama. Dia keluar dan membuka selimut dari ranjangnya dan merangkak masuk. "Tidak perlu berselimut karena cuaca cukup hangat," pikir Kyungsoo, remaja laki-laki itu hanya berbaring di sana dengan pikiran meluap-luap dalam benaknya. Selalu perlu beberapa saat bagi Kyungsoo untuk tertidur, tapi setelah satu jam, Kyungsoo sekarang benar-benar tidur.

Kyungsoo sedang tidur nyenyak ketika sepasang tangan menyentuh bahunya dan dia mulai bangun. Dia merasakan tangan di bahunya dan dia berbalik. Dia terkejut ketika menyadari dia sedang melihat ibunya, Lisa. "Halo, nak," ujar Lisa. "Kau. Kau seharusnya sudah berada di surga," ujar Kyungsoo. "Iya. Aku sudah di surga. Aku baru saja datang untuk mengunjungimu," jawab Lisa.

Kyungsoo mulai berlinang air mata lagi. "Aku merindukanmu, bu. Aku sangat merindukanmu. Tolong jangan tinggalkan aku," ujar Kyungsoo. "Aku tahu nak. Dan aku rindu bersamamu, tapi tempatku di surga sekarang," ujar Lisa. "Tidak. Kau seharusnya bersamaku," ujar Kyungsoo. "Ah, nak. Tolong, jangan menangis. Ingatlah saat-saat indah yang kita alami. Ya, kau tahu, sebelum penculikan," ujar Lisa.

"Bu, aku ingin memberitahumu bahwa aku memaafkanmu karena menculikku," ujar Kyungsoo. "Aku tahu nak. Aku tahu kau memaafkanku dan itu sangat berarti bagiku bahwa kau melakukannya," jawab Lisa. "Jadi, kau baru saja turun dari Surga untuk berkunjung ?" tanya Kyungsoo. "Sebenarnya tidak. Aku perlu memperingatkanmu tentang sesuatu," ujar Lisa.

"Peringatkan aku. Peringatkan aku tentang apa ?" tanya Kyungsoo. "Yah, aku tidak bisa mengatakannya padamu, tapi aku bisa memberitahumu hanya untuk tetap diam," jawab Lisa. "Terus lakukan apa? Tolong bu, aku perlu tahu," tanya Kyungsoo. "Aku benar-benar tidak bisa memberitahumu lebih banyak. Aku punya aturan. Ketahuilah bahwa bahaya tidak akan pernah jauh," jawab Lisa.

"Bu, apa maksudmu aku dalam bahaya ?" tanya Kyungsoo. "Itu saja nak. Aku harus pergi sekarang. Ketahuilah bahwa aku mencintaimu dan akan selalu begitu," ujar Lisa saat dia menghilang dalam malam. "Tidak bu. Jangan pergi, tolong Jangan pergi," ujar Kyungsoo ketika dia terbangun dalam keadaan berkeringat. "Bu. Apakah kau di sini ?" tanya Kyungsoo, tapi tidak ada jawaban. Kyungsoo bangkit dari ranjang dan menatap gambar di dinding.

Sekarang, pagi hari di rumah baru di Mesa. Kyungsoo berjalan menuju dapur. Jungkook sudah menyiapkan pancake di atas meja. "Oh, selamat pagi," ujar Jungkook. "Pagi ayah," jawab Kyungsoo. Setelah Kyungsoo duduk di meja, Jungkook memperhatikan ekspresi di wajah putranya. "Ada apa, nak ? Kau seperti melihat hantu," tanya Jungkook.

"Ayah. Kurasa aku memang melihat hantu," jawab Kyungsoo. Jungkook hanya menatap putranya. "Ayah. Aku pikir ibu ada di sini," ujar Kyungsoo dan pernyataan itu mengejutkan Jungkook. "Nak. Itu tidak mungkin. Hantu itu tidak ada," ujar Jungkook. "Ya, aku tahu kau tidak akan percaya padaku," ujar Kyungsoo. "Lihatlah Nak. Kau sangat ingin ibumu ada di sini. Pikiranmu mungkin hanya mempermainkanmu," ujar Jungkook.

"Baiklah. Katakan padaku. Jika ibumu ada di sini untuk mengunjungimu, apa yang dia katakan ?" tanya Jungkook. "Yah. Kurasa dia mencoba memberiku peringatan," jawab Kyungsoo. "Peringatan. Peringatan macam apa ?" tanya Jungkook. "Aku tidak tahu. Dia terus memberi petunjuk tentang bahaya. Seperti bahaya tidak pernah jauh di belakang," jawab Kyungsoo.

"Kau tahu. Itu omong kosong. Kau telah keluar dari bahaya," ujar Jungkook. "Maksudku, lihat. Kai sudah mati. Kau tidak perlu khawatir tentang dia lagi. Detektif Sehun ada di penjara dan kau tidak perlu khawatir tentang dia lagi," ujar Jungkook. "Lihat Nak. Aku tahu kau sangat merindukan ibumu. Aku juga. Kita hanya perlu melanjutkan hidup kita," ujar Jungkook. "Aku tahu. Kau benar," ujar Kyungsoo.

The ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang