Chapter 21 : Oh...Sangat Dekat!!!

538 23 0
                                    

Polisi Gong Minji telah menemukan Jeon Kyungsoo yang terikat dan tersumpal terbaring di belakang mobil van putih yang diparkir di tempat parkir sebuah taman di kota itu. Kim Kai, penculik Kyungsoo, tidak terlihat. "Tunggulah nak. Aku akan melepaskanmu," ujar polisi Minji. "Mmmppphhh," Kyungsoo lagi mencoba berbicara melalui lakbannya, tapi tidak bisa.

Polisi Minji menyimpan senjatanya dan bersiap untuk naik ke dalam mobil van supaya dia bisa melepaskan Kyungsoo. Tapi sebelum dia bisa, kain putih basah membekap mulutnya. "Mmmppphhh," teriak Minji, tapi teriakannya menjadi sangat lemah karena dia tidak bisa melawan biusnya. Beberapa detik kemudian, polisi Gong Minji terbaring di tanah pingsan karena dibius.

"Mmmppphhh," Kyungsoo mencoba memprotes tindakan Kai. Kai berhenti menatap Minji dan mengalihkan perhatiannya ke Kyungsoo. "Oh, jangan khawatir cintaku. Aku tidak akan pernah membiarkan dia mengambilmu dariku," ujar Kai. "Aku tidak akan pernah membiarkan itu terjadi," tambah Kai. "Mmph," Kyungsoo hanya menghela nafas sedikit. Kai mengalihkan perhatiannya kembali ke polisi Minji. "Sekarang, apa yang akan kulakukan padamu ?" tanya Kai.

"Kurasa aku tahu," ujar Kai. Kai meraih kaki Kyungsoo dan menyeret remaja itu ke pintu. Disana, Kai mengangkat Kyungsoo dan membawanya, membaringkannya di dekat mobil polisi. "Jangan kabur. Aku harus mengikatnya," ujar Kai pada tawanannya. Kai berjalan kembali ke polisi Minji di mana dia membungkuk dan mengangkatnya. Kai membaringkan polisi wanita itu di lantai mobil van.

Kai menggunakan borgol polisi itu dan memborgol tangan Minji ke belakang. Kai kemudian mengambil seutas tali dan mengikat kaki Minji. "Beres. Kurasa kau tidak akan ke mana-mana," ujar Kai. "Sekarang. Untuk membuatmu tetap diam," ujar Kai. Kai melihat sebuah kain berada di lantai mobil van. Dia mengambil kain itu dan mengikatnya di mulut Minji, menyumpal polisi itu.

Kai melihat label nama di seragam Minji. "Nah, polisi Minji. Usaha yang bagus dalam upayamu untuk mengambil Kyungsoo dariku, tapi kau gagal," ujar Kai. "Tidak ada yang akan mengambil Kyungsoo dariku. Tidak ada," tambah Kai. Kai menutup pintu dan berjalan kembali ke Kyungsoo. "Yah Kyungsoo. Sepertinya aku dan kau akan berjalan kaki dari sini. Setidaknya sampai aku menemukan tumpangan lain," ujar Kai.

"Sekarang dengarkan Kyungsoo," ujar Kai. Kyungsoo menatap Kai. "Aku akan melepaskan kakimu agar kau bisa berjalan. Aku tidak merasa akan menggendongmu sepanjang jalan, jadi jangan coba-coba. Apakah kau mendengar apa yang kukatakan padamu ?" tanya Kai. Kyungsoo menganggukkan kepalanya. "Bagus. Senang mendengarnya," ujar Kai. Kai membungkuk dan membuka ikatan kaki Kyungsoo. Kai memasukkan tali itu ke sakunya. "Aku yakin aku akan menggunakan ini lagi," beritahu Kai pada Kyungsoo.

Sebelum Kai meninggalkan taman dengan tawanannya, dia melihat sekeliling untuk memastikan dia memiliki semuanya. "Oh, ya. Aku hampir lupa," ujar Kai sambil mengambil kelinci yang sudah mati. "Tidak bisa melupakan makan malam kita kan ?" ujar Kai. Setelah Kai memasukkan hewan yang mati ke dalam tas, dia meraih lengan Kyungsoo dan mulai berjalan keluar dari taman.

Kai berjalan dengan Kyungsoo sedikit lebih dalam dari tepi jalan untuk memastikan tidak ada yang melihat mereka. "Begitu kita jauh dari sini, kita akan berhenti dan menikmati kelinci untuk makan malam," beritahu Kai pada Kyungsoo. Kyungsoo hanya berbalik dan menatap Kai. "Apa. Tidak bisa bicara," ujar Kai. Kai berbalik dan menatap Kyungsoo. "Oh ya. Kurasa mulut tersumpalmu menghentikanmu dari berbicara," ujar Kai.

Sekitar 45 menit kemudian, Kai menemukan area di mana dia dan Kyungsoo dapat berhenti dan beristirahat. "Kurasa kita akan berhenti di sini supaya kita bisa istirahat," ujar Kai. Kai mendudukkan Kyungsoo di dekat pohon. Sementara Kyungsoo bersandar di pohon, Kai mengambil seutas tali dan menggunakannya untuk mengikat kaki Kyungsoo. Harus memastikan kau tidak pergi ke mana pun," ujar Kai.

Dengan Kyungsoo diikat, Kai pergi membuat api sehingga dia bisa memasak kelinci. Kai berhasil dan apinya kuat, meskipun Kai memastikan itu adalah api kecil sehingga tidak ketahuan siapa pun. Kai berjalan menuju Kyungsoo. "Apakah kau janji untuk tidak berteriak ?" tanya Kai. Kyungsoo mengangguk. Kai melepas lakban Kyungsoo. "Terima kasih sudah melepas lakbanku," ujar Kyungsoo. "Sama-sama," jawab Kai.

The ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang