Bab 20

1.3K 56 0
                                    

Aku bahagia, benar-benar merasa bahagia. Bersamanya membuat hari-hari ku lebih berarti, bersamanya membuatku merasa hidup. Ia menjadikanku seseorang yang di anggap ada.

Aku menganguminya, atau bahkan lebih? Aku sendiri tidak tahu, yang jelas , di dekatnya membuatku melupakan segala masalah yang ada di kehidupanku.

Azna☆♡

****

Sudah satu minggu lebih Azna sekolah, yang artinya ujian telah usai. Semenjak kejadian minggu lalu, saat Anaz menghampiri Azna di kelas karena merasa khawatir pada dirinya. Di situ pula Anaz meminta oleh-oleh pada Azna saat Azna berbohong bahwa ia liburan.

Selama satu minggu ini Azna lebih dekat dengan Anaz, walaupun masih sebatas teman. Namun, rasa pada hati Azna tetap sama seperti awal bertemu dengan pria beriris mata coklat tersebut.

Bukan hanya Azna dan Anaz yang dekat, bahkan teman Azna juga Anaz kini saling sapa menyapa, bercanda gurau. Mereka sering menghabiskan waktu bersama di kantin sekolah.

Baru-baru ini Azna mendapatkan gosip yang sedang buming di sekolah SMA Bina Bangsa, sekolah tercintanya.

Banyak siswa-siswi yang berbisik-bisik, mereka tengah menggosipi hubungan Azna dengan Anaz.

Beberapa orang berpendapat bahwa 'Azna dan Anaz itu berpacaran', ada juga yang berpendapat 'mereka cuma sahabatan'.

Dasar manusia, hidupnya emang selalu memikirkan urusan orang, apa faedahnya jika mereka tahu kehidupan orang lain.

Walaupun diterpa berbagai isu-isu yang menyenangkan dan menyedihkan. Azna dan Anaz tetap dekat.

Banyak yang mengatakan hubungan mereka tidak cocok, tapi tak sedikit pula yang mengatakan mereka berdua pasangan serasi.

Azna, Anaz berjalan paling depan diantara gerombolan, kalau boleh alay, Azna akui ini semacam mereka akan berjalan mengantar pengantin ke singah sananya, tentunya pengantin yang dimaksud adalah dirinya dan Anaz.

Dibelakang ada teman Azna juga Anaz yang sibuk ketawa-ketiwi. Menertawakan kabar tentang hubungan Azna dan Anaz.

"Hey! Kalian!" Teriakan melengking dari arah belakang, membuat beberapa orang yang di depan koridor menoleh ke sumber suara. Termasuk Azna dan Anaz yang langsung menoleh.

"Ada apa Bu?" tanya Anaz, pasalnya guru yang tadi berlari ternyata menghampiri gerombolan mereka.

"Ekhm, Azna Ibu pinjam Anaz bentar boleh ya? Nanti Ibu kembaliin kok. Boleh kan?" tanya Bu guru pada Azna.

Aneh, tentu aneh. Perlunya Anaz, kenapa harus izin sama Azna. Kaya Azna Ibu kandungnya Anaz saja.

"Kok izin sama saya Bu?" Azna menunjuk dirinya sendiri dengan jari telunjuk.

"Kalian kan couple A, Bu guru takutnya kalo Anaz pergi nanti Azna nangis-nagis dikira Anaz selingkuh," jawab Bu guru mantap.

Demi dewi yunani yang gue sendiri nggak tahu wujudnya, seviral apa berita hubungan mereka hingga guru juga tahu.

"Heh? Nangis? Selingkuh?" Azna menautkan alisnya.

Sejak kapan mereka pacaran?

I'm Fine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang