Sekarang pagi hari ketika Jungkook bangun dan turun dari ranjang. Jungkook belum tidur. Dia mengingat kembali ketika mendapatkan telepon dari ibunya yang memberitahu padanya tentang kematian ayahnya. Air mata Jungkook mengalir di pipinya yang dengan cepat disekanya. Dia kemudian ingat bahwa dia perlu menghubungi perkemahan tempat Kyungsoo berada.
Jungkook meninggalkan kamar dan menuju ruang kerjanya. Dia mencoba menelepon perkemahan, berharap sistem telepon berjalan dengan lancar. "Ayo. Sial, ayolah," ujar Jungkook dengan marah. "Sialan. Masih tidak lancar. Ini tidak mungkin terjadi," ujar Jungkook. "Baiklah kalau begitu. Jika aku tidak bisa menghubungi melalui telepon, kurasa aku harus pergi ke sana sendiri," ujar Jungkook.
Jungkook menuliskan alamat perkemahan yang dia dapatkan dari situs web. Dia kemudian pergi berganti pakaian. Dia berjalan keluar dan melihat foto Kyungsoo. "Oh nak. Bagaimana aku akan memberitahumu bahwa kakekmu sudah tiada. Berapa banyak lagi yang bisa kau terima nak," ujar Jungkook. Jungkook pergi untuk mengambil kunci dan keluar dari pintu.
Kembali di tempat persembunyian, Kai menelepon Park Jimin. "Kau dimana ?" tanya Kai. "Aku mengisi bensin di pom bensin," jawab Jimin. "Kemudian aku harus mengurus beberapa jalan buntu," tambah Jimin. "Kau perlu melakukannya sekarang ?" tanya Kai. "Ya atau mereka tidak akan selesai," jawab Jimin. "Baik. Cepatlah. Aku akan memberi sarapan untuk Kyungsoo," jawab Kai dan kemudian menutup telepon.
Setelah Kai menutup telepon, dia menuju kamar Kyungsoo. Kyungsoo baru saja bangun ketika Kai memasuki ruangan. "Selamat pagi sayang," ujar Kai. Kyungsoo merinding setiap kali Kai menyatakan cintanya. "Hari ini adalah hari keberuntungan kita. Hari dimana aku dan kau akan pindah ke rumah baru kita," ujar Kai. Kyungsoo hanya menatapnya, dilihat-lihat dia tidak bisa membalas karena lakban itu.
"Sebelum kita pergi, aku akan memberimu sarapan. Aku akan melepaskanmu dari ranjang ini," ujar Kai. Kai melepaskan ikatan tangan Kyungsoo dari tiang ranjang dan kemudian menggunakan seutas tali untuk mengikat kedua tangannya di depan. Kai kemudian melepaskan ikatan kaki Kyungsoo. Kai kemudian membantu remaja itu berdiri, Kai membimbing tawananannya yang terikat dan disumpal menuju dapur.
Setelah di dapur, Kai mendudukkan Kyungsoo di kursi. Dia kemudian mengambil seutas tali panjang dan mengikat tawananannya di sekitar kursi. "Aku akan membiarkan mulutmu dilakban sementara waktu. Aku hanya tidak siap untuk mendengarkanmu lagi," ujar Kai. "Sekarang aku akan menyiapkan beberapa telur dan roti untuk kita makan," ujar Kai.
Saat Kai menyiapkan telur, Jungkook mendekati perkemahan. "Ini pasti tempatnya," ujar Jungkook ketika dia belok kiri ke jalan berbatu. Jungkook berjalan di dekat sebuah pondok yang memiliki tanda di atasnya. Jungkook membaca tanda itu. "Ya. Ini tempatnya. Sekarang saatnya untuk menjemput anakku," ujar Jungkook. Jungkook keluar dari mobilnya dan menuju kantor perkemahan.
Kai mengalihkan fokusnya kembali ke Kyungsoo. "Baiklah kalau begitu. Biarkan aku membawamu ke ruang tamu," ujar Kai sambil membawa Kyungsoo keluar dari dapur. "Kai, tunggu," ujar Kyungsoo. "Ada apa ?" tanya Kai. "Sebelum kau mengikatku, aku harus pergi ke kamar mandi," ujar Kyungsoo. "Oh, baiklah kalau begitu," jawab Kai dan membimbing tawanannya ke kamar mandi.
Sampai di sana, Kai membuka pintu dan memberitahu Kyungsoo untuk bergegas. "Kai. Aku perlu tanganku dilepas," ujar Kyungsoo. Kai ragu-ragu sejenak. "Oh, baiklah. Tapi jangan macam-macam. Apakah kau mendengarku ?" tanya Kai. "Ya. Aku mendengarmu dan aku tidak akan macam-macam," jawab Kyungsoo. Kai membuka ikatan tangan Kyungsoo dan sang tawanan masuk ke kamar mandi, menutup pintu di belakangnya.
Kyungsoo mengambil garpu yang disembunyikan di antara celana dalam dan celananya. "Kurasa ini pertama kali aku merasa senang memakai kostum Superboy ini," ujar Kyungsoo pelan. "Syukurlah Kai tidak menyadari garpu itu ketika dia melepaskan ikatan tanganku," tambah Kyungsoo. Sekarang Kyungsoo perlu bersiap-siap untuk mengambil langkah atau beresiko untuk ditawan selamanya.
"Apakah kau hampir selesai ?" tanya Kai. "Ya, sebentar," jawab Kyungsoo. Kyungsoo mengambil nafas dalam-dalam saat dia bersiap untuk menyerang. Kyungsoo membuka pintu dan Kai meraih lengan tawanannya. Kyungsoo bergerak. Dia mengangkat tangannya yang memegang garpu di dalamnya dan menancapkannya ke lengan Kai. Kai berteriak kesakitan. Kyungsoo memperhatikan sebuah lemari di seberang kamar mandi. Dia berhasil mendorong Kai ke dalamnya dan dengan cepat menutup pintu.
Kyungsoo menarik kursi ke lemari dan mendempetkannya di bawah kenop pintu. "Kyungsoo. Kyungsoo, keluarkan aku dari sini, sekarang," tuntut Kai dengan marah. Kyungsoo mengabaikan peringatannya dan berjalan menuju pintu belakang. Kyungsoo membuka pintu dan sekarang berada di luar tempat pembuangan sampah tempat dia ditawan. Kyungsoo pun kabur.
Di depan tempat sampah tempat Kyungsoo ditahan, sebuah mobil berhenti di jalan masuk. Ini Jungkook. Jungkook melihat selembar kertas yang memiliki alamat di atasnya. "Ini adalah tempat yang tepat. Ya ampun, tempat ini terlihat seperti tempat sampah," ujar Jungkook. Jungkook keluar dari mobilnya dan berjalan menuju pintu depan. Jungkook mengetuk pintu.
"Tuan Park, tuan Park Jimin. Apakah kau di sini ?" tanya Jungkook sambil terus mengetuk pintu. Tidak ada respon. Jungkook membiarkan dirinya masuk. Jungkook berjalan melewati dapur dan memperhatikan seutas tali yang tergeletak di lantai. Jungkook mengambil tali itu. "Kyungsoo," ujar Jungkook. Jungkook kemudian mulai berkeliling rumah dengan harapan menemukan Kyungsoo.
Jungkook melihat kursi yang menahan pintu lemari yang tertutup. Dia mengangkat kursi itu dan membuka pintu lemari. Jungkook terkejut melihat Kai. "Kau bajingan. Kau seharusnya sudah mati," ujar Jungkook. Jungkook mencekik leher Kai dan menyeretnya keluar dari lemari. "Kau bajingan. Di mana putraku ? Apa yang telah kau lakukan pada Kyungsoo ?" tanya Jungkook yang marah.
Sebelum Jungkook mendapat jawaban dari penculik anaknya, kepala Jungkook dipukul. Jungkook jatuh ke lantai, tidak sadarkan diri. "Darimana saja kau ?" tanya Kai. "Maaf, aku sedikit terlambat," jawab Jimin ketika menyadari garpu yang menancap di lengan Kai. "Apa yang terjadi ?" tanya Jimin. "Kyungsoo menyerangku dan kabur," jawab Kai.
Kai dengan kesakitan menarik garpu di lengannya. "Baiklah. Kita harus berangkat dan menemukan Kyungsoo," ujar Kai. "Bagaimana dengannya ?" tanya Jimin. "Jangan khawatir tentangnya. Kita perlu menemukan Kyungsoo," jawab Kai. Kai dan Jimin berlari menuju hutan. Jungkook ditinggal di tempat pembuangan sampah itu, tidak sadarkan diri setelah dipukul di kepala.
Kyungsoo sedang berlari di hutan, berusaha untuk kabur sejauh mungkin. Kyungsoo berhenti untuk mengambil nafas. Kyungsoo mengingat sisi kasar Kai dan berharap tidak melihatnya lagi. Kyungsoo pun lanjut. Kyungsoo lanjut berlari melalui hutan ketika dia kehilangan keseimbangan. Dia tergelincir dan jatuh ke bawah bukit. Kyungsoo jatuh terguling ke bawah bukit dan setelah 15 kali terguling, Kyungsoo pun berhenti.
Tapi, Kyungsoo tidak bergerak karena kepalanya terbentur batu. Kyungsoo tidak sadarkan diri. Beberapa menit kemudian, Kai dan Jimin muncul di atas bukit tempat Kyungsoo terjatuh.
Jika Kai dan Jimin berbalik, mereka akan menemukan tawanan mereka. Pertanyannya : akankah mereka ?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Obsession
Fiksi PenggemarIni adalah fase selanjutnya dalam kehidupan Kyungsoo. Kyungsoo seperti yang kalian tahu memiliki tahun yang sulit. Dia diculik oleh orang yang dia pikir adalah sahabatnya, Kai. Kyungsoo kemudian terkejut mengetahui bahwa ibunya sendiri yang merencan...