Chapter 4 : Sebuah Kejutan Ulang Tahun

1.2K 33 0
                                    

Keesokan harinya di rumah di tempat antah berantah, Kai masuk ke dalam kamar di mana Kyungsoo ditahan. Dia berjalan ke ranjang dan melihat Kyungsoo masih tidur. Kai pikir remaja itu masih pingsan dari biusnya. Kai mengambil kursi dan duduk di sebelah ranjang. Penculik itu hanya menatap Kyungsoo yang terikat dengan kostum superboynya.

Kyungsoo akhirnya mulai sadar dari pengaruh kloroformnya. "Mmmppphhh" hanya itu yang bisa diucapkan Kyungsoo ketika dia melihat Kai. "Yah, selamat pagi temanku. Aku harap kau tidur nyenyak," beritahu Kai pada tawanannya yang disumpal. "Jika aku melepas lakbanmu, apakah kau berjanji untuk tidak berteriak ?" tanya Kai. Kyungsoo menganggukkan kepalanya. Kai melepaskan lakban dari mulut Kyungsoo.

"Ketika aku masuk ke kamar, aku khawatir aku memberimu terlalu banyak kloroform," ujar Kai. "Mungkin kau harus memberiku seluruh botol sekaligus. Dengan begitu aku bisa mati dan pergi bersama ibuku yang kau bunuh," jawab Kyungsoo. "Oh Kyungsoo. Kau berbicara hal gila lagi," jawab Kai. "Gila. Kaulah yang gila. Kau membunuh ibuku dan kau masih berpikir kau dan aku memiliki masa depan bersama," ujar Kyungsoo.

"Aku tidak berpikir kita memiliki masa depan bersama. Aku tahu kita akan memiliki masa depan bersama," ujar Kai. "Kyungsoo, seperti yang kukatakan sebelumnya, kau milikku sekarang dan begitulah yang akan terjadi seumur hidupmu." ujar Kai. "Yah Kai, Jika kau ingin membuatku menjadi tawananmu untuk selamanya, maka baiklah, tapi ketahuilah bahwa aku akan selalu membencimu sampai akhir," jawab Kyungsoo.

"Yah, aku tahu kau akan berpikir begitu, tapi aku tahu aku bisa mengubahnya. Aku tahu aku bisa membuatmu mencintaiku dan aku akan menggapai itu. Aku berjanji padamu," ujar Kai. Kyungsoo hanya menatap Kai, bertanya-tanya apa yang terjadi pada orang yang dulu mengasuhnya ketika dia masih kecil. Kyungsoo tidak percaya seberapa jauh Kai berubah.

"Baiklah, obrolannya cukup sampai di ini. Aku punya kejutan untukmu," ujar Kai. "Kejutan. Kejutan macam apa ?" tanya Kyungsoo. "Yah, aku tahu kau baru saja merayakan ulang tahun, jadi aku juga ingin melakukan sesuatu untukmu," jawab Kai. "Sekarang, aku akan melepaskanmu dari ranjang, jadi jangan macam-macam, mengerti," ujar Kai. "Ya, aku mengerti," jawab Kyungsoo.

Kai melepaskan ikatan tangan Kyungsoo dari tiang ranjang dan kemudian melepaskan ikatan kaki remaja itu. Kai membantu Kyungsoo berdiri. "Sekarang, aku ingin kau meletakkan tanganmu di depan supaya aku bisa mengikatnya," ujar Kai. Kyungsoo melakukan apa yang diperintahkan. Kai mengambil seutas tali dan mengikat tangan Kyungsoo di depan. "Kau mungkin bertanya-tanya mengapa ini perlu dilakukan. Itu karena kau sudah pergi dariku sekali dan itu tidak akan terjadi lagi," beritahu Kai pada tawanannya.

Kai berjalan di belakang Kyungsoo dan mengikat sebuah kain hitam di mata Kyungsoo, menutup mata remaja itu. "Kai, apa yang kau lakukan ?" tanya Kyungsoo. "Maaf temanku, tapi seperti yang kukatakan, aku punya kejutan untukmu. Jangan khawatir, penutup mata itu tidak akan lama," beritahu Kai pada tawanannya. Kai meraih lengan Kyungsoo dan membimbing remaja lelaki itu menuju pintu untuk keluar dari kamar.

Kai menuntun tawanan yang matanya tertutup di lorong dan menuju dapur. Dia mengarahkan Kyungsoo ke meja dan mendudukkannya di kursi. "Oke, apakah kau siap untuk kejutanmu ?" tanya Kai. Kyungsoo hanya menganggukkan kepalanya. Kai membuka penutup mata Kyungsoo. Kyungsoo sedang melihat ke meja dan melihat lilin menyala. "Aku sudah merencanakan sarapan ulang tahun untukmu," ujar Kai.

Kyungsoo memperhatikan spanduk di dinding yang bertuliskan "Selamat Ulang Tahun Kyungsoo". Kyungsoo kemudian memperhatikan pancake yang berada di piring di depannya. "Baiklah, silahkan dimakan temanku," ujar Kai. "Bagaimana aku bisa makan dengan tangan terikat ?" tanya Kyungsoo. "Tanganmu terikat di depan. Aku yakin kau bisa mencari cara," jawab Kai.

"Lihat Kai, kumohon..." Kyungsoo mulai memprotes tapi dihentikan oleh Kai. "Dengar. Aku tidak akan melepaskan tanganmu, jadi berhentilah memohon padaku dan terima saja. Dan jika kau terus memohon, aku hanya akan kembali melakban mulutmu dan kau tidak perlu makan," ujar Kai dengan marah. Kyungsoo hanya menatap Kai dan kemudian mencoba mencari cara menggunakan garpu dengan tangan diikat.

The ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang