Bab 5

1.6K 79 0
                                    


****
Terkadang sendiri  itu lebih baik.
Karena sendiri itu menyenangkan juga menenangkan
~Shakira Azna Mutiara~

****

Ada orang yang jalan hidupnya lurus, tidak belak-belok. Mungkin itu yang namanya easy life, tetapi kadang, orang yang seberuntung itu justru merasa bosan dengan kehidupan yang monoton. Namun, jika mereka keluar dari kehidupan yang monoton justru kadang mereka merindukan masa-masa itu, dan itu Azna.

#

flashback_on

Dulu Azna kecil sangat ceria. Hari-harinya di lalui dengan kedua orang tuanya. Mulai dari membuka mata hingga menutup mata, kedua orang tuanya lah yang ia pertama lihat. Pagi hari ibunya selalu membangunkannya seolah menjadi kewajiban bagi ibunya untuk membangunkan Azna.

"Sayang, Azna ayo bangun," ucap ibunya kala membangunkan Azna. Azna hanya menggeliat.

Ibunya tak kehabisan akal untuk membangunkan putri kecilnya. Ibu Azna menciumi seluruh wajah kantuk Azna tanpa henti hingga Azna merasa geli.

"Bun, geli... iya ini Azna udah bangun bun,"kata Azna menghentikan gerakan ibunya untuk kembali menciumi.

Selesai mandi Azna sudah mendapati baju yang akan dia kenakan hari ini, baju yang di ambil dari lemarinya, baju yang di ambil ibunya.

Azna tak pernah menyisir rambut, hal itu selalu di kerjakan ibunya suka rela, bahkan kadang ibunya turut serta memuji Azna agar dia merasa senang.

"Anak bunda cantik bener, mau kemana nih?"goda Kirana, ibu Azna.

Sarapan pagipun selalu dimeja makan dengan anggota keluarga lengkap,di meja makan sana, ayah Azna selalu memimpin doa. Setelah itu ibunya dan kedua ayahnya berlomba-lomba memberikan Azna nasi serta lauk pauk.

#flashback_off

Sepanjang hari Azna dan keluarganya selalu seperti itu, tapi itu dulu. Sekarang hanya tinggal kenangan. Kehidupan seperti itu terlihat Membosankan memang. Namun, justru itu yang sekarang Azna rindukan. Rindu pelukan ibu, perhatiannya, juga sayangnya pada Azna.

Rindu ayahnya yang selalu penuh akan kasih sayang, yang mengajaknya bermain kapan pun, selalu menyempatkan waktu luangnya untuk anak semata wayangnya ini.

"Gue capek, capek pura-pura bahagia." nada suara Azna melemah.

Kini ia sedang di kelas seorang diri, ia baru kembali dari UKS saat jam setengah sepuluh, di mana setengah jam lagi istirahat. Namun, karena ketidakhadiran guru membuat semuanya berhambur keluar, ada yang di perpustakaan, ada yang main ke kelas sebelah, dominan mereka ke kantin.

Ia sempat bertanya di aplikasi berwarna hijau dengan icon telepon yang didalamnya teradapat grup khusus anak kelas XI MIPA 3

Gue lagi ngantin
Begitulah balasan salah satu teman kelas Azna.

Azna bukanya malu untuk berjalan sendirian kekantin, mengingat teman sekelasnya meminta ia untuk datang ke kantin saat ia merajuk dengan alasan 'dirinya sendirian di kelas'.
tapi bukanya beranjak dari tempat duduk, ia malah setia terpatri di atas kursi kayu sambil mengingat masa lalunya yang menyenangkan.

I'm Fine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang