Bab 17

1.2K 63 0
                                    

Aku memang terluka,
Tapi aku berusaha menutupi segalanya.

^^Shakira Azna Mutiara^^
*

*****

Sayup-sayup derap langkah yang tergesa menghampiri Bu Asih yang masih sesegukan. Matanya kian lebar saat melihat Ibu dari temannya sedang menangis sedih.

"Bu, gimana Azna?" tanya Syakila.

Langkah yang tergesa untuk menhampiri ruang inap Azna adalah ia, sosok sahabat satu-satunya mengetahui tentang penyakit kanker Azna.

Ibu Asih menggeleng pelan, ia kembali menangis sesegukan. Bahkan, ia sendiri tidak tahu menahu anaknya sakit apa, hingga terbaring begitu lemah di rumah sakit.

*****

Tubuh yang terbaring lemah itu wajahnya kian pucat, terpacar jelas kesedihan terpatri dari mimik wajah. Matanya mengkerjap, menyesuaikan dengan cahaya lampu yang menyinari tepat di hadapan. Badan serasa pegal semua, seolah akan remuk.

Ia menatap sekeliling yang masih asing baginya. Seseorang itu adalah Azna.

Azna menatap ke kiri lalu ke kanan, ia menemukan kedua orang tua angkatnya yang tersenyum hangat, menunggu kesadaran anak angkat barunya.

"Di rumah sakit ya Bu?" tanya Azna, ia sudah tak merasa asing dengan tempat ini.

Tempat yang berbau obat sangat menyengat, sebagai tempat rumah kedua bagi Azna. Hampir tiap bulan ia mengunjungi kawasan ini.

Seorang dokter pria mendatangi keluarga kecil yang sedang bahagia.

"Wah, Azna udah sadar nih ya," ujarnya riang.

Azna tersenyum simpul, ia mengenal dokter pria muda ini.

"Jangan sering telat jadwal lagi nanti!" peringat sang dokter.

"Enggak ko dok, pasti nggak akan," tutur Azna semangat.

"Saya dokter ya Na, bukan kodok," ujar sang dokter kemudian terkekeh kecil.

"Wkwkwk, dokter ganteng bisa aja," kata Azna tanpa beban. Ia juga menambah embel-embel 'Dokter ganteng' untuk doktet muda nan tampan tersebut.

"Hahaha, iya saya tahu saya ini tampan," jawab dokter.

Beginilah mereka saat bertemu. Azna yang berawalan takut ke tempat ini, sekarang malah sering. bahkan ada beberapa suster juga dokter yang mengenal Azna di sini.

Saat mereka bersatu-Azna dan dokter muda-maka pasti ada saja yang di perbincangkan. Entah masalah serius, dua rius, tiga rius, maupun sepele sekalipun.

"Dokter, ngakunya tampan, tapi kok sampe sekarang belum menikah. Wkwkwk," ungkap Azna tanpa beban.

Bu Asih menepuk pelan bahu Azna, agar gadis ini tidak kelewatan berbicara, supaya tidak menyakiti hati dokter muda ini.

"Nah, makannya cepet sembuh, biar cepet dewasa," kata dokter bernama Arka.

"Apa hubungannya dokter menikah dengan aku yang udah dewasa?" tanya Azna, ia bingunh sendiri.

I'm Fine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang