The Obsession

Chapter 9 : Penculik Baru

Ketika Kim Irene dan suaminya, Suho berdiskusi tentang kemungkinan menculik Kyungsoo, percakapan mereka terhenti oleh suara ledakan. Kyungsoo dengan segera keluar dari mobil. "Apa itu tadi ?" tanya Kyungsoo. Mereka bertiga melihat asap hitam melaju ke atas menuju langit. "Pasti semacam ledakan," jawab Suho.

Kyungsoo menyadari bahwa ledakan itu mengarah ke tempat pembuangan sampah dimana dia ditawan. "Sepertinya itu adalah area tempat Kai menahanku. Aku hanya berharap dia terbakar," ujar Kyungsoo. "Maaf. Aku tahu seharusnya aku tidak berpikir seperti itu," tambah Kyungsoo. "Kyungsoo, kau tidak perlu merasa sedih karena menginginkan Kai mati. Dia menculikmu dan membunuh ibumu. Kita semua mengerti mengapa kau merasakan itu," ujar Irene.

"Kyungsoo, bagaimana kalau kau kembali ke mobil. Aku dan Suho harus menyelesaikan diskusi dan kemudian kami akan membawamu pulang," ujar Irene. Kyungsoo melakukan apa yang diminta dan kembali ke mobil. "Baiklah, Irene. Pembicaraanmu baru-baru ini dengan remaja itu menunjukkan padaku betapa kau merasa bersalah tentang penculikannya," ujar Suho. "Kau masih ingin menculik Kyungsoo ?" tanya Suho.

"Ya, aku memang merasa tidak enak pada Kyungsoo," jawab Irene. "Tapi seperti yang kukatakan sebelumnya, mereka adalah alasan mengapa Kyungsoo dan kita muncul di tempat yang sama pada waktu yang sama," tambah Irene. "Ya aku tahu. Kau percaya Tuhan mengirim Kyungsoo ke sini karena suatu alasan," balas Suho. "Ya. Itu benar. Tuhan ingin Kyungsoo menjadi putra kita. Dia ingin Kyungsoo menggantikan anak kita yang hilang dalam keguguran," ujar Irene.

"Jadi, Suho sayang, kutanya sekali lagi ? Maukah kau membantuku menculik Kyungsoo ?" tanya Irene. "Ya ampun, aku tidak tahu. Maksudku, penculikan adalah kejahatan serius. Apa yang terjadi jika kita tertangkap ?" tanya Suho. "Kita tidak akan ketahuan kalau kita hati-hati," jawab Irene. "Ayolah, Sayang. Inilah kesempatan kita untuk akhirnya memiliki seorang putra. Putra yang selalu kau inginkan," tambah Irene.

"Baiklah. Jika aku memutuskan untuk menculik Kyungsoo, dan katakan saja aku belum mengatakan iya, tapi jika aku memutuskan untuk menculik anak itu, bagaimana kau berencana untuk mengambil anak itu ?" tanya Suho. "Suho, Kyungsoo sudah di dalam mobil kita," ujar Irene. "Ya. Itu benar. Tapi apa yang terjadi ketika Kyungsoo menyadari bahwa dia tidak dibawa pulang. Dia akan menimbulkan keributan. Itu adalah sesuatu yang tidak kita butuhkan," ujar Suho.

"Oh, aku mengerti maksudmu," jawab Irene. "Melihat kita tidak memiliki persediaan untuk mengikatnya, satu-satunya solusi lain adalah membuatnya pingsan," ujar Suho. "Tapi itu adalah masalah melihat kita tidak memiliki kloroform," tambah Suho. "Maaf. Kurasa aku tidak memikirkan hal ini. Aku kira impianku untuk menjadi seorang ibu sudah berakhir lagi," ujar Irene.

Suho memandangi istrinya dan melihat betapa hancurnya dia. Suho berpikir sebentar. "Baiklah. Aku akan menculik Kyungsoo untukmu," ujar Suho. "Tapi bagaimana ? Kau bahkan mengatakan itu mustahil untuk saat ini," ujar Irene. "Yah, mungkin ada cara lain untuk membuat Kyungsoo pingsan tanpa membiusnya," ujar Suho. "Suho, aku tidak ingin menyakiti Kyungsoo," ujar Irene. "Jangan khawatir. Sebagian besar, ini tidak akan menyakitinya," ujar Suho.

"Suho, bagaimana kau berencana membuat Kyungsoo pingsan ?" tanya Irene. "Ini hanya teknik kecil yang kupelajari dari acara tv," jawab Suho. "Baiklah sayang. Sebelum aku melakukan ini, apakah kau yakin ingin menculik Kyungsoo ?" tanya Suho. Irene berpikir sebentar. Dia mengingat kembali ketika memberitahu Jungkook bahwa dia tidak berminat menculik anaknya. "Ya. Ayo lakukan," jawab Irene.

"Baiklah kalau begitu. Mengapa kau tidak mengeluarkan Kyungsoo dari mobil," ujar Suho sambil dia berjalan ke sisi lain mobil. Irene meminta Kyungsoo keluar dari mobil. "Ada apa ? Kau akan membantuku kan ? Kau akan membawaku pulang ?" tanya Kyungsoo. Sebelum Irene menjawabnya, Suho cepat-cepat membekap tangannya ke mulut Kyungsoo. "Mmmppphhh," hanya itu suara yang bisa dikeluarkan Kyungsoo.