Bab 28

1.3K 58 0
                                        

Izinkan aku berbahagia sebentar lagi,
Sebelum nanti aku pergi untuk selamanya.

Shakira Azna .M.

******

Pukul empat sore, cowok bermata coklat itu melangkah meninggalkan rumah dengan mengenakan motor kesayangannya.

Ia menghentikan motornya di sebuah pedagang bunga, ia ingat betul tempat ini. Tempat dimana ia dengan gadis yang berhasil mengisi hatinya membeli bunga untuk Ummi.

Tatapan cowok tersebut jatuh pada buket bunga yang simpel. Namun, cantik juga harum.

Cowok itu membeli bunga lavender, setelah membayar, ia kembali melaju ke tempat tujuan utamanya.

Rumah sakit, khas sekali dengan bau obat-obatan, banyak manusia berlalu lalang dengan mengenakan jas kebanggan mereka, jas kedokteran.

Anaz melangkah menuju kamar gadis yang ia cintai. Setelah semalam bergulat dengan pikiran akhirnya Anaz kembali ke ruang inap Azna dengan sebuket bunga.

Kriett ....

Pintu terbuka lebar, Anaz langsung dihadapkan dengan gadis manis yang berbaring di ranjang dengan nyamannya.

"Hey, aku datang," sapa Anaz. Walau ia tahu pasti, bahwa tidak akan mendapatkan sambutan dari gadis yang berbaring di ranjang.

"Apa kabar? Aku harap baik."

Anaz menaruh bunga tersebut di atas perut Azna.

"Ini bunga, cantik ya kaya kamu."

Anaz memindahkan bunga tersebut, ia meletakannya di atas nakas.

"Aku ingin kamu kaya dulu lagi."

Anaz memandang wajah Azna penuh harap, pria itu tanpa sadar meneteskan air mata.

"Kata Syakila, kamu sayang sama aku? Betul ya?" tanya Anaz. Anaz memberanikan diri menggenggam tangan Azna. "Aku juga sayang kamu."

Anaz terkekeh sembari mengadahkan kepala, tangannya bergerak mengusap air mata yang menggenang di pelupuk.

"Ck, cengeng banget ya aku, di depan kamu Masa aku nangis," kata Anaz.

Anaz begitu asik mengajak Azna mengobrol, walau tidak ada yang menyahuti obrolannya. Ia sama sekali tidak peduli, baginya melihat wajah Azna sudah cukup untuk sekarang.

Pria itu duduk di samping ranjang, menikmati kebersamaanya dengan gadisnya.

"Aku tahu, aku ini pengecut. Aku nggak gentle. selama ini aku lebih memendam perasaanku dari pada ngungkapinnya."

"Aku ini bodoh."

"Pengecut."

"Nggak pantas buat kamu."

Anaz terus merutuki kebodohannya, ia sungguh menyesal karena tidak pernah mengungkapkan rasa yang ada untuk Azna.

Sekarang, cowok itu harus menatap kasihan dan juga penuh harap pada gadis yang ia cintai agar dapat bertahan.

I'm Fine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang